Senin, 26 Desember 2011

Jalan-jalan Ke TMII - Hari 3

5 opini
Akhirnya acara liburan keluarga pun sampai pada hari terakhir. Hari terakhir liburan keluarga ini pun kami habiskan di TMII. Berbeda dengan kemarin, hari ini kami hanya akan menghabiskan setengah hari saja di TMII karena kami tidak ingin kembali ke rumah terlalu malam. Walau bagaimana pun, besok adalah hari kerja dan kami butuh waktu untuk beristirahat sebelum kembali ke rutinitas harian (baca: menghadapi kemacetan).

Berhubung waktu kami terbatas, kami batasi kunjungan kami ke beberapa tempat saja, yaitu Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia (MFIKTR), Aeromovel, dan Istana Anak-Anak. Semua tempat ini lokasinya berdekatan dengan Hotel Desa Wisata tempat kami menginap. Alhasil semua tempat itu dapat kami tuju hanya dengan berjalan kaki.

Yang pertama adalah MFIKTR. Tiket masuk ke dalam museum ini hanya Rp. 10.000 per orang. Seperti namanya, museum ini berisi berbagai patung fauna Indonesia yang tersebar di 2 (dua) lantai. Sayangnya berbagai patung fauna ini tersimpan di balik kaca dan cahaya di dalam museum pun redup. Compact camera saya pun kesulitan mengambil foto yang baik di dalam museum ini.



Selain beragam patung fauna Indonesia, museum ini juga memelihara beberapa reptilia hidup di bagian luar museum seperti komodo, ular, dan buaya.


Setelah selesai mengunjungi MFIKTR, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu stasiun Aeromovel. Saya lupa nama stasiunnya. Yang jelas lokasi stasiun ini tidak jauh dari lokasi MFIKTR. Tiket 1 (satu) kali keliling TMII di atas Aeromovel adalah Rp. 15.000 per orang. Harga tiketnya memang lebih mahal dari harga tiket Kereta Mini, tapi harganya memang layak lebih mahal.

Pengalaman menaiki Aeromovel ini jauh lebih menyenangkan dibandingkan menaiki Kereta Mini. Pertama, jalannya Aeromovel tidak terlalu lambat. Kecepatan Aeromovel tidak selambat Kereta Mini, tapi tetap cukup lambat bagi penumpang yang ingin menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Kedua, posisi relnya lebih tinggi. Berbagai anjungan, museum, dan bangunan-bangunan lain itu lebih mudah terlihat dengan menaiki Aeromovel. Sangat berbeda dengan pengalaman menaiki Kereta Mini.

Alasan ketiga saya memilih Aeromovel adalah karena rutenya melewati danau miniatur nusantara. Sayangnya saya sudah sempat melihat danau ini di atas Kereta Gantung sebelumnya. Jadi, nilai tambah Aeromovel yang ini menjadi tidak signifikan.

Aeromovel (Tampak Luar)
Aeromovel (Tampak Dalam)
Tempat terakhir yang kami kunjungi di TMII ini adalah Istana Anak-Anak. Wahana ini menyediakan berbagai jenis permainan untuk anak seperti Kiddy Boat (sepeda air), bumper car, dan berbagai permainan lainnya. Bangunan istananya sendiri cukup menarik untuk dijelajahi. Sayangnya hari sudah menjelang siang sehingga kami memutuskan untuk langsung masuk ke area kolam renang.

Depan Bangunan Istana
Istana Anak-Anak (Bagian Atas)
Tiket masuk ke dalam kolam renang adalah Rp. 15.000 per orang. Tarifnya berlaku sama untuk anak-anak berusia 3 (tiga) tahun ke atas. Ukuran kolam renangnya cukup besar, tapi tetap saja terbatas. Kolam renangnya hanya ada 1 (satu) buah dan dibagi menjadi 2 (dua) kedalaman, yaitu kedalaman 45 cm dan kedalaman 90 cm.


Satu hal yang kurang nyaman dari kolam renang ini adalah kamar bilasnya. Kamar bilasnya tidak dibatasi oleh sekat-sekat. Setelah selesai berenang (atau berendam?) bersama anak-anak, saya terpaksa mengganti pakaian di toilet. Untungnya toilet tidak terlalu penuh sehingga saya tidak perlu mengantri. Istri saya bahkan memilih untuk bilas di toilet karena kondisi kamar bilas bagian wanita pun sama-sama tidak dibatasi sekat.

Setelah keluar dari Istana Anak-Anak, acara liburan keluarga kami pun secara resmi dinyatakan selesai. Kami sekeluarga pun langsung keluar dari TMII untuk kembali ke rumah tanpa mampir ke tempat lain. Alhamdulillaah rangkaian acara liburan kami, baik di TMII, di Sea World, maupun di Ragunan, benar-benar menyenangkan dan penuh kenangan manis.

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

Jalan-jalan Ke TMII - Hari 2

4 opini
Kemarin adalah hari ke-2 kunjungan kami di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Selepas mengantri di kamar mandi (1 kamar mandi, sekian banyak pengguna) dan sarapan di restoran Hotel Desa Wisata, kami langsung melanjutkan wisata kami di seputar TMII. Antrian kamar mandi tidak kami antisipasi dengan baik. Alhasil kami baru mulai keliling TMII di atas jam 9 pagi.

Tujuan pertama adalah Sky Lift atau bahasa gaulnya Kereta Gantung. Tarif masuk Kereta Gantung ini Rp. 25.000 per orang termasuk anak-anak, kecuali anak-anak dengan tinggi 85 cm atau kurang. Ternyata antrian untuk Kereta Gantung ini sudah mulai ramai. Cukup lama juga kami mengantri untuk menaiki Kereta Gantung ini. Untungnya semua biaya dan energi yang dikeluarkan untuk menaiki Kereta Gantung ini tidak sia-sia.

Kereta Gantung Siap Meluncur
10 Detik Menuju Peluncuran
Hanya dari atas Kereta Gantung ini kita bisa melihat hampir seluruh wilayah TMII yang luas itu. Kenapa hampir? Karena wahana ini memiliki 2 (dua) rute yang berbeda. Kalau benar-benar ingin melihat seluruh wilayah TMII, kita perlu mencoba kedua rute tersebut. Satu hal yang pasti, setiap rute ini memungkinkan kita melintas di atas danau dengan pulau-pulau buatan yang menyerupai seluruh Indonesia.

Kalimantan
Sulawesi
Sumatera dan Jawa
Di rute yang sama, kami pun melintas di atas area Istana Anak-Anak. As the name implies, Istana Anak-Anak ini termasuk arena bermain skala besar yang menyediakan berbagai variasi hiburan untuk anak-anak. Otomatis Istana Anak-Anak ini masuk ke dalam wishlist atau bahkan to-do list kami selama kunjungan kami di TMII.

