Senin, 02 Januari 2012

Blogging 2012

2012 telah tiba. Sebagai seorang blogger, saya ingin memanfaatkan momentum pergantian tahun ini untuk melihat kembali perjalanan blogging saya; terutama di tahun 2011. Sepertinya ada banyak hal yang dapat saya cuplik dari aktivitas blogging saya tahun lalu. Saya mulai!

Satu hal yang patut saya acungi jempol adalah keberhasilan saya untuk menahan diri dari menghapus blog-blog saya yang tidak lagi saya update, yaitu islam-awam.blogspot.com dan bicarapajak.blogspot.com. Rupanya masih saja ada pembaca yang mengunjungi kedua blog tersebut. Bahkan sesekali waktu masih saja ada pembaca yang berkenan memberikan komentar.

Saya pribadi berasumsi bahwa tulisan-tulisan di dalam kedua blog tersebut masih dapat memberikan manfaat bagi orang lain, walaupun manfaat yang diberikan tidak terlalu besar. Itulah alasannya saya tidak lagi menghapus blog-blog yang tidak lagi saya urus. Sebelumnya saya pernah menghapus beberapa blog dan di dalam blog-blog tersebut ternyata ada beberapa tulisan yang berguna. Saya pun menyesali keputusan saya menghapus blog-blog tersebut.

Moving on ...

Hari ini, 2 Januari 2012, blog yang masih saya pelihara hanya 3 (tiga): blog ini (Another Story), Bagaimana Cara, dan Teknokrasi. Another Story dan Bagaimana Cara adalah dua blog yang sudah lama saya miliki. Kedua blog tersebut lahir pada tahun 2008 berselang beberapa bulan. Another Story hadir sebagai tempat saya menuangkan tulisan-tulisan yang terkait dengan kehidupan pribadi saya, sementara Bagaimana Cara hadir sebagai tempat saya menuangkan berbagai jenis tips, trik, atau tutorial yang saya buat sendiri. Saya sengaja menegaskan bagian "yang saya buat sendiri" karena saya tidak ingin Bagaimana Cara berkembang menjadi blog hasil copy-paste.

Teknokrasi sendiri adalah blog yang baru lahir. Blog ini saya buat pada bulan Februari 2011 sebagai tempat untuk menuangkan opini saya seputar teknologi informasi dan birokrasi. Sesuai dengan pekerjaan saya sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang berkutat di bidang teknologi informasi, saya rasa Teknokrasi akan menjadi tempat yang tepat untuk menuangkan pengalaman saya yang terkait dengan pekerjaan. Dengan topik "pekerjaan" teralihkan ke Teknokrasi, tulisan-tulisan di Another Story pun semakin personal.

Saya memang suka mengelompokan. Saya paling tidak tahan dengan sesuatu yang campur aduk, kecuali gado-gado, salad, ketoprak, rujak, atau sejenisnya. Inilah alasannya kenapa saya memiliki banyak blog. Saya bermaksud mengarahkan Another Story menjadi blog yang berisi tulisan-tulisan tentang membina keluarga. Jadi, saya sengaja menambah 1 (blog) lagi, yaitu Teknokrasi, untuk memisahkan antara tulisan-tulisan tentang keluarga dengan tulisan-tulisan seputar minat dan profesi saya di bidang teknologi informasi.

Terlalu serius dan rumit? Itulah saya. Ada hal-hal yang di mata orang lain sepele, tapi bagi saya hal tersebut justru saya urus sepenuh hati. Salah satunya adalah blogging. Blog adalah salah satu ruang bagi saya untuk mengimplementasikan salah satu tujuan hidup saya, yaitu menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain semaksimal mungkin. Pada awalnya idealisme ini saya tuangkan lewat Bagaimana Cara. Tidak lama kemudian idealisme ini saya tularkan ke Another Story. Teknokrasi pun sama. Blog ini lahir dengan membawa idealisme ini.

Bagaimana Cara merupakan wujud nyata implementasi idealisme tersebut. Blog yang sampai saat ini baru berisi 50 post berhasil menembus angka 100.000 page views. Bagi orang lain, angka 100.000 itu mungkin biasa saja. Bagi saya, angka 100.000 itu adalah pencapaian yang luar biasa. Saya, yang sering menghapus blog saya sendiri ini, tidak pernah menyangka page views di Bagaimana Cara akan mencapai 6 digit di tahun 2011. Dua post dengan page views terbanyak adalah Membuat Kartu Tanda Pencari Kerja (Kartu Kuning) dan Urus STNK Hilang.

Another Story sendiri memang tidak selaris Bagaimana Cara, tapi dari sisi interaksi (komentar yang diberikan pembaca) tidak tertinggal terlalu jauh dari Bagaimana Cara. Kelihatannya banyak pembaca lebih senang membicarakan hal-hal yang personal (di Another Story) dibandingkan dengan hal-hal yang formal (di Bagaimana Cara). Semoga saja Another Story dan Bagaimana Cara akan terus berkembang. Perihal Teknokrasi, kita tunggu saja tanggal mainnya.

