Bersyukur di saat kita mendapat nikmat itu memang mudah, tapi hakikat bersyukur yang saya maksud adalah bersyukur di setiap kondisi. Hal ini termasuk bersyukur di saat kita mendapat musibah, baik kecil maupun besar. Saya yakin bahwa setiap orang akan mengalami kesulitan untuk tetap memuji Allah SWT di saat kita menerima musibah.
Tingkat kesulitan bersyukur itu semakin tinggi akibat sifat kita yang mudah mengeluh. Saat kita sedang menghadapi masalah, keluhan lebih mudah keluar ketimbang ucapan syukur. Kadang dalam kondisi hidup yang buruk, pikiran untuk bersyukur justru tidak datang sama sekali.
Tidak perlu heran bila orang-orang yang senantiasa bersyukur itu lebih mulia di hadapan Allah. Saya rasa kemuliaan itu adalah predikat yang layak diterima oleh orang-orang yang senantiasa memuji Allah SWT. Sangat jauh berbeda dengan kita yang lebih sering mewarnai hidup kita dengan keluhan atau bahkan makian.
Perlu kita ingat bahwa Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang melebihi kesanggupan kita [1] karena Allah itu Maha Penyayang. Sulit dibayangkan Allah yang menyayangi kita itu akan mempersulit hidup kita. Kalau pun memang ada sebuah masalah yang tidak bisa kita atasi, itu hanya berarti bahwa kita gagal menghadapi ujiannya. Dari kegagalan itu kita masih bisa mengambil pelajaran untuk bersiap menghadapi ujian berikutnya. Bila kita berhasil menghadapi ujiannya, maka kita sudah berhasil meraih kemuliaan yang lebih tinggi. Dan dengan kemuliaan yang lebih tinggi, kita harus siap menghadapi ujian yang lebih berat. Baik gagal maupun berhasil, kita bisa senantiasa bersyukur.
Musibah hanya akan berubah bentuk dari ujian menjadi peringatan bila musibah itu datang akibat perbuatan dosa kita. Musibah seperti ini datang untuk membantu kita kembali ke jalan hidup yang Allah ridhai. Kita patut mensyukuri datangnya peringatan ini walaupun kita harus kehilangan banyak hal. Ini pertanda bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk bertaubat dan introspeksi diri.
Justru yang mengkhawatirkan adalah saat peringatan itu tidak lagi datang. Ini justru menandakan bahwa jalan hidup kita sudah melenceng terlalu jauh dan kita sudah terlalu cuek untuk melihat rambu-rambu yang ada. Dalam kondisi ini bukan tidak mungkin hidup kita akan penuh dengan kenikmatan dunia. Sayangnya kenikmatan dunia seperti ini hanya menunda datangnya siksa Allah yang pedih; entah di dunia, alam kubur, atau di neraka kelak.
Terlepas dari ujian dan peringatan, kita masih tetap bisa bersyukur. Saat kita mengeluh karena sering kehujanan saat mengendarai motor, ada orang yang kehilangan motornya. Saat kita mengeluhkan sulitnya mengelola pemasukan dan pengeluaran kita, ada orang yang harus dirawat di rumah sakit. Saat kita mengeluhkan sulitnya hidup kita, ada orang yang kehilangan nyawanya.
Saat kita mengeluh, ada nikmat yang kita lupakan. Saat kita mengeluh karena sering kehujanan, kita lupa bersyukur bahwa kita masih diberi nikmat sehat. Saat kita kesulitan mengelola pemasukan dan pengeluaran, kita lupa bersyukur bahwa kita masih memiliki pemasukan. Saat kita mengeluhkan hidup kita, kita lupa bersyukur bahwa kita masih hidup.
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari paparan di atas agar kita bisa senantiasa bersyukur, yaitu:
- Bahwasanya setiap masalah yang kita hadapi adalah ujian.
- Bahwasanya setiap musibah yang kita hadapi adalah peringatan.
- Bahwasanya masih banyak orang lain yang nasibnya lebih buruk dari kita.
- Bahwasanya masih banyak nikmat yang patut kita syukuri.
--
[1] Al Quran Surat Al-Baqarah Ayat 286.