Istana Anak-Anak (Bagian Depan)
Istana Anak-Anak (Bagian Dalam)
Selepas dari Kereta Gantung, kami lanjutkan ke Kereta Mini. Kali ini kami benar-benar ingin mengelilingi TMII tanpa harus mengendarai kendaraan pribadi. Tarif Kereta Mini untuk 1 kali perjalanan adalah Rp. 10.000. Dapat dikatakan bahwa Kereta Mini ini adalah sarana transportasi murah meriah untuk 1 kali perjalanan keliling TMII. Sayangnya harapan kami terhadap Kereta Mini ini agak jauh panggang dari api.

Tiket Kereta Mini
Kereta Mini Siap Mengangkut Penumpang
Penumpang Mini dan Bangku Metro Mini
Yang menjadi alasan kekecewaan kami adalah kondisi keretanya yang "usang". Menaiki Kereta Mini ini seolah-olah sedang menaiki kereta api kelas ekonomi. Mulai dari berdesak-desakan saat masuk kereta, bangku dan interior kereta yang tidak terawat, kereta yang jalannya lambat (bahkan sempat berhenti dan membuat kami berpikir bahwa keretanya mogok), dan berbagai isu lain yang membuat kami merasa sedang melakukan simulasi mudik pulang kampung di waktu Lebaran.

Terlepas dari itu, lambatnya kereta ini memungkinkan saya untuk mengambil foto dari museum-museum, anjungan-anjungan, dan wahana-wahana lainnya yang kami lewati. Sangat berbeda dengan Kereta Keliling yang kami naiki saat berkunjung ke Ragunan beberapa hari yang lalu. Di atas Kereta Keliling Ragunan itu saya tidak sempat mengambil foto sama sekali.

Walaupun begitu, saya pribadi merasa bahwa Kereta Mini di TMII ini terlalu lambat. Setelah setengah perjalanan di atas Kereta Mini ini, rasa bosan pun mulai muncul. Tidak lama kemudian, saya pun tertidur dan kembali terbangun saat Kereta Mini ini sudah hampir tiba di lokasi awal tempat kami berangkat. Bored to the max ...

Satu hal yang terasa berbeda dari TMII pada hari ini adalah ... macetnya. Mungkin memang tanggal 25 Desember ini adalah puncaknya kunjungan ke TMII. Lalu-lintas di dalam lingkungan TMII pun ekstra padat merayap. Setelah kami 

Keong Emas
Menjelang sore, kami menyempatkan diri mengunjungi Keong Emas. Kami tiba di sana sekitar pukul 16.30. Tepat waktu untuk pemutaran film pukul 17.00, yaitu film berjudul T-Rex. Teater Imax di Keong Emas ini memiliki layar paling lebar yang pernah saya temukan. Menonton film di dalam bioskop ini merupakan pengalaman yang menyenangkan. Sayang durasi filmnya terlalu singkat untuk tiket masuk seharga Rp. 30.000 per orang.

Bergaya
Secara keseluruhan, hari ke-2 di TMII ini tetap layak dikenang. Mulai dari melayang di atas TMII dengan Kereta Gantung, bosan dan tertidur di Kereta Mini, terjebak macet di tengah-tengah berbagai rumah adat, sampai menonton dinosaurus di Keong Emas. Sebuah kumpulan kenangan yang luar biasa.

Di Depan (Poster) Keong Emas

Sabtu, 24 Desember 2011

Jalan-jalan Ke TMII - Hari 1

4 opini
Harga Tiket Tanda Masuk TMII
Tak disangka rekreasi kami masih berlanjut. Siang tadi kami sekeluarga ikut rekreasi bersama keluarga besar ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Kami tiba di TMII sekitar pukul 3 sore. Setelah sempat putar-putar TMII karena tidak tahu arah, akhirnya kami tiba di Hotel Desa Wisata tempat kami berencana menginap. Kami menginap di salah satu cottage di area Desa Wisata; bukan di bagian hotelnya.

Tidak banyak yang kami lakukan di TMII hari ini. Sesampainya di tempat penginapan, waktu kami habiskan untuk unpack dan istirahat. Kami lebih banyak menghabiskan waktu bermain-main di area cottage bersama anak-anak. Di saat seperti ini, kehadiran sebuah bola menjadi penyelamat karena anak-anak memiliki bahan untuk bermain.

Cottage (Desa Wisata)
Danau / Tempat Memancing (Desa Wisata)
Malamnya kami menyempatkan diri untuk berkeliling TMII. Berhubung kami baru mulai jalan pukul 8 malam, semua area atraksi sudah dipastikan tutup. Saya sempat heran karena di pintu masuk TMII itu jelas-jelas tertulis bahwa TMII itu buka dari pukul 07.00 s.d. pukul 22.00. Rupanya jam buka itu hanya berlaku untuk TMII saja; bukan untuk atraksinya. Ya iyalah ...

Kelenteng Kong Miao (TMII)
Supaya perjalanan keliling TMII malam-malam ini tidak sia-sia, kami pun mampir ke sebuah tempat makan di dalam TMII; tepatnya di depan Kelenteng Kong Miao. Setelah menyantap mie instan dan minuman hangat, kami pun kembali ke tempat penginapan.

Raito dan Aidan Menunggu Pesanan

Jumat, 23 Desember 2011

Jalan-jalan Ke Sea World

0 opini
Saya, istri, dan anak-anak berkunjung ke Sea World kemarin (hari Kamis, 22 Desember 2011) sebagai bagian dari rangkaian rekreasi keluarga selama saya mengambil cuti. Sebelumnya kami sekeluarga berkunjung ke Kebun Binatang atau Taman Margasatwa Ragunan. Dua tempat ini sengaja kami kunjungi agar anak-anak kami dapat melihat binatang-binatang yang biasa mereka lihat di televisi itu secara langsung.


Pengalaman ke Sea World sangat berbeda dengan pengalaman ke Ragunan. Pertama, masalah lalu-lintas. Tempat tinggal kami ada di Serpon sementara Sea World ada di Jakarta Utara. Jalur tol ke arah Sea World (Ancol) itu super macet karena dipenuhi dengan kendaraan-kendaraan berat. Berbeda sekali dengan jalur tol ke arah Ragunan, yaitu tol JORR. Mungkin juga saya berangkat terlalu siang sehingga jalur tol ke arah Sea World sudah macet bukan kepalang.

Kedua, masalah biaya. Biaya masuk ke area Ancol saja sudah Rp. 15.000 per orang; belum termasuk kendaraan. Setelah itu, biaya masuk ke Sea World itu Rp. 70.000 per orang. Hanya anak usia di bawah usia 3 tahun yang diperbolehkan masuk gratis. Apa mungkin ada peningkatan tarif menjelang liburan? Entahlah.