Yang perlu saya pikirkan sekarang adalah bagaimana cara meluangkan waktu untuk blogging. Prioritas saya tentu saja ada pada keluarga dan pekerjaan. Sampai saat ini saya masih mampu mencuri waktu istirahat di kantor dan di rumah untuk menulis, tapi tetap saja aktivitas blogging saya jauh dari konsisten. 15 post yang saya buat untuk Bagaimana Cara di tahun 2011 tidak tersebar merata di setiap bulan, padahal saya bermaksud untuk mempublikasikan minimal 1 setiap bulan. Saya sepertinya kesulitan membagi waktu untuk 3 (tiga) blog. Hal ini terlihat jelas dari timpangnya jumlah post di masing-masing blog: 53 untuk Another Story, 15 untuk Bagaimana Cara, dan 13 untuk Teknokrasi.

Ketimpangan ini kadang menjadi dilema. Keinginan saya untuk memisahkan blog sesuai tema terbentur dengan keinginan saya untuk menghasilkan tulisan dengan konsisten. Akhirnya saya memenangkan keinginan untuk memisahkan blog itu dengan harapan dapat membagi waktu blogging saya dengan lebih baik lagi. Tetap saja yang saya utamakan adalah tercapainya tujuan saya dengan menulis di blog, yaitu menjadi seorang blogger yang memberikan manfaat lewat tulisan karyanya sendiri.

Saya pribadi tidak ingin menjadi blogger yang terobsesi dengan statistik. Memang benar statistik seperti yang saya paparkan di atas menjadi ego-booster tersendiri bagi saya, tapi saya tidak ingin gelap mata dan dikendalikan oleh keinginan untuk membuat blog yang populer. Justru yang benar-benar memberikan rasa puas bagi diri saya adalah komentar-komentar yang, baik secara eksplisit maupun implisit, menyatakan bahwa tulisan saya memang benar-benar memberikan manfaat.

Semoga di tahun 2012 ini saya masih bisa mempertahankan blog-blog saya beserta idealisme di balik mereka. Semoga Another Story, Bagaimana Cara, dan Teknokrasi semakin kaya dengan tulisan-tulisan yang informatif, edukatif, stimulatif, dan "-if -if" positif lainnya. Semoga saya dapat terus bertahan menjadi seorang blogger yang memberikan manfaat lewat tulisannya. Aamiin.

4 komentar:

  1. wiiiih... perjalanan yg panjang...

    saya sendiri udah menghapus lebih dari 3 blog kali yaa.. *lupa

    nyesel juga sih.. padahal kan gak dosa yaa gak dihapus juga.. hehe

    BalasHapus
  2. 3 blog? Berarti kita setingkat dalam urusan menghapus blog. :D Blog-blog yang sudah saya hapus pun jumlahnya tidak jauh dari angka itu. Iya, nyesel. Setelah diingat-ingat ada beberapa post yang emang layak dipertahankan.

    Masalahnya saya ini orangnya perfeksionis. Jadi, saat membuat blog baru, saya merasa perlu menghapus yang lama. Ibaratnya saya sedang instal ulang komputer, Rif. Kondisi setelah instal ulang kan balik lagi ke awal tuh.

    Emang sih repot. Setup ulang blog, atur template, atur ini, atur itu, mulai mengisi blog lagi, dll. Capeknya .... Tapi namanya seorang perfeksionis gak peduli dengan semua kerepotan itu.

    Alhamdulillah sekarang saya dah insyaf. Kalau merasa perlu reset, gak perlu lagi instal ulang. Cukup soft reset atau kalau perlu hard reset aja. Gak lagi-lagi instal ulang deh. :D

    BalasHapus
  3. haha.. bener juga ya analoginya..
    keren mas... :)

    tapi lebih kayak beli device baru aja.. yang lebih canggih dan berguna..

    yang lama simpen digudang.. kali aja kepake di lain hari... :)

    BalasHapus
  4. Blogger itu ibarat pedagang yang berjualan tulisan-tulisannya. Pasalnya pedagang yang satu ini kadang-kadang doyan banget buka lapak baru. Apalagi kalau masih dalam tahap coba-coba jualan, bisa dipastikan bakal gonta-ganti lapak deh tuh.

    Tiap buka lapak baru, pilihannya adalah tutup lapak lama atau biarkan buka. Yang mau tutup lapak lama berarti kehilangan barang dagangan yang bisa dipajang. Yang tetap buka lapak lama otomatis memperkaya barang dagangan yang bisa dipajang. Siapa tahu masih ada pembeli yang berminat dengan barang dagangan yang lama. :)

    BalasHapus