Kamis, 25 Juni 2009

Untuk Istriku, Terima Kasih

Dari sebuah ucapan terima kasih akan datang sebuah penghargaan. Dengan berterima kasih kepada seseorang kita sedang memberikan penghargaan kepada orang itu. Dalam kehidupan berumah tangga pun penghargaan perlu diberikan kepada pasangan kita. Sayangnya kita jarang berterima kasih kepada pasangan kita dengan anggapan bahwa apa yang pasangan kita lakukan memang hal yang wajar untuk dilakukan. Akibatnya penghargaan terhadap pasangan itu sering memudar atau bahkan sirna.
--

Hampir empat puluh tahun kita hidup bersama. Sudah begitu banyak manis, asam, dan asin (termasuk di dalamnya pahit, pedas, dan semua rasa yang bisa dikecap lidah) yang kita rasakan dalam hidup ini. Kita senantiasa bersama berjalan bergandengan tangan "menikmati" hidup ini.

Sejak kita hidup bersama, sudah begitu banyak yang kamu berikan kepadaku. Ada sekian banyak pengorbanan yang kamu lakukan untukku. Kamu sering mengalah demi kenyamanan dan dan kebahagiaanku. Kamu bersedia bahagia asalkan diriku sakit. Aduh, terbalik. Maksudku, kamu bersedia sakit asalkan diriku bahagia.

Sayangnya setelah semua yang kamu lakukan itu, sepertinya aku sering lupa menunjukan rasa terima kasihku kepadamu. Akibatnya aku sering lupa menunjukan penghargaanku atas semua yang kamu lakukan untukku. Jadi kali ini -semoga bukan sekali seumur hidup- aku ingin ucapkan "Terima Kasih".

Terima kasih atas kesediaanmu menerima lamaranku. Dengan begitu aku tidak perlu mengeluarkan uang dan berlaku musyrik (baca: pergi ke dukun) untuk meminang kamu menjadi istriku.

Terima kasih atas kesediaanmu hidup sederhana di tahun-tahun pertama pernikahan kita (dan seterusnya sampai saat ini). Aku sadar hidupmu bisa jauh melebihi cukup seandainya kamu tidak menikah denganku.

Terima kasih atas kesediaanmu merelakanku mencoba bekerja bebas. Aku tahu ini adalah faktor yang sangat signifikan sekali -sengaja dibesar-besarkan- dalam konteks hidup sederhana di atas. Jadi ucapan terima kasih ini seharusnya memperkuat ucapan terima kasih di atas. Sepertinya tulisanku mulai ngawur.

Aku ... LANJUTKAN!

Terima kasih atas kesediaanmu menyikapi berbagai suasana hati negatif yang sering aku keluarkan. Aku tahu hal itu menyakitkan. Aku minta maaf atas rasa sakit yang kamu rasakan itu. Semoga saja frekuensi kemunculan hal-hal negatif itu bisa senantiasa aku redam.

Terima kasih atas kesediaanmu membawa kedua anak kita di dalam rahimmu sebelum mereka siap lahir ke dunia ini. Walaupun hari-harimu menjadi seperti orang yang banyak hutang, melelahkan, sulit bekerja, tidur tak lelap, makan tak sedap, kamu tetap memberikan kasih sayangmu secara maksimal kepada mereka.

Terima kasih atas kesediaanmu menjaga program ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif untuk kedua anak kita di awal kehidupan mereka. Kamu rela harus membawa perasan ASI dan sejumlah botol bersih ke mana pun kamu berada. Kamu rela harus repot mencari ruangan tertutup -yang seringkali sangat sulit ditemukan di tempat kerjamu- agar kedua anak kita bisa minum ASI.

Masih banyak hal lain yang sebenarnya ingin aku sampaikan, tapi terus terang aku lupa. Memang ada beberapa yang aku ingat, tapi aku masih kesulitan memilih kata-kata yang tepat. Semoga kamu mengerti bahwa enam ucapan terima kasih di atas dimaksudkan untuk mewakili rasa terima kasih di setiap hari yang aku lewati bersamamu.

Itu saja yang bisa aku sampaikan untuk saat ini. Semoga aku bisa menjaga rasa terima kasihku kepadamu sehingga aku bisa senantiasa menghargai setiap hal kecil -baik kecil maupun kecil sekali- dan setiap hal besar yang kamu lakukan untukku.

--
D: Amir Syafrudin.
U: Para Pembaca.
D/U: Tolong jangan bajak tulisan ini.

8 komentar:

  1. "Aku ... LANJUTKAN!"

    epic. (LOL)

    ~nice
    ~btw, udah diomongin ke ybs belum? =D

    BalasHapus
  2. Glad to help you brighten your day with a LOL. Regarding your question, the above was initially forwarded to my wife before going public. :)

    BalasHapus
  3. LANJUTKAN untuk disampaikan yBS

    BalasHapus
  4. Wah, plesetannya semakin diplesetkan. :)

    BalasHapus
  5. ucapan terimakasih adalah perwujudan dari rasa kasih sayang kepada istri tercinta. menyayangi istri merupakan kunci pembuka pintu rizki dan ridho ilahi.
    Salam kenal

    BalasHapus
  6. Salam kenal juga. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.

    BalasHapus