Piranha
Untungnya kunjungan ke Sea World ini tidak mengecewakan. Raito dan Aidan benar-benar senang melihat berbagai jenis ikan yang ada di situ. Memang feeling yang didapat dengan melihat binatang secara langsung itu berbeda walaupun hanya dari balik kaca. Pengalaman bersama ikan-ikan ini tentu akan lebih seru lagi kalau kami ikut paket diving. Jadi, kami bisa berinteraksi langsung dengan ikan-ikan itu. Untungnya Raito dan Aidan masih kecil sehingga saya tidak perlu merogoh kantong lebih dalam lagi untuk paket diving ini. Phew ...

Di antara semua akuarium ikan yang tersedia di Sea World, akuarium hiu yang paling menarik perhatian Raito dan Aidan. Mereka suka sekali melihat belasan hiu mondar-mandir di dalam akuarium mereka walaupun mereka sesekali mengaku takut melihat hiu-hiu itu. Entah memang mereka benar-benar takut atau sekedar bersandiwara. Hal ini masih menjadi misteri.

Penyu (Touch Pool)
Selain berbagai akuarium penuh ikan ini, Sea World menyediakan Touch Pool. Sesuai namanya, kolam ini adalah kolam terbuka yang memungkinkan pengunjung menyentuh ikan. Binatang yang ada di Touch Pool ini antara lain penyu, ikan hiu, dan ikan pari. Ikan hiu? Betul. Saya sendiri mencoba menyentuh sirip bagian atas salah satu ikan hiu di dalam Touch Pool ini. Alhamdulillah tangan dan jari-jari saya masih utuh.

Satu hal yang saya sayangkan adalah mengambil foto di Sea World itu sulit, apalagi modal saya hanya sebuah compact camera Nikon Coolpix S200. Mengambil foto tanpa blitz beresiko blur karena cahaya di sekitar akuarium itu redup. Mengambil foto dengan blitz justru membuat foto menjadi terlalu terang. Hampir setiap foto itu saya ambil beberapa kali karena saya sibuk mencoba antara dengan blitz, tanpa blitz, atau utak-atik white balance.

Kembali ke cerita utama. Selain akuarium dan Touch Pool, Sea World juga menyediakan Antasena. Antasena adalah lorong di bawah sebuah akuarium besar yang dilapisi kaca tebal. Memasuki Antasena ini seolah-olah memasuki terowongan bawah laut. Kita bisa melihat berbagai ikan yang melintas di samping kita atau di atas kepala kita. Seru juga melihat ikan pari dan ikan laut dalam lainnya melintas di sekitar kita.

Ikan Pari (Antasena)
Sea World juga menyediakan sebuah bioskop kecil yang memutar film tentang kehidupan paus pembunuh. Selain itu, Sea World juga menyediakan BOM: Biota Oseanik (Oceanic) Mortem. Di BOM ini dipajang berbagai "mayat" ikan yang diawetkan. Pajangan paling megah di BOM ini adalah ikan pari besar (saya lupa ukurannya) yang diberi nama Parni.

Parni (BOM)
Pasca lawatan kami ke BOM, kami mampir sekali lagi ke Antasena sebelum mengucapkan selamat tinggal ke Sea World. Setelah keluar dari Sea World, kami segera makan siang. Untungnya persis di depan Sea World disediakan tempat duduk dan meja dengan tenda kecil. Jadi, bekal makan siang yang kami bawa tidak sia-sia. Setelah makan siang, kami mampir ke masjid setempat untuk melaksanakan shalat dan melanjutkan perjalanan pulang. Tidak ada cerita membeli suvenir karena anggaran jalan-jalan ke Sea World ini sudah habis terpakai untuk biaya masuk.


Rabu, 21 Desember 2011

Jalan-jalan Ke Ragunan

6 opini
Hari ini saya meluangkan waktu untuk mengajak anak-anak saya jalan-jalan ke Ragunan. Pengalaman ini adalah pengalaman pertama Raito dan Aidan melihat binatang secara langsung karena selama ini mereka hanya mengenal binatang lewat televisi dan buku cerita. Terus terang ini pun menjadi pengalaman saya yang pertama mengunjungi kebun binatang Ragunan. Kemane aje Miiir ...

Kunjungan ke Ragunan ini dapat dikatakan tidak terencana dengan baik. Saya hanya sempat browsing beberapa saat untuk mencari informasi lebih banyak tentang Ragunan. Tujuannya tidak lain agar kunjungan singkat kami ke Ragunan ini tidak hanya diisi dengan jalan-jalan tidak tentu arah. Sayang sekali kalau kunjungan sekali seumur hidup ke Ragunan ini tidak memberi kesan sama sekali.

Pagi tadi kami tiba di kebun binatang Ragunan sekitar pukul 10.15 menggunakan mobil pribadi. Area parkir mobil dan motor sudah ramai dengan kendaraan. Tarif parkir mobil di kebun binatang Ragunan ini sebesar Rp. 5.500. Walaupun area parkir sudah ramai, saya tetap tidak mengalami kesulitan mendapatkan tempat parkir. Alhamdulillah.

Tidak lama kemudian, saya dan keluarga sudah mengantri di loket karcis masuk. Tarif karcis masuk untuk orang dewasa adalah Rp. 4.500, sedangkan untuk anak-anak (3-12 tahun) adalah Rp. 3.500. Situasi di sekitar loket karcis dan pintu masuk kebun binatang Ragunan tentu saja ramai. Bukan hanya pengunjung yang memadati area ini, tapi berbagai pedagang mainan anak-anak, tikar (tipis), dan tukang foto ikut hadir meramaikan suasana.

Setelah masuk, tempat pertama yang kami kunjungi adalah kandang Pelikan. Raito dan Aidan cukup antusias melihat burung Pelikan ini secara langsung. Sayangnya rasa antusias ini tidak bertahan lama. Setelah menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto, kami pun melanjutkan perjalanan untuk melihat binatang-binatang yang lain.

Dari sini kami berjalan menuju kandang Merak Hijau. Tidak ada yang spesial di bagian ini. Selanjutnya kami berjalan menuju kandang Gajah Sumatera. Raito dan Aidan sibuk meminta digendong untuk melihat Gajah-gajah Sumatera itu. Tinggi badan mereka masih lebih rendah dari tinggi pagar pembatas kandang. Alhasil saya dan istri masing-masing kebagian menggendong mereka supaya mereka bisa melihat dengan jelas. Dari kandang Gajah, kami menyeberang ke kandang Rusa. Lagi-lagi tidak ada yang spesial di bagian ini. Akhirnya kami memutuskan untuk ikut naik Kereta Keliling. Harapannya adalah kami bisa melihat area Ragunan secara garis besar dan berbagai binatang lainnya di atas Kereta Keliling tersebut.

