Parenting umumnya fokus pada kebutuhan, perasaan, bakat, dan minat anak. Hal itu memberi kesan kalau orang tua tidak perlu diperhatikan. Pengamatan dan pengalaman saya justru melihat hasil parenting akan lebih optimal kalau setiap orang, yaitu anak dan orang tua, diperhatikan.
Contoh ketimpangannya banyak. Pertama, saat anak sedih, simpati dan empati berdatangan, tapi saat orang tua sedih, responnya hanya "Sabar, ya." Kedua, upaya ekstra diberikan untuk mengembangkan bakat/minat anak, tapi untuk minat orang tua, tidak usah repot-repot.
Ketimpangan itu memang wajar karena orang tua memang perlu berkorban demi anaknya. Akan tetapi, bayangkan kalau orang tua yang sedih juga mendapatkan simpati atau empati. Bayangkan kalau minat orang tua juga diperhatikan, lalu diselaraskan dengan minat anaknya. Keren, kan?
Maksud saya adalah di balik pengorbanan orang tua, kebahagiaan mereka tidak harus dikorbankan. Orang tua juga butuh ruang aman untuk berkeluh kesah. Orang tua juga butuh waktu dan tempat untuk melakukan apa yang dia sukai, bukan hanya melakukan apa yang menjadi kewajibannya.
Nah, bayangkan kalau perhatian terhadap orang tua itu juga masuk dalam kerangka parenting. Dalam kondisi itu, bukan hanya anak-anak yang menjadi obyek parenting, tapi orang tua juga. Walaupun intensitasnya berbeda, minimal orang tua tidak perlu cuek terhadap dirinya sendiri.
Itu artinya orang tua bisa mengupayakan kebahagiaan anaknya tanpa harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Hal yang dicari adalah jalan tengah. Parenting tidak berhenti di "anak butuh apa", tapi juga melihat "orang tua butuh apa" dan "komprominya bagaimana".
Tujuan besarnya adalah meningkatkan keterlibatan. Orang tua yang tahu kalau dirinya juga diperhatikan sangat mungkin akan lebih terlibat (dan lebih bertanggung jawab) dalam parenting. Saat itu terjadi, ikatan antara orang tua dan anak akan lebih mudah terbentuk.
---
Artikel ini berhubungan dengan urgensi moment dan attachment dalam parenting. Pembahasan singkat mengenai moment dan attachment itu dapat dibaca di sini: Menemukan Moment dan Attachment dalam #AgileParenting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar