Judul asli:
Minggu IV di Canberra: ATO, Parliament House, dll
--
Sudah 4 minggu saya bermukim di Canberra, tapi saya belum pernah benar-benar menceritakan dalam rangka apa saya ada di sini. Ada yang sebegitu penasaran mengenai hal tersebut sampai rela bertanya dan meladeni
ngeles-nya saya di Twitter. Terus terang, saya pun akan penasaran saat mengetahui bahwa saya tiba-tiba terbang dan bermukim di Canberra karena saya memang bukan tipe orang yang suka bepergian. Saya butuh alasan yang kuat untuk pergi keluar kota, apalagi keluar negeri. Dan alasan yang kuat untuk bermukin di Canberra adalah pe-ker-ja-an.
Salah satu bentuk hubungan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan
Australian Taxation Office (ATO) yang baru saja dibentuk adalah program
secondment. Menurut Google Translate,
secondment dapat diartikan "penugasan", "penempatan", atau "diperbantukan". Saya termasuk salah satu pegawai DJP yang ikut serta dalam program
secondment tersebut. Jadi, dapat dikatakan bahwa saat ini saya sedang diperbantukan di ATO. Sebagai apa? Sebagai kuli kode. Mengerjakan apa? Migrasi sebuah aplikasi agar mendukung teknologi terbaru. Aplikasi dan teknologi apa? Rahasia.
Saya tidak mungkin berbagi informasi terkait pekerjaan saya di ATO, tapi saya bisa berbagi sedikit tentang suasana kerja di sini. Satu hal yang paling menonjol di ATO adalah waktu kerja yang fleksibel. Durasi kerja per hari adalah 7 jam 21 menit. Kami memiliki keleluasaaan untuk datang dan pergi selama kantor dibuka, yaitu antara jam 7 pagi dan jam 7 malam, asalkan kami mampu memenuhi durasi kerja per hari tersebut. Saya memilih jam kerja yang konsisten dari pukul 08:10 hingga 16:30 (durasi kerja 7 jam 20 menit dikurangi waktu istirahat 1 jam). Cukup menyenangkan bukan?
Ruangan kerja di kantor ATO tempat saya bekerja terbilang nyaman. Salah satu alasannya karena
cubicle para pegawai benar-benar lengang sehingga privasi lebih terjaga dan ruang gerak pun lebih luas.
Break room yang disediakan untuk pegawai pun
fully-furnished dengan
microwave,
toaster,
coffee maker,
refrigerator, dan
vending machine. Pemandangan ke luar
break room pun menarik. Berhubung gedung kantor tempat saya bekerja ada di tengah kota Canberra dan posisinya melintang dari utara ke selatan, pemandangan di luar jendela
break room dihiasi dengan
Black Mountain (di
break room sisi timur) atau
Mount Ainslie (di
break room sisi barat). Silakan dilihat foto-fotonya di bawah ini.
|
Mount Ainslie (diambil dari break room sisi barat) |
|
Black Mountain (diambil dari break room sisi timur) |
|
(Di balik kaca) Ruang Printer dan Mesin Fotokopi |
|
Fully Furnished Break Room |
|
Break Room |
|
My Cubicle |
|
(Satu-satunya) Prayer Room |
Prayer Room yang disediakan untuk para pegawai muslim tidak jauh berbeda dengan musola yang banyak ditemukan di gedung-gedung kantor dan pusat perbelanjaan di Jakarta. Akan tetapi,
prayer room ini cukup terawat sehingga jauh dari kesan kotor dan sumpek. Fungsinya lebih cenderung seperti masjid karena di ruangan itu para pegawai muslim "janjian" untuk melaksanakan shalat berjamaah di awal waktu; bukan sekedar tempat shalat kelas dua yang digunakan saat tidak sempat ke masjid. Adzan pun turut dikumandangkan di
prayer room ini.