Kereta Keliling ini pada dasarnya hanya mobil gandeng. Tarif sekali naik untuk orang dewasa adalah Rp. 6.500. Anak-anak 3 tahun ke atas pun tarifnya sama, yaitu Rp. 6.500. Sayangnya perjalanan di atas Kereta Keliling ini tidak sesuai harapan. Perjalanannya terbilang cepat dan singkat. Belum sempat saya menikmati perjalanan keliling Ragunan, tiba-tiba Kereta Keliling ini sudah kembali ke tempat semula. Sesi melihat binatang pun kami lakukan sesempatnya saja, yaitu kalau sempat ada binatang yang terlihat saat Kereta Keliling ini melewati kandangnya. Bila ada satu binatang yang sempat saya lihat, saya buru-buru memanggil Raito dan Aidan supaya mereka turut melihat. Mengecewakan ...

Setelah turun dari Kereta Keliling, kami memutuskan untuk mampir ke Pusat Primata Schmutzer. Pusat Primata Schmutzer ini salah satu tempat yang direkomendasikan saat saya browsing tentang Ragunan di Internet. Dari namanya terlihat megah bukan: Pusat Primata. Tentunya ada banyak primata yang dipelihara di tempat ini, walaupun dari informasi yang saya baca itu yang menjadi atraksi utama adalah Gorila dan Orang Utan.

Tarif masuk ke Pusat Primata Schmutzer adalah Rp. 5.000; berlaku sama untuk orang dewasa dan anak-anak. Sebagaimana tertulis di berbagai halaman web yang saya temukan lewat Google, daya tarik utama di tempat ini adalah Gorila dan Orang Utan. Kandang untuk Gorila sangat luas walaupun Gorila yang terlihat hanya beberapa ekor saja.

Sementara Orang Utan memiliki area tersendiri yang disebut Dunia Orang Utan. Pengunjung akan masuk ke dalam sebuah lorong buatan (yang gelap dan ditata seperti gua) dan di beberapa titik dalam lorong tersebut tersedia kaca-kaca besar untuk melihat Orang Utan. Lorong buatan ini cukup sempit dan pada titik-titik tertentu agak njelimet (berkelok-kelok), tapi kehadirannya memberi nuansa yang berbeda dibandingkan sekedar melongok ke dalam kandang. Thumbs up!

Yang sangat disayangkan adalah Canopy Bridge yang ingin saya coba jajaki itu ditutup. Tidak jelas alasan kenapa area ini ditutup. Mungkin Canopy Bridge ini memang hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja atau mungkin juga ditutup untuk perbaikan (perawatan). Entahlah. Yang pasti Canopy Bridge ini adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di dalam Pusat Primata Schmutzer ini.

Lepas dari Pusat Primata Schmutzer, kami mencari masjid untuk shalat zhuhur. Di sini kami mengalami pengalaman pahit. Masjid yang kami hampiri berdasarkan denah Ragunan yang sempat kami lihat di Pusat Informasi itu ternyata ditutup (tidak digunakan). Padahal lokasi masjid ini cukup jauh dan kami sekeluarga pun sudah mulai lelah. Pengalaman ini pun menjadi ujian kesabaran bagi kami seraya kami berbalik arah mencari masjid yang lain. What a pain ...


Masjid alternatif letaknya cukup jauh dari masjid di atas. Berhubung kami sekeluarga sudah kehabisan energi, kami memutuskan untuk mengakhiri kunjungan singkat ke Ragunan ini. Masjid menjadi tempat terakhir yang kami kunjungi. Pasca shalat zhuhur, kami beristirahat di sekitar masjid sambil mencari tempat untuk makan siang. Setelah itu saya dan istri sempat memanjakan Raito dan Aidan dengan mengajak mereka mengendarai mobil-mobilan kecil yang disewakan tidak jauh dari lokasi masjid. Tarif bermain mobil-mobilan kecil ini cukup murah, yaitu Rp. 6.000 untuk sekali naik. Durasinya pun cukup lama sampai-sampai saya sendiri sempat merasa bosan menemani Raito dan Aidan di atas mobil-mobilan itu.

Adzan asar pun berkumandang. Shalat asar adalah kegiatan terakhir sebelum kami pergi meninggalkan Ragunan. Secara garis besar, kunjungan ke Ragunan kali ini cukup berkesan. Ada banyak tempat yang sempat kami telusuri di Ragunan ini walaupun pada akhirnya binatang yang kami lihat langsung itu tidak terlalu banyak. Ada juga beberapa "wahana" yang belum sempat kami coba antara lain Wisata Rakit dan Sepeda Air.

Kalau saja ada model transportasi yang lebih nyaman, mungkin kunjungan kami ke Ragunan ini akan lebih memuaskan. Kereta Keliling jelas bukan pilihan dan penyewaan sepeda tandem tidak mungkin menjadi alternatif bagi orang-orang yang membawa anak balita. Seandainya Ragunan menyediakan sejenis kendaraan roda empat seperti kendaraan di padang golf, mungkin saya tidak akan keberatan menyewanya daripada harus kelelahan berjalan kaki; sambil menggendong anak pula.

Terlepas dari itu semua, cuti hari pertama ini saya gunakan dengan baik. Saya bisa meluangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang baru bersama istri dan anak-anak. Alhamdulillah urusan kantor dapat saya lupakan seiring dengan hiburan yang saya dapatkan bersama keluarga. Pengalaman pahit mencari masjid di atas pun berubah menjadi sesuatu yang dapat saya tertawakan bersama istri.

\

Al-Anfaal

0 opini
Dalam bahasa Indonesia, Al-Anfaal berarti Rampasan Perang. Dari namanya saja kita sudah dapat menduga bahwa isi surat Al-Anfaal secara mayoritas terkait dengan peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Musyrikin. Perang yang disebutkan secara eksplisit di dalam surat ke-8 dalam Al-Qur'an ini adalah Perang Badar.

Ayat-ayat seputar perang Badar ini menjelaskan bagaimana kondisi kaum Muslimin dan kondisi kaum Musyrikin saat berperang. Selain itu, Allah menyampaikan pula bagaimana Allah telah memungkinkan kaum Muslimin untuk memenangkan perang Badar ini, baik secara fisik maupun mental. Kemenangan kaum Muslimin di perang Badar ini pun menjadi salah satu tanda kekuasaan Allah.

