I have a bad habit of migrating from one blog to another. Although I tend to call it migration, it's more like deleting the old one and creating a new one. Thus if you take a quick peek on my blog archive, you'll notice that my first post was back in June 2008 -around a year ago.
I've "migrated" so many times that I've lost count. The only address I remember was sikluskehidupan.blogspot.com -the blog I'm using before this one. The only reason I remember that blog was because I'm still using it as my blog aggregator.
When I started this blog, sikluskehidupan was not yet deleted. I've kept some drafts in it because I'm planning to re-post them in this blog. When I decided to create more blogs, I decided to have sikluskehidupan acting as my personal aggregator.
Even though that, the aggregator was nothing like a typical aggregator. I actually made a summary of every published post from all my blogs, i.e. asyafrudin.blogspot.com, islam-awam.blogspot.com, bagaimana-cara.blogspot.com, and bicarapajak.blogspot.com, and publish that summary in sikluskehidupan. Lame, huh? :)
Nevertheless, it served the purpose as an entry point to all my blogs. Whenever I wanted to submit my blogs to any public (and obviously relevant) aggregator out there, I simply submit sikluskehidupan.
I guess that's enough story from the past. Currently I wanted to congratulate myself for keeping asyafrudin alive for one year. To tell you the truth, I nearly migrated again. Fortunately I came to a conclusion that the effort for such migrations was just too much -and of course not really worth it.
Hopefully this blog will continue to live without going through another migration. I even planned to integrate all my other blogs to asyafrudin and have sikluskehidupan removed once and for all. Well that's all in the future so I don't really have to write about it now.
So it should be happy anniversary for asyafrudin. Hopefully new and useful posts will be published through this blog in the future as I aspire to be a useful person myself. Be on the look out for new posts, or maybe not. It's up to you. :D
Happy birthday asyafrudin!
Selasa, 30 Juni 2009
Kamis, 25 Juni 2009
Untuk Istriku, Terima Kasih
Dari sebuah ucapan terima kasih akan datang sebuah penghargaan. Dengan berterima kasih kepada seseorang kita sedang memberikan penghargaan kepada orang itu. Dalam kehidupan berumah tangga pun penghargaan perlu diberikan kepada pasangan kita. Sayangnya kita jarang berterima kasih kepada pasangan kita dengan anggapan bahwa apa yang pasangan kita lakukan memang hal yang wajar untuk dilakukan. Akibatnya penghargaan terhadap pasangan itu sering memudar atau bahkan sirna.
--
Hampir empat puluh tahun kita hidup bersama. Sudah begitu banyak manis, asam, dan asin (termasuk di dalamnya pahit, pedas, dan semua rasa yang bisa dikecap lidah) yang kita rasakan dalam hidup ini. Kita senantiasa bersama berjalan bergandengan tangan "menikmati" hidup ini.
Sejak kita hidup bersama, sudah begitu banyak yang kamu berikan kepadaku. Ada sekian banyak pengorbanan yang kamu lakukan untukku. Kamu sering mengalah demi kenyamanan dan dan kebahagiaanku. Kamu bersedia bahagia asalkan diriku sakit. Aduh, terbalik. Maksudku, kamu bersedia sakit asalkan diriku bahagia.
Sayangnya setelah semua yang kamu lakukan itu, sepertinya aku sering lupa menunjukan rasa terima kasihku kepadamu. Akibatnya aku sering lupa menunjukan penghargaanku atas semua yang kamu lakukan untukku. Jadi kali ini -semoga bukan sekali seumur hidup- aku ingin ucapkan "Terima Kasih".
Terima kasih atas kesediaanmu menerima lamaranku. Dengan begitu aku tidak perlu mengeluarkan uang dan berlaku musyrik (baca: pergi ke dukun) untuk meminang kamu menjadi istriku.
Terima kasih atas kesediaanmu hidup sederhana di tahun-tahun pertama pernikahan kita (dan seterusnya sampai saat ini). Aku sadar hidupmu bisa jauh melebihi cukup seandainya kamu tidak menikah denganku.
Terima kasih atas kesediaanmu merelakanku mencoba bekerja bebas. Aku tahu ini adalah faktor yang sangat signifikan sekali -sengaja dibesar-besarkan- dalam konteks hidup sederhana di atas. Jadi ucapan terima kasih ini seharusnya memperkuat ucapan terima kasih di atas. Sepertinya tulisanku mulai ngawur.
