Alhamdulillaahirabbil'aalamiin.
Minggu, 19 Mei 2013, merupakan hari yang berbahagia bagi saya karena saya secara resmi diterima sebagai penerima beasiswa MTI GCIO. Apa itu program beasiswa MTI GCIO? MTI GCIO adalah singkatan dari Magister Teknologi Informasi Government Chief Information Officer. MTI GCIO merupakan program beasiswa yang dikelola oleh kementerian yang, saat tulisan ini dibuat, dipimpin oleh seorang pria yang gemar berpantun, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Program MTI GCIO ini bekerja sama dengan universitas-universitas dalam negeri, salah satunya adalah Universitas Indonesia (UI). Berhubung istri dan anak-anak saya ada di Jakarta, maka pilihan saya otomatis jatuh ke UI. Cerita lebih lengkap mengenai ujian masuk yang harus saya ikuti di UI dapat dibaca di tulisan saya sebelumnya, Pengalaman Mengikuti Ujian Masuk S2 UI. Singkat kata, uang pendaftaran yang harus keluar dari kantong sendiri pun tidak terbuang percuma. Alhamdulillaah.
Istri saya pun turut senang mendengar kabar gembira ini, walaupun harus menerima kenyataan pahit bahwa tunjangan bulanan saya akan dipotong selama saya menjalani tugas belajar. Jadi statusnya "tugas belajar"? Ya, betul. To my surprise, proses pengurusan ijin untuk meneruskan kuliah S2 di instansi saya ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Terus terang saja, tahun-tahun sebelumnya saya tetap setia menunggu tawaran beasiswa lewat Bagian Kepegawaian internal karena kabarnya pengurusan ijin kuliah S2 untuk beasiswa dari instansi eksternal akan sulit. Ternyata saat saya coba, pihak-pihak yang terkait justru terkesan suportif (tidak menghalang-halangi). Yeay!
Yang sempat membuat saya heran adalah ternyata tidak ada seleksi wawancara. Sebelumnya saya pikir saya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi sesi wawancara oleh pihak Kemkominfo, ternyata hasil seleksi ujian masuk UI sudah cukup untuk mengijinkan saya (dan 12 orang lainnya) menerima beasiswa MTI GCIO ini. Jadi total penerima beasiswanya hanya 13 orang? Belum tentu, karena masih ada kesempatan untuk mengikuti program beasiswa ini melalui seleksi ujian masuk gelombang ke-2. Ada yang berminat?
Kalau proses selanjutnya lancar, mulai September 2013 saya akan kembali menjadi mahasiswa. Kalau melihat jadwal jam kuliah yang terbilang longgar, sepertinya saya akan memiliki banyak waktu untuk menjadi stay-at-home dad untuk membantu istri mengurus Yelena yang insya Allah akan lahir di akhir Juni/awal Juli nanti. Satu hal yang pasti, sepertinya saya pun perlu memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan sampingan demi menambal kebocoran finansial akibat potongan tunjangan tugas belajar ini.
Tentu saja semua itu masih sebatas rencana. Pada kenyataannya, saya masih harus mengurus dokumen-dokumen yang dipersyaratkan setelah pengumuman kelulusan ini. Saya berdoa semoga semuanya tetap berjalan lancar hingga saya lulus S2 nanti. Semoga saja setiap masalah yang muncul dapat saya selesaikan dengan baik hingga akhir kuliah S2 nanti. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.