Satu hal yang perlu diperhatikan di antara rangkaian ayat-ayat tentang peperangan ini adalah bahwasanya kaum Muslimin diperintahkan untuk memilih perdamaian. Alasan kaum Muslimin berperang hanyalah untuk melawan kaum Musyrikin yang memang berniat memerangi kaum Muslimin. Bila kaum Musyrikin memilih untuk berdamai, maka kaum Muslimin pun harus mengutamakan perdamaian. Hal ini tertuang di dalam ayat 61 (saya cantumkan di bagian bawah).

Yang menarik dari surat Al-Anfaal ini adalah kobaran semangat yang dimiliki kaum Muslimin (dengan ijin Allah) saat maju untuk berperang demi mempertahankan agama Islam. Semangat kaum Muslimin ini ikut membakar semangat di dalam diri saya. Tentu saja bukan semangat untuk berperang, tapi semangat untuk menjadi seorang Muslim yang lebih baik demi mengabdi kepada Allah.

Itu saja yang bisa saya sampaikan terkait pelajaran yang saya ambil dari membaca terjemah surat Al-Anfaal. Berikut ini adalah kumpulan ayat-ayat yang saya kutip dari surat tersebut:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfaal:2)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). {*} Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. (QS. Al-Anfaal:15-16)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfaal:28)
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfaal:46)
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. Al-Anfaal:48)
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfaal:61)
--
[1]Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[2]Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakan-Nya.

Sabtu, 17 Desember 2011

Kutipan dari surat Al-A'raaf

0 opini
Surat ke-7 dalam Al-Qur'an, yaitu surat Al-A'raaf, menyimpan banyak firman Allah tentang kehidupan para nabi (dan umat mereka masing-masing). Yang pertama adalah ayat-ayat tentang kehidupan Nabi Adam a.s., yaitu penghargaan Allah s.w.t. kepada Nabi Adam a.s. dan keturunannya dalam ayat 11 s.d. 25 dan peringatan Allah terhadap godaan Syaitan dalam ayat 26 s.d. 30.

Selanjutnya Allah berfirman tentang pengutusan para rasul dan akibat penerimaan dan penolakan kerasulan dalam ayat 34 s.d. 53. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat dahsyat yang menggambarkan perbedaan nasib antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman; gambaran surga dan neraka serta para calon penghuninya. Layak baca!

Selanjutnya adalah ayat-ayat yang berisi kisah (singkat) mengenai kehidupan beberapa orang nabi, antara lain:
  • Kisah Nabi Nuh a.s.: ayat 59 s.d. 64
  • Kisah Nabi Hud a.s.: ayat 65 s.d. 72
  • Kisah Nabi Shaleh a.s.: ayat 73 s.d. 79
  • Kisah Nabi Luth a.s.: ayat 80 s.d. 84
  • Kisah Nabi Syu'aib a.s.: ayat 85 s.d. 93
  • Kisah Nabi Musa a.s.: ayat 103 s.d. 155
Setiap kisah kehidupan para nabi yang tercantum di atas memiliki kesamaan sebagai berikut:
  • Menceritakan penolakan masing-masing kaum terhadap petunjuk dan peringatan Allah melalui nabi-nabi yang diutus kepada mereka.
  • Menceritakan bagaimana masing-masing kaum tidak sekedar membangkang, tapi juga menantang datangnya azab Allah kepada mereka.
  • Menceritakan bagaimana Allah menyelamatkan para nabi dan pengikut-pengikutnya saat Allah menurunkan azab ke tengah-tengah masing-masing kaum.
Hanya itu saja yang dapat saya sampaikan dari pengalaman saya membaca terjemahan surat Al-A'raaf. Di bawah ini adalah beberapa ayat yang sengaja saya kutip dari surat tersebut:
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-A'raaf:10)
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A'raaf:17)
Hai anak Adam[1], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[2] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A'raaf:26)
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[3], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[4]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A'raaf:31)
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-A'raaf:33)
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu[5]; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A'raaf:34)
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A'raaf:51)
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[6]. (QS. Al-A'raaf:55)
Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-A'raaf:153)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'raaf:179)
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al-A'raaf:187)
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A'raaf:199)
--
[1]Maksudnya ialah: umat manusia
[2]Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah
[3]Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling Ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[4]Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
[5]Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.
[6]Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.

Rabu, 14 Desember 2011

Belajar dari Kecelakaan

0 opini
Tadi pagi, saat saya sedang mengendarai motor saya menuju kantor, saya melihat sebuah taksi dalam posisi terbalik di pinggir jalan atau lebih tepatnya di dalam sebuah selokan. Selokan? Bukan selokan kecil yang biasa ada di depan rumah. Selokan yang saya maksud di sini sebenarnya cukup lebar untuk menampung sebuah sedan. Entah apa namanya, tapi tulisan ini tidak ditujukan untuk menjelaskan selokan tersebut.

Kemarin pagi, saat saya sedang mengendarai motor saya menuju kantor, sebuah angkot menabrak saya. Saat itu kendaraan-kendaraan dari arah yang sama dengan saya sedang berhenti untuk memberi jalan kendaraan dari arah lain. Saya sedang melaju perlahan di sisi kanan saat angkot itu tiba-tiba memutar arah dan BRAK! Saya mencoba menahan rem dan menghindar tapi tabrakan tidak dapat dihindari.

Satu hari sebelum kemarin, saat saya sedang mengendarai motor saya menuju kantor, tidak terjadi insiden apa pun. Alhamdulillah. Tapi rentetan kejadian itu mengingatkan saya pada insiden-insiden lain yang saya alami sebelumnya. Pernah suatu ketika mobil saya diserempet oleh mobil lain yang melaju dari arah berlawanan. Mobil itu melaju di luar lajurnya dan saya tidak bisa menghindar karena ukuran jalan pun pas-pasan.

Dan masih ada berbagai insiden lain yang saya alami, baik saya sebagai korban maupun saya sebagai pelaku. Dari setiap insiden itu saya senantiasa belajar bagaimana mengemudi dengan baik dan bertanggung jawab, baik sebagai pengendara motor maupun sebagai pengendara mobil. Saya senantiasa belajar bagaimana menjadi pengendara yang tertib berkendara.

Kita sama-sama tahu bahwa saat kita berada di belakang kemudi itu kita sedang memikul tanggung jawab untuk menjaga ketertiban dalam berkendara. Ketertiban dalam berkendara ini tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan di jalan raya. Jadi pada dasarnya tanggung jawab kita di jalan raya itu tidak hanya terhadap nyawa kita sendiri, tapi juga nyawa orang lain.