Aku ... LANJUTKAN!
Terima kasih atas kesediaanmu menyikapi berbagai suasana hati negatif yang sering aku keluarkan. Aku tahu hal itu menyakitkan. Aku minta maaf atas rasa sakit yang kamu rasakan itu. Semoga saja frekuensi kemunculan hal-hal negatif itu bisa senantiasa aku redam.
Terima kasih atas kesediaanmu membawa kedua anak kita di dalam rahimmu sebelum mereka siap lahir ke dunia ini. Walaupun hari-harimu menjadi seperti orang yang banyak hutang, melelahkan, sulit bekerja, tidur tak lelap, makan tak sedap, kamu tetap memberikan kasih sayangmu secara maksimal kepada mereka.
Terima kasih atas kesediaanmu menjaga program ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif untuk kedua anak kita di awal kehidupan mereka. Kamu rela harus membawa perasan ASI dan sejumlah botol bersih ke mana pun kamu berada. Kamu rela harus repot mencari ruangan tertutup -yang seringkali sangat sulit ditemukan di tempat kerjamu- agar kedua anak kita bisa minum ASI.
Masih banyak hal lain yang sebenarnya ingin aku sampaikan, tapi terus terang aku lupa. Memang ada beberapa yang aku ingat, tapi aku masih kesulitan memilih kata-kata yang tepat. Semoga kamu mengerti bahwa enam ucapan terima kasih di atas dimaksudkan untuk mewakili rasa terima kasih di setiap hari yang aku lewati bersamamu.
Itu saja yang bisa aku sampaikan untuk saat ini. Semoga aku bisa menjaga rasa terima kasihku kepadamu sehingga aku bisa senantiasa menghargai setiap hal kecil -baik kecil maupun kecil sekali- dan setiap hal besar yang kamu lakukan untukku.
--
D: Amir Syafrudin.
U: Para Pembaca.
D/U: Tolong jangan bajak tulisan ini.
--
Hampir empat puluh tahun kita hidup bersama. Sudah begitu banyak manis, asam, dan asin (termasuk di dalamnya pahit, pedas, dan semua rasa yang bisa dikecap lidah) yang kita rasakan dalam hidup ini. Kita senantiasa bersama berjalan bergandengan tangan "menikmati" hidup ini.
Sejak kita hidup bersama, sudah begitu banyak yang kamu berikan kepadaku. Ada sekian banyak pengorbanan yang kamu lakukan untukku. Kamu sering mengalah demi kenyamanan dan dan kebahagiaanku. Kamu bersedia bahagia asalkan diriku sakit. Aduh, terbalik. Maksudku, kamu bersedia sakit asalkan diriku bahagia.
Sayangnya setelah semua yang kamu lakukan itu, sepertinya aku sering lupa menunjukan rasa terima kasihku kepadamu. Akibatnya aku sering lupa menunjukan penghargaanku atas semua yang kamu lakukan untukku. Jadi kali ini -semoga bukan sekali seumur hidup- aku ingin ucapkan "Terima Kasih".
Terima kasih atas kesediaanmu menerima lamaranku. Dengan begitu aku tidak perlu mengeluarkan uang dan berlaku musyrik (baca: pergi ke dukun) untuk meminang kamu menjadi istriku.
Terima kasih atas kesediaanmu hidup sederhana di tahun-tahun pertama pernikahan kita (dan seterusnya sampai saat ini). Aku sadar hidupmu bisa jauh melebihi cukup seandainya kamu tidak menikah denganku.
Terima kasih atas kesediaanmu merelakanku mencoba bekerja bebas. Aku tahu ini adalah faktor yang sangat signifikan sekali -sengaja dibesar-besarkan- dalam konteks hidup sederhana di atas. Jadi ucapan terima kasih ini seharusnya memperkuat ucapan terima kasih di atas. Sepertinya tulisanku mulai ngawur.
Aku ... LANJUTKAN!
Terima kasih atas kesediaanmu menyikapi berbagai suasana hati negatif yang sering aku keluarkan. Aku tahu hal itu menyakitkan. Aku minta maaf atas rasa sakit yang kamu rasakan itu. Semoga saja frekuensi kemunculan hal-hal negatif itu bisa senantiasa aku redam.