Secara keseluruhan, bekerja di ATO melalui program
secondment cukup menyenangkan. Tentu saja ada faktor-faktor lain selain ruangan kerja dan fleksibilitas jam kerja yang membuat hal tersebut menyenangkan, tapi saya tidak mungkin menceritakannya di sini. Sebagian tidak bisa saya ceritakan, sebagian lainnya tidak pantas pula saya ceritakan.
Lalu bagaimana dengan acara akhir pekan kali ini?
Akhir pekan kali ini terbilang padat karya. Sabtu siang, salah seorang pegawai ATO bernama Hari berkenan menemani (baca: mengantar menggunakan mobilnya untuk menemani) saya dan rekan-rekan saya untuk berkeliling kota Canberra. Ada 3 tempat yang kami kunjungi bersama Hari, yaitu Parliament House, National Museum, dan Mount Ainslie. Masing-masing tempat wisata itu memiliki daya tarik tersendiri.
Dengan mendatangi Parliament House, kita bisa membayangkan perkembangan pemerintahan di Canberra dan apa saja yang mereka hasilkan. Ada banyak hal yang dipamerkan di Parliament House, tapi hal yang paling menarik bagi saya adalah
Apology to Australia's Indigenous Peoples (Kenapa ada "s" setelah "people" ya?), yaitu sebuah permintaan maaf resmi dari parlemen Australia (yang mewakili seluruh Australia) kepada penduduk asli Australia (Aborigin).
|
Apology to Australia's Indigenous Peoples |
Bagian lain dari Parliament House yang juga menarik adalah bagian atap. Saya tidak menyangka bahwa bagian atap gedung itu dihiasi oleh rerumputan sehingga terlihat menyatu dengan pemandangan kota Canberra. Menurut penjelasan Hari, kondisi tersebut dirancang untuk menegaskan bahwa para anggota parlemen (yang ada di dalam gedung) berada di bawah masyarakat Canberra (dan warga negara Australia secara keseluruhan). Posisi "di bawah" itu menunjukkan tugas para anggota parlemen, yaitu menopang kehidupan seluruh warga negara Australia.
|
Pemandangan dari Atap Parliament House |
Lokasi berikutnya adalah National Museum. Kalau kita mau melihat berbagai hal menarik di Australia, di sini tempatnya. National Museum menampilkan berbagai hal unik yang ada di Australia mulai dari entah kapan di masa lampau. Tempat ini juga memiliki 2 bagian yang menarik untuk anak-anak, yaitu Kspace dan area bermain yang tidak saya ingat namanya.
|
Area Bermain (yang tidak saya ingat namanya) |
|
Kspace |
Bagaimana dengan Mount Ainslie? Kami tiba di sana sekitar pukul 6 sore dan hari sudah mulai gelap. Jadi kami bisa melihat kota Canberra yang bercahaya di malam hari. Pemandangannya tentu saja indah. Sayangnya hanya itu saja yang menarik dari Mount Ainslie malam itu. Mungkin kalau kami datang lebih siang, kami masih sempat menjelajahi gunung tersebut dan bertemu dengan kangguru.
|
Canberra dari Puncak Mount Ainslie |
|
Beacon di Puncak Mount Ainslie |
Setelah Mount Ainslie, Hari mengantar kami kembali ke apartemen. Pengalaman yang menyenangkan di hari Sabtu tanpa harus sibuk mencari jadwal dan rute bus. Selesai? Belum. Keesokan harinya (Minggu), saya bersama keluarga saya (ya, ganti tim) menyempatkan diri mengunjungi Cockington Green Gardens. Cockington Green Gardens pada dasarnya "hanya" sebuah taman yang berisi miniatur bangunan-bangunan megah dari berbagai kota dan negara. Daya tarik utamanya adalah kereta mini yang dapat ditumpangi pengunjung untuk berkeliling di dalam taman tersebut. Sayangnya kami kurang beruntung karena kereta mini itu justru sedang tidak beroperasi saat kami berkunjung.
|
Cockington Green Gardens Official Car? |
|
Miniatur Candi Borobudur |
Sekian.
Foto-foto lainnya, seperti biasa, dapat dilihat di sini:
https://goo.gl/photos/AB7nnRW6Fbkpeav98