Ketertiban lalu-lintas tidak akan pernah terwujud tanpa ada kesadaran dari setiap pengendara untuk mematuhi peraturan dan menghargai hak pengguna jalan yang lain.
Setiap pengendara memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga ketertiban, kenyamanan, dan keamanan bersama. Oleh karena itu, perilaku egois sebaiknya tidak hadir saat kita sedang berada di belakang kemudi. Kita perlu mengedepankan empati kita terhadap pengendara lain. Kita perlu hindari sikap "mau enak sendiri" dan mulai memikirkan pengguna jalan yang lain.

Apalah artinya segudang peraturan lalu-lintas kalau kita hidup untuk melanggar peraturan-peraturan itu. Apalah artinya kehadiran polisi lalu-lintas kalau kita sendiri tidak pernah mau diatur. Apalah artinya lampu-lampu lalu-lintas kalau kita main terobos tanpa lihat kiri-kanan depan-belakang. Ketertiban lalu-lintas tidak akan pernah terwujud tanpa ada kesadaran dari setiap pengguna jalan untuk mematuhi peraturan dan menghargai hak pengguna jalan yang lain.

Ada banyak hal yang dapat kita perbaiki dari cara mengemudi kita demi menjaga ketertiban, kenyamanan, dan keamanan bersama itu. Mulai dari mengutamakan keselamatan ketimbang kecepatan, mendahulukan mematuhi peraturan lalu-lintas ketimbang melanggarnya, mengedepankan kesabaran ketimbang emosi saat menyikapi pengguna jalan yang lain, membiasakan memberi jalan ketimbang terus-menerus meminta jalan, atau sikap-sikap lain yang menjadikan kenyamanan dan keamanan bersama sebagai prioritas; dan bukan kenyamanan dan keamanan pribadi saja. Kemungkinan perubahan yang dapat kita lakukan dalam hal ini benar-benar tidak terbatas.

Tetap saja yang utama adalah menumbuhkan kesadaran berkendara itu sendiri. Bila kesadaran untuk mengutamakan kepentingan bersama ini sudah terbentuk, aturan-aturan seperti larangan menggunakan handphone saat mengemudi pun akan mudah dipatuhi. Bila kesadaran ini sudah terbentuk, kenyamanan dan keamanan berkendara akan mudah dicapai.

Senin, 28 November 2011

3 Jam Bersama Rasulullah

2 opini
Dua hal yang saya rasa perlu saya lakukan sebelum saya meninggal dunia adalah membaca terjemah Al-Qur'an sampai selesai dan membaca kitab Sirah Nabawiyah. Yang pertama, yaitu membaca terjemah Al-Qur'an, masih berjalan sampai surat keenam (Al-An'aam). Sementara yang kedua, yaitu membaca kitab Sirah Nabawiyah, belum saya mulai sama sekali. Kedua hal tersebut saya perlu saya lakukan demi pemahaman yang lebih komprehensif terhadap Islam. Saya yakin saya akan menjadi seorang Muslim yang lebih baik bila saya mampu memahami firman-firman Allah dan mengenal karakter dan kehidupan Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah saya menemukan sebuah alternatif untuk Sirah Nabawiyah, yaitu film The Message. Kata "alternatif" rasanya kurang tepat, tapi film ini berhasil memberikan pengalaman yang luar biasa dalam usaha saya mengenal Rasulullah Muhammad SAW.

Film The Message ini merupakan ringkasan super singkat dari perjalanan panjang kehidupan Rasulullah Muhammad SAW mulai dari turunnya wahyu untuk pertama kalinya sampai dengan haji terakhir beliau. Beberapa peristiwa penting dalam sejarah kenabian ada di dalam film ini antara lain hijrah ke Habasyah, usaha pembunuhan Rasulullah, hijrah ke Madinah, perang Badr, perang Uhud, perjanjian Hudaibiyah, dan penaklukan kembali kota Makkah oleh kaum Muslimin.

Cerita dalam film ini benar-benar mengena di hati saya. Yang pertama adalah cerita tentang penindasan terhadap orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Di dalam film ini digambarkan keteguhan hati orang-orang yang bersedia memeluk Islam sampai mereka rela meregang nyawa untuk mempertahankan Islam di dalam hati mereka. Berikutnya adalah perjalanan panjang menuju Habasyah yang dilakukan kaum Muslimin untuk menghindari berbagai siksaan dari masyarakat di kota Makkah. Banyak sekali gambaran penderitaan kaum Muslimin pada masa ini sampai saya pun tersadar untuk bersyukur bahwa saya bisa memeluk Islam dengan tanpa rasa takut terhadap apa pun.

Berikutnya adalah tentang hijrah Rasulullah ke Madinah saat orang-orang di Makkah bermaksud membunuh beliau. Begitu besar pengorbanan para sahabat untuk Rasulullah, terutama 'Ali dan Abu Bakar, dalam proses hijrah ini. Akan tetapi, peristiwa yang benar-benar luar biasa adalah saat Rasulullah terpojok di sebuah gua saat sedang diburu. Yang menjadi "penyelamat" beliau hanyalah sebuah sarang laba-laba yang terangkai apik di mulut gua tempat Rasulullah Muhammad SAW bersembunyi. Sarang laba-laba ini yang memberi kesan bahwa tidak ada yang masuk ke dalam gua tersebut dan membuat para pemburu nyawa Rasulullah berbalik dan meninggalkan gua tersebut. Allahu Akbar!

Pasca keberhasilan Rasulullah hijrah ke Madinah, film The Message ini pun mulai memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan Islam antara lain dengan kemenangan kaum Muslimin di perang Badr. Kebangkitan Islam memang tidak instan dan hal ini terlihat cukup jelas lewat kekalahan kaum Muslimin di perang Uhud dan terwujudnya perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah ini yang menjadi titik awal kebangkitan Islam yang hakiki karena perjanjian Hudaibiyah ini memungkinkan penyebaran Islam secara damai. Allahu Akbar!

Klimaks dari film ini adalah penaklukan kota Makkah (Mekah). Bala tentara kaum Muslimin yang sangat dominan itu tidak merusak atau membabi buta membasmi orang-orang yang menentang Islam. Kota Makkah berhasil direbut kembali tanpa pertumpahan darah. Sebuah kemenangan yang elegan dan begitu memukau. Ka'bah pun berhasil dikuasai kaum Muslimin dan dibersihkan dari berbagai berhala yang sudah lama menghuni Ka'bah. Takbir pun dikumandangkan di kota Makkah tanpa ada ancaman atau tekanan barang sedikit pun. Peristiwa ini adalah peristiwa yang luar biasa. Bahkan saya berharap dapat menjadi bagian dari kaum Muslimin saat itu.

Film ini pun ditutup dengan khutbah terakhir Rasulullah. Sebuah khutbah yang begitu memilukan hati karena kita semua tahu bahwa dunia ini akan kehilangan satu manusia yang sangat mulia di mata Allah. Manusia yang sangat dicintai kaum Muslimin karena keteguhannya dan keteladanannya dalam menyebarkan Islam sampai ke hati kita masing-masing. Sulit sekali menahan tangis saat menonton adegan haji terakhir Rasulullah ini.