Terima kasih atas kesediaanmu membawa kedua anak kita di dalam rahimmu sebelum mereka siap lahir ke dunia ini. Walaupun hari-harimu menjadi seperti orang yang banyak hutang, melelahkan, sulit bekerja, tidur tak lelap, makan tak sedap, kamu tetap memberikan kasih sayangmu secara maksimal kepada mereka.
Terima kasih atas kesediaanmu menjaga program ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif untuk kedua anak kita di awal kehidupan mereka. Kamu rela harus membawa perasan ASI dan sejumlah botol bersih ke mana pun kamu berada. Kamu rela harus repot mencari ruangan tertutup -yang seringkali sangat sulit ditemukan di tempat kerjamu- agar kedua anak kita bisa minum ASI.
Masih banyak hal lain yang sebenarnya ingin aku sampaikan, tapi terus terang aku lupa. Memang ada beberapa yang aku ingat, tapi aku masih kesulitan memilih kata-kata yang tepat. Semoga kamu mengerti bahwa enam ucapan terima kasih di atas dimaksudkan untuk mewakili rasa terima kasih di setiap hari yang aku lewati bersamamu.
Itu saja yang bisa aku sampaikan untuk saat ini. Semoga aku bisa menjaga rasa terima kasihku kepadamu sehingga aku bisa senantiasa menghargai setiap hal kecil -baik kecil maupun kecil sekali- dan setiap hal besar yang kamu lakukan untukku.
--
D: Amir Syafrudin.
U: Para Pembaca.
D/U: Tolong jangan bajak tulisan ini.
Senin, 15 Juni 2009
Benarkah Joko Susilo Bukan Penipu?
Joko Susilo bukan penipu. Joko Susilo tidak mengeksploitasi kelalaian orang. Joko Susilo tidak menggembar-gemborkan rahasia bisnis Internet yang palsu. Joko Susilo benar-benar mendapatkan penghasilan 70 juta Rupiah per bulan.
Sebagian orang boleh bilang begitu, tapi sebagian orang lain berpendapat sebaliknya.
Joko Susilo ADALAH penipu. Joko Susilo mengeksploitasi kelalaian orang yang ingin mendapatkan uang dengan cepat. Joko Susilo hanya bisa bicara padahal isi rahasia bisnis Internet miliknya bodong. Joko Susilo belum tentu mendapatkan penghasilan 70 juta Rupiah per bulan.
Pro-kontra itu ada dan sepertinya masih ada sampai saat tulisan ini saya buat.
Bagaimana dengan Anda?
Sebelum saya membicarakan masalah tipu tidak tipu ini lebih lanjut, saya perlu tegaskan bahwa penipuan itu pada dasarnya bersifat subjektif. Kenapa? Kasus penipuan hanya ada kalau ada korban yang merasa dirinya tertipu. Kalau tidak ada korban yang merasa tertipu maka tuduhan penipuan pun menjadi tidak terbukti.
Saya bukan pelanggan formula bisnis Joko Susilo. Itu artinya saya juga sudah pasti bukan termasuk salah satu korban penipuan Joko Susilo. Walaupun begitu tidak sedikit yang merasa dirinya ditipu oleh formula bisnis SMUO (Sistem Mesin Uang Otomatis). Saya tidak akan kutip komentar-komentar tersebut di sini. Kalau memang ada yang berminat melihat komentar-komentar tersebut, silakan Googling dengan kata kunci berikut:
Saya akan kembali ke topik. Kenapa judul tulisan ini "Joko Susilo Bukan Penipu"? Alasannya sederhana; saya tidak pernah merasa ditipu oleh Joko Susilo. Tapi alasan utamanya adalah untuk menarik perhatian pembaca sehingga berkenan mengunjungi blog saya.
Sekarang saya akan benar-benar kembali ke topik. Alasan saya menyatakan bahwa Joko Susilo bukan penipu adalah agar saya dapat melihat permasalahan penipuan ini tanpa emosi yang berlebihan. Kalau saya sudah terlanjur kesal, paparan saya di bawah ini akan semakin subjektif.
Mari kita cermati bersama-sama apakah Joko Susilo itu penipu atau bukan.
