Para orang tua tetap memiliki peran dalam tumbuh kembang anak walaupun anak mereka dimasukan ke dalam prasekolah.
Besok, 17 Juli 2011, Raito dan Aidan akan merayakan ulang tahun ketiga mereka. Tidak terasa saya sudah menjadi ayah selama 3 tahun. Saya teringat kembali hari bersejarah dalam hidup saya, yaitu pada tanggal 17 Juli 2008, saat kedua anak kembar (tapi tidak mirip sama sekali) ini lahir. Hari itu adalah hari yang istimewa dan penuh kenangan.Kembali ke topik tulisan ini.
Usia 3 tahun adalah usia prasekolah. Pada awalnya, saya dan istri saya memang berpikir untuk memasukan Raito dan Aidan ke salah satu prasekolah. Kami sudah survei ke beberapa playgroup di sekitar tempat tinggal kami. Dari hasil survei tersebut, kami bahkan sudah melakukan perbandingan dan memilih salah satu dari beberapa playgroup itu.
Prasekolah memang memiliki manfaatnya tersendiri. Dalam benak saya, manfaat prasekolah yang utama adalah membiasakan anak-anak saya untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Saat prasekolah, sudah dipastikan anak-anak saya akan berinteraksi dengan anak-anak sebaya dan guru-guru mereka. Interaksi sosial Raito dan Aidan tentunya akan meningkat pesat.
Dengan prasekolah, Raito dan Aidan pun akan mendapatkan rangsangan yang konstan untuk membantu pertumbuhan mereka di berbagai aspek seperti motorik, kognitif, bahasa, atau kemandirian. Merangsang pertumbuhan anak-anak di usia belia adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Jadi, semakin banyak alasan untuk memasukan Raito dan Aidan ke prasekolah.
Walaupun begitu, saya dan istri saya tidak pernah menganggap bahwa memasukan Raito dan Aidan ke prasekolah adalah sesuatu yang wajib. Bagi kami, prasekolah untuk Raito dan Aidan itu tetap opsional. Sebanyak apa pun manfaat yang didapatkan di prasekolah, manfaat yang sama dapat diperoleh di rumah. Raito dan Aidan akan tetap tumbuh dan berkembang meskipun mereka tidak masuk prasekolah. Yang penting kami tetap konsisten mengenalkan hal-hal yang baru kepada Raito dan Aidan.
Prasekolah menjadi wajib bila pihak orang tua mengalami kesulitan meluangkan waktu untuk membantu anak-anak mereka tumbuh dan berkembang. Para orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas mereka, misalnya, mungkin saja harus memasukan anak-anak mereka ke dalam prasekolah. Walaupun begitu, setiap orang tua harus menyadari bahwa prasekolah itu tidak akan pernah menggantikan peran orang tua sepenuhnya. Para orang tua tetap memiliki peran dalam tumbuh kembang anak walaupun anak mereka dimasukan ke dalam prasekolah.
Jadi, opsional atau tidaknya prasekolah itu tetap saja subjektif. Semuanya kembali kepada kondisi masing-masing keluarga. Yang saya rasa perlu diingat oleh setiap orang tua adalah prasekolah itu bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan. Apalagi bagi keluarga dengan kondisi finansial terbatas, prasekolah bukanlah sesuatu yang harus diprioritaskan.