Film The Message ini insya Allah akan menjadi tontonan yang berkesan dan sulit dilupakan. Film dengan durasi 3 jam ini berhasil membawa saya satu langkah lebih dekat ke dalam kehidupan Rasulullah SAW. Efek visual yang ditawarkan oleh sebuah film pun lebih mengena ketimbang sekedar membaca rentetan kata dalam sebuah buku atau kitab.

Sedikit Trivia

Satu hal unik dari film ini adalah film ini dibuat dalam dua versi bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Akan tetapi, versi bahasa Arabnya bukan sekedar dubbing dari versi bahasa Inggris. Dua versi film ini ibarat dua film yang berbeda. Untuk setiap pengambilan adegan dalam film ini, aktor dan aktris berbahasa Inggris bergantian dengan aktor dan aktris berbahasa Arab. Hasilnya adalah dua film dengan plot yang sama dan adegan yang sangat mirip. Tetap ada perbedaan antara film versi bahasa Inggris dengan film dengan versi bahasa Arab, tapi perbedaan-perbedaan ini sama sekali tidak merubah plot film ini.

Download Link

Bagi yang berminat menonton film tahun 1977 ini dapat mengunduhnya dari sini:
Perlu saya informasikan bahwa The Message versi bahasa Arab di atas terbagi menjadi 14 bagian. Sayangnya ada beberapa adegan yang hilang di antara bagian-bagian tersebut. Sementara The Message versi bahasa Inggris lengkap dari awal hingga akhir tanpa ada adegan yang hilang.

Kamis, 17 November 2011

Ayat-ayat dari Surat Al-An'aam

0 opini
Surat keenam dalam kitab suci Al-Qur'an ini diawali dengan firman-firman Allah tentang kemusyrikan, yaitu sikap orang-orang musyrik yang berpaling dari Islam dan menyekutukan Allah, dan nasib orang-orang musyrik di hari kiamat kelak. Membaca rentetan ayat-ayat tentang siksaan terhadap orang-orang musyrik di dalam Surat ini sejatinya menambah kuat keimanan saya.

Rasanya saya tidak perlu menulis panjang lebar mengenai kesan saya saat membaca terjemah ayat demi ayat dari Surat ini. Langsung saja saya paparkan kumpulan ayat-ayat yang saya kutip dari surat Al-An'aam:
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS. Al-An'aam:6)
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An'aam:13)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." {*} Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. (QS. Al-An'aam:15 - 16)
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[+1]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An'aam:32)
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) (QS. Al-An'aam:59)
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An'aam:97)
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-An'aam:108)
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An'aam:115)
Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. (QS. Al-An'aam:120)
Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain)[+2] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami." Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)." Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An'aam:128)
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-An'aam:160)
--
[+1]Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.
[+2]Maksudnya syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusia pun telah mendapat hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan itu.

Rabu, 09 November 2011

Hidangan dalam Al-Qur'an

0 opini
Surat kelima dalam Al-Qur'an, Al-Maa'idah, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Hidangan. Surat Al-Maa'idah ini dibuka dengan berbagai aturan tentang halal dan haram mulai dari urusan makanan sampai urusan perkawinan. Salah satu yang perlu digarisbawahi adalah haramnya mengundi nasib yang tertuang di dalam ayat 3 yang saya kutip di sini: "... Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[+1], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. ..."

Ada beberapa bagian dalam surat Al-Maa'idah yang menarik untuk dibaca. Pertama, keengganan bangsa Yahudi mentaati perintah Nabi Musa a.s. memasuki Palestina; tertuang dalam ayat 20 s.d. 26. Kedua, kisah pembunuhan pertama yang melibatkan kedua putra Nabi Adam a.s.; tertuang dalam ayat 27 s.d. 32. Ketiga, ayat-ayat yang bercerita tentang mukjizat Nabi Isa a.s.; tertuang dalam ayat 110 s.d. 120.

Selain berbagai pelajaran yang saya paparkan di atas, di bawah ini saya sertakan juga beberapa ayat yang sempat saya kutip ke dalam tulisan ini:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maa'idah:8)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. {*} Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal. (QS. Al-Maa'idah:36 - 37)
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (QS. Al-Maa'idah:55)
Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maa'idah:76)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Maa'idah:87)
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS. Al-Maa'idah:89)
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maa'idah:91)
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maa'idah:100)
--
[+1]Anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi.

Belajar dari Surat An-Nisaa'

0 opini
Dan perjalanan membaca terjemah Al-Qur'an itu pun berlanjut sampai surat keempat: surat An-Nisaa'. Hal pertama yang saya temukan dalam surat An-Nisaa' adalah pembatasan (bukan sekedar pembolehan) poligami menjadi maksimal 4 istri (dari sebelumnya tanpa batas). Poligami pun dibatasi dengan syarat suami harus berlaku adil terhadap istri-istrinya. Bila suami tidak mampu berlaku adil, Allah pun membatasi pernikahan menjadi monogami. Berikut isi ayat 3 surat An-Nisaa' yang berisi pembatasan tersebut:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[+1], maka (kawinilah) seorang saja[+2], atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. An-Nisaa':3)
Surat An-Nisaa' juga berisi pokok-pokok hukum pembagian harta waris, yaitu dalam ayat 7 s.d. ayat 14. Selain itu, surat ini juga berisi beberapa hukum perkawinan (pernikahan). Ada banyak sekali ayat-ayat yang mengatur tentang pernikahan dalam surat An-Nisaa' ini. Salah satu ayat yang menyebutkan tentang hukum perkawinan itu adalah ayat 23 (saya kutip di bawah) yang juga dijadikan dasar hukum mahram.

Di dalam surat ini pun saya menemukan banyak ayat yang mengatur tentang jihad dan hijrah; baik mengenai kewajibannya maupun mengenai balasannya. Masih banyak pelajaran lain yang saya dapatkan dari surat An-Nisaa'. Akan tetapi, dari semua pelajaran yang saya dapat dari surat An-Nisaa', hanya beberapa ayat saja yang saya kutip dalam tulisan ini:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. An-Nisaa':10)
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan[*3], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisaa':17)
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[+3]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisaa':23)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu[+4]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa':29)
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisaa':32)
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[+5] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[+6]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[+7], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[+8]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisaa':34)
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (QS. An-Nisaa':57)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa':59)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisaa':82)
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat[+9], (QS. An-Nisaa':105)
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisaa':110)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa':116)
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisaa':129)
Allah tidak menyukai ucapan buruk[*1], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[*2]. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nisaa':148)
--
[+1]Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[+2]Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
[+3]Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.
[+4]Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
[+5]Maksudnya: Tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
[+6]Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.
[+7]Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. Nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[+8]Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
[+9]Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi s.a.w. dan mereka meminta agar Nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah, Nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
[*1]Ucapan buruk sebagai mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya.
[*2]Maksudnya: orang yang teraniaya boleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.
[*3]Maksudnya ialah:
- Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu.
- Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak.
- Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.