Saya menyempatkan diri mengunjungi situs www.formulabisnis.com. Sepertinya situs ini merupakan muara dari segala sesuatu berbau formula bisnis Joko Susilo. Apa yang saya temukan di situs itu? Yang saya temukan bukan penipuan. Yang saya temukan adalah metode pemasaran yang umum, antara lain:
Akan tetapi mengapa ada orang-orang (baca: pelanggan) yang merasa ditipu oleh Joko Susilo? Hasil analisa saya membawa saya kepada beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Khusus untuk metode reselling di atas, saya melihatnya seperti MLM (Multi Level Marketing) yang bermain uang. Perbandingannya adalah sebagai berikut:
Dari semua yang saya sampaikan di atas, saya tetap mengatakan Joko Susilo bukan penipu karena saya tidak pernah ditipu oleh dia. Saya pun berharap tidak ada lagi yang mengatakan Joko Susilo adalah penipu karena memang tidak ada lagi yang tertipu oleh dia. Harapan terbesar saya adalah semoga Joko Susilo menyadari bahwa tidak sedikit orang yang menyumpahi dia sehingga dia bisa memperbaiki cara dia memperoleh penghasilan dari Internet.
--
Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/116454394/641e1acf/BenarkahJokoSusiloBukanPenipu.html
Sebagian orang boleh bilang begitu, tapi sebagian orang lain berpendapat sebaliknya.
Joko Susilo ADALAH penipu. Joko Susilo mengeksploitasi kelalaian orang yang ingin mendapatkan uang dengan cepat. Joko Susilo hanya bisa bicara padahal isi rahasia bisnis Internet miliknya bodong. Joko Susilo belum tentu mendapatkan penghasilan 70 juta Rupiah per bulan.
Pro-kontra itu ada dan sepertinya masih ada sampai saat tulisan ini saya buat.
Bagaimana dengan Anda?
Sebelum saya membicarakan masalah tipu tidak tipu ini lebih lanjut, saya perlu tegaskan bahwa penipuan itu pada dasarnya bersifat subjektif. Kenapa? Kasus penipuan hanya ada kalau ada korban yang merasa dirinya tertipu. Kalau tidak ada korban yang merasa tertipu maka tuduhan penipuan pun menjadi tidak terbukti.
Saya bukan pelanggan formula bisnis Joko Susilo. Itu artinya saya juga sudah pasti bukan termasuk salah satu korban penipuan Joko Susilo. Walaupun begitu tidak sedikit yang merasa dirinya ditipu oleh formula bisnis SMUO (Sistem Mesin Uang Otomatis). Saya tidak akan kutip komentar-komentar tersebut di sini. Kalau memang ada yang berminat melihat komentar-komentar tersebut, silakan Googling dengan kata kunci berikut:
- joko susilo penipu
- formula bisnis penipu
- bisnis internet penipu
Saya akan kembali ke topik. Kenapa judul tulisan ini "Joko Susilo Bukan Penipu"? Alasannya sederhana; saya tidak pernah merasa ditipu oleh Joko Susilo. Tapi alasan utamanya adalah untuk menarik perhatian pembaca sehingga berkenan mengunjungi blog saya.
Sekarang saya akan benar-benar kembali ke topik. Alasan saya menyatakan bahwa Joko Susilo bukan penipu adalah agar saya dapat melihat permasalahan penipuan ini tanpa emosi yang berlebihan. Kalau saya sudah terlanjur kesal, paparan saya di bawah ini akan semakin subjektif.
Mari kita cermati bersama-sama apakah Joko Susilo itu penipu atau bukan.
Saya menyempatkan diri mengunjungi situs www.formulabisnis.com. Sepertinya situs ini merupakan muara dari segala sesuatu berbau formula bisnis Joko Susilo. Apa yang saya temukan di situs itu? Yang saya temukan bukan penipuan. Yang saya temukan adalah metode pemasaran yang umum, antara lain:
- Mengedepankan keunggulan formula bisnis SMUO Joko Susilo.
- Memberikan garansi uang kembali.
- Memberikan potongan harga khusus.
- Tidak ada data kontak yang jelas.
- Pengakuan penggunaan produk juga tanpa data kontak yang jelas.
Akan tetapi mengapa ada orang-orang (baca: pelanggan) yang merasa ditipu oleh Joko Susilo? Hasil analisa saya membawa saya kepada beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Joko Susilo menyatakan bahwa formula bisnis dia mudah. Di lain pihak ada orang-orang yang merasakan sebaliknya.
