Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf:2)
Di dalam surat Yusuf ini, Allah banyak bercerita mengenai Nabi Yusuf a.s.. Ceritanya bermula dari mimpi Nabi Yusuf a.s. yang merupakan tanda-tanda kenabian beliau. Ceritanya berlanjut dengan makar (konspirasi) saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. untuk "menyingkirkan" beliau karena mereka iri akan kenabian yang diterima Nabi Yusuf a.s.. Sebagaimana yang kita tahu bersama, saudara-saudara mereka memutuskan untuk menyingkirkan Nabi Yusuf a.s. dengan cara memasukan beliau ke dalam sumur.
Nabi Yusuf a.s. ditemukan oleh musafir-musafir yang sedang mengambil air dari sumur tersebut. Beliau pun segera dijual oleh musafir-musafir itu dengan harga murah. Para musafir ini berpikir bahwa Nabi Yusuf a.s. ini adalah milik seseorang. Oleh karena itu, Nabi Yusuf a.s. segera dijual (dengan harga murah) sebelum ditemukan pemiliknya.
Nabi Yusuf a.s. dibeli oleh seorang raja Mesir bernama Qithfir. Raja Mesir ini berkata kepada istrinya (yang bernama Zulaikha): "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak."
[1] Dengan izin Allah, Nabi Yusuf a.s. justru menemukan kehidupan yang baik setelah dibuang oleh saudara-saudara beliau. Akan tetapi, setelah Nabi Yusuf a.s. dewasa, Zulaikha justru menggoda beliau. Dengan izin Allah, beliau berhasil menahan diri dari godaan Zulaikha.
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" (QS. Yusuf:25)
Dalam ayat di atas diceritakan bahwa Nabi Yusuf a.s. akhirnya difitnah saat beliau mencoba menghindar dari godaan Zulaikha. Ayat-ayat selanjutnya bercerita bagaimana Nabi Yusuf a.s. itu berhasil dibebaskan dari tuduhan Zulaikha dengan melihat posisi koyaknya baju gamis beliau.
Cerita tentang kehidupan Nabi Yusuf pun terus berlanjut. Mulai dari ayat 30 s.d. ayat 35, surat Yusuf bercerita bagaimana Nabi Yusuf a.s. akhirnya tetap dipenjara walaupun beliau tidak bersalah. Di dalam penjara, Nabi Yusuf a.s. justru mendapatkan kesempatan untuk berdakwah sebagaimana diceritakan dari ayat 36 s.d. ayat 42. Di dalam dakwahnya ini Allah memperlihatkan mukjizat Nabi Yusuf a.s. yang mampu menakwilkan mimpi penghuni penjara yang lain.
Nabi Yusuf a.s. tetap dipenjara selama beberapa tahun
[2]. Saat beliau dipenjara, beliau mendapatkan kesempatan untuk menakwilkan mimpi raja saat tidak satu orang pun tidak dapat menakwilkan mimpi raja itu sebagaimana tertuang dalam ayat 43 s.d. ayat 49. Kebenaran pun akhirnya sampai kepada raja dan Nabi Yusuf a.s. mendapatkan kesempatan untuk bebas dari penjara. Walaupun begitu, Nabi Yusuf a.s. tidak serta merta keluar dari penjara sebelum membuktikan bahwa beliau memang benar-benar tidak berkhianat dengan menggoda Zulaikha (istri raja).
Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka." {*} Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu[+1] ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya." Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar." {*} (Yusuf berkata): "Yang demikian itu agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. (QS. Yusuf:50 - 52)
Setelah keluar dari penjara, dikisahkan bahwa Nabi Yusuf a.s. akhirnya diberikan kedudukan yang tinggi, yaitu sebagai bendaharawan negara. Bagian ini begitu mengena karena memperlihatkan bagaimana Nabi Yusuf a.s. akhirnya mendapatkan kedudukan yang tinggi karena keteguhannya bertahan sebagai manusia yang jujur dan dapat dipercaya. Sebuah kisah yang jarang kita temukan di antara para pemimpin/wakil rakyat kita saat ini.
Kisah tentang Nabi Yusuf a.s. berlanjut dengan pertemuan beliau dengan saudara-saudaranya. Bagian ini cukup panjang dan diceritakan mulai dari ayat 58 s.d. ayat 93. Bagian ini bercerita tentang kedatangan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. ke Mesir menghadap pembesar-pembesar Mesir untuk meminta bantuan bahan makanan.
Ceritanya agak panjang (36 ayat) untuk saya uraikan di dalam tulisan ini. Inti dari cerita pertemuan ini adalah siasat Nabi Yusuf a.s. untuk dapat bertemu kembali dengan saudara beliau yang bernama Bunyamin dan menahan Bunyamin agar dapat tinggal di Mesir bersama Nabi Yusuf a.s. Kisah pertemuan Nabi Yusuf a.s. dengan Bunyamin ini yang akhirnya berlanjut dengan kisah pertemuan Nabi Yusuf a.s. dengan kedua orang tuanya. Semua itu memungkinkan dengan izin Allah SWT.
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud[+2] kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf:100)
Sebagai penutup, saya kutip doa Nabi Yusuf a.s. menjelang akhir surat Yusuf dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS. Yusuf:101)
Satu hal yang saya pelajari dari cerita tentang Nabi Yusuf a.s. ini adalah bagaimana saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. untuk "melenyapkan" Nabi Yusuf a.s. itu tidak berjalan sesuai rencana. Pada akhirnya justru siasat Nabi Yusuf a.s. yang diizinkan oleh Allah SWT untuk berjalan sesuai rencana. Pada saat itu terungkaplah kekuasaan Allah yang tidak terkalahkan siasatnya. Hal yang sama juga berlaku pada siasat Zulaikha yang ingin menjebak Nabi Yusuf a.s. saat Nabi Yusuf a.s. menolak godaannya.
Hanya saja bukti kekuasaan Allah itu tidak datang begitu saja. Bahkan untuk seorang nabi seperti Nabi Yusuf a.s. pun bukti kekuasaan Allah itu datang perlahan dalam rentang waktu yang sangat panjang. Kesabaran dan kejujuran Nabi Yusuf a.s. yang menjadi "perantara" datangnya bukti kekuasaan Allah.
Bagaimana dengan kita? Wallahu a'lam.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf:111)
--
[1]Al-Qur'an surat Yusuf ayat 21.
[2]Al-Qur'an surat Yusuf ayat 42.
[+1]Yang dimaksud dengan keadaanmu ialah pendapat wanita-wanita itu tentang Yusuf a.s. apakah dia terpengaruh oleh godaan itu atau tidak.
[+2]Sujud disini ialah sujud penghormatan bukan sujud ibadah.