- Joko Susilo menyatakan bahwa pendapatan yang dia dapatkan berjumlah besar. Sayangnya ada orang-orang yang kecewa karena pendapatan yang diharapkan tidak seperti iming-iming tersebut.
- Joko Susilo menyatakan menjual sebuah formula bisnis (produk). Ternyata orang-orang harus kecewa karena yang dia jual hanya sebuah e-book dan cara reselling (menjual kembali) e-book itu pada orang lain.
- Joko Susilo sulit dihubungi saat orang-orang yang dia kecewakan ingin mendapatkan penjelasan mengenai produknya.
Khusus untuk metode reselling di atas, saya melihatnya seperti MLM (Multi Level Marketing) yang bermain uang. Perbandingannya adalah sebagai berikut:
- Anda membayar sejumlah uang untuk membeli produk. Ini ibarat membayar sejumlah uang untuk bergabung ke dalam piramida MLM tersebut.
- Anda mencari pelanggan baru untuk membeli produk dari Anda. Ini ibarat mencari downline bagi diri Anda sendiri.
- Anda mendapatkan keuntungan dari downline dan berbagi keuntungan dengan upline. Ini adalah metode dasar pendapatan MLM.
Dari semua yang saya sampaikan di atas, saya tetap mengatakan Joko Susilo bukan penipu karena saya tidak pernah ditipu oleh dia. Saya pun berharap tidak ada lagi yang mengatakan Joko Susilo adalah penipu karena memang tidak ada lagi yang tertipu oleh dia. Harapan terbesar saya adalah semoga Joko Susilo menyadari bahwa tidak sedikit orang yang menyumpahi dia sehingga dia bisa memperbaiki cara dia memperoleh penghasilan dari Internet.
--
Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/116454394/641e1acf/BenarkahJokoSusiloBukanPenipu.html
Kamis, 11 Juni 2009
Awas! Penipuan via SMS Kembali Marak
Walaupun informasi ini terbilang telat, saya rasa tidak masalah kalau saya menuliskan kembali masalah ini lewat blog saya. Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, saya pun pernah menjadi sasaran penipuan lewat SMS.
Terus terang kejadian itu baru pertama kali saya alami seumur hidup saya. Terkait dengan pengalaman itu, saya baru saja membaca tulisan mengenai penipuan via SMS dari situs resmi BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia). Ada beberapa tips menghindari penipuan yang sengaja saya kutip dari tulisan itu.
Terus terang kejadian itu baru pertama kali saya alami seumur hidup saya. Terkait dengan pengalaman itu, saya baru saja membaca tulisan mengenai penipuan via SMS dari situs resmi BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia). Ada beberapa tips menghindari penipuan yang sengaja saya kutip dari tulisan itu.
konsumen yang menerima SMS itu justru akan menderita kerugian karena harus mengirimkan sejumlah dana ke pengirim SMS, baik dengan alasan untuk membayar Pajak Undian maupun biaya administrasi
undian gratis berhadiah yang dilakukan para operator, pengundiannya dilakukan secara terbuka dan pemenang dapat diketahui secara luas dari situs resmi para operator maupun media massa
jika konsumen mendapatkan SMS yang berisi bahwa konsumen mendapat hadiah, hendaknya segera diklarifikasi ke call center/customer care operator, dan bukan klarifikasi ke nomor pengirim SMS, mengingat meski dengan mencantumkan nama operator, pengirim menggunakan nomor pribadi yang mungkin saja bukan pihak yang berwenang memberitahukan nama-nama pemenang ataupun memang berniat mengelabui konsumenTiga tips di atas saya rasa cukup untuk membantu kita terhindar dari penipuan via SMS tersebut. Kalau memang Anda sedang, akan, atau pernah menjadi korban penipuan via SMS seperti ini, bantu cegah penipuan ini berlanjut lewat BRTI. Himbauan dari BRTI saya kutip di bawah.
Jika Anda mendapatkan SMS yang berindikasi penipuan, silakan kirim informasi tersebut ke Pengaduan Konsumen BRTI di nomor telepon 021-3154971 dengan Ibu Puji/Anna atau dengan mengirimkan faks ke nomor 021-3155070, dan bisa juga melalui email ke info@brti.or.id. Jangan lupa sampaikan nomor telepon dari pengirim SMS agar segera dapat dilakukan pemblokiran terhadap nomor pengirim tersebut
Langganan:
Postingan (Atom)