Senin, 31 Oktober 2011

Menyiasati Infinite To-do List

1 opini
Organizing adalah satu dari sekian banyak hal yang gemar saya lakukan. Tentu saja kegemaran ini saya mulai dari diri saya sendiri. Salah satu manifestasi dari kegemaran ini adalah dengan membuat to-do list. Dalam hidup saya sehari-hari, saya memiliki 2 (dua) jenis to-do list: satu untuk urusan pekerjaan, satu untuk urusan pribadi. Masing-masing to-do list saya kelola secara terpisah.

To-do list untuk urusan pekerjaan saya tuangkan dalam lembaran post-it yang saya tempel di meja kerja saya di kantor. To-do list untuk urusan pribadi selalu setia menemani saya di dalam smartphone saya. Pemisahan ini sengaja saya lakukan karena saya ingin memisahkan urusan pekerjaan dan urusan pribadi saya. Dengan pemisahan seperti ini, saya hanya perlu melihat tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan saya di kantor saja.

Pemisahan to-do list yang saya lakukan adalah bagian dari usaha saya untuk menyeimbangkan kehidupan saya di kantor dan kehidupan saya di rumah (bersama istri dan anak-anak saya). Saat di rumah, saya tidak pernah "terganggu" dengan urusan-urusan pekerjaan. To-do list yang terkait pekerjaan selalu saya kerjakan di kantor. Saya selalu berusaha agar urusan pekerjaan tidak ikut pulang ke rumah bersama saya.

Walaupun begitu, masih ada 1 (satu) masalah lain yang perlu saya atasi dalam mengelola to-do list saya, yaitu infinite to-do list. Saya seringkali merasa bahwa to-do list saya itu tidak ada habisnya. Item yang keluar dari to-do list saya itu lebih sedikit daripada item yang masuk ke to-do list saya. Pada akhirnya daftar pekerjaan yang harus saya lakukan terus saja menumpuk.

Bayangkan kita sedang berjalan di sebuah jalan yang tidak terlihat ujungnya. Kita terus saja berjalan tanpa tahu kapan kita akan mencapai tujuan. Setiap kali kita sampai ke suatu checkpoint, jarak perjalanan kita malah bertambah sampai akhirnya kita merasa lelah dan jenuh untuk meneruskan perjalanan. Kita pun memilih berhenti dan menunda perjalanan kita. Ketimbang lelah meneruskan perjalanan yang tidak jelas ujungnya, lebih baik berhenti dan menikmati pemandangan di sekitar. Procrastination for the world!

Masalah infinite to-do list ini sudah lama saya alami, baik di to-do list pekerjaan maupun di to-do list pribadi. Yang paling "mengganggu" tentu saja di to-do list pekerjaan karena tumpukan pekerjaan itu membuat saya kesulitan untuk fokus. Fokus yang rendah ini akhirnya mengganggu konsentrasi saya bekerja sehingga throughput pekerjaan saya pun semakin menurun. Throughput yang menurun sudah pasti meningkatkan kemungkinan menumpuknya pekerjaan. Dan siklus yang jahat itu pun tidak henti-hentinya berputar.

Alhamdulillah tadi pagi saya menemukan tulisan yang serupa di sini: http://blog.101ideas.cz/posts/the-3+2-rule.html. Tulisan tersebut juga membahas cara menyiasati to-do list yang seolah-olah tidak pernah habis dengan metode "the 3 + 2 rule". Metode itu pada intinya menegaskan bahwa kita perlu bersikap realistis, yaitu dengan membuat target harian yang memang sesuai dengan kapasitas dan waktu yang kita miliki.

Dalam metode "the 3 + 2 rule" itu, penulisnya menyarankan untuk membuat to-do list yang berisi 5 (lima) pekerjaan: 3 yang utama, 2 yang pilihan. Fokuskan energi dan waktu untuk mengerjakan 3 pekerjaan utama. Bila masih ada energi dan waktu yang tersisa, silakan luangkan untuk mengerjakan 2 pekerjaan pilihan.

Angka 3 dan 2 di atas tentu saja tidak harus sama untuk masing-masing orang. Yang paling penting untuk diadopsi dari metode itu adalah bagaimana membatasi pekerjaan sesuai kemampuan dan waktu yang tersedia. Kita bisa saja membuat "the 2 + 1" rule dengan 2 pekerjaan utama dan 1 pekerjaan pilihan. Kita pun bisa saja membuat "the 1 + 0" dengan 1 pekerjaan utama. Intinya tetap pada pembatasan pekerjaan sesuai kemampuan dan waktu.

Dengan metode membatasi pekerjaan seperti di atas, kita dapat lebih fokus mengerjakan hal-hal yang penting. Dengan fokus yang meningkat, maka sangat besar kemungkinannya throughput pun ikut meningkat. Ini artinya lebih banyak pekerjaan yang dapat kita selesaikan. Semakin besar throughput kita, semakin banyak pekerjaan yang dapat kita keluarkan dari to-do list kita. Semakin banyak pekerjaan yang dapat kita selesaikan, rasa lelah dan jenuh bekerja pun dapat diminimalisir. Secara tidak langsung, hal ini akan meningkatkan kepuasan kita saat bekerja.

Memang pada kenyataannya mengelola to-do list tidak semudah 3 + 2 atau 1 + 0. Masih ada faktor eksternal yang sulit kita kendalikan seperti penugasan yang mendadak dari atasan atau berbagai panggilan tugas yang membuat to-do list kita menjadi tidak berarti. Walaupun begitu, membatasi pekerjaan bukan berarti menjadi tidak penting. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatur to-do list kita agar tidak menumpuk terus-menerus. Paling tidak kita perlu melakukannya demi menjaga keseimbangan hidup antara pekerjaan dan urusan pribadi (atau keluarga).

Senin, 24 Oktober 2011

Rumahku Nerakaku

0 opini
Kehidupan rumah tangga itu tidak selalu menyenangkan. Nenek-nenek saja tahu akan hal ini. Koreksi: Justru nenek-nenek (yang punya segudang pengalaman) yang paling tahu akan hal ini. Hanya saja, dari semua orang yang tahu akan hal ini, tidak semua orang mau berbagi tentang masalah rumah tangga mereka. Di lain pihak, tidak sedikit orang yang tidak segan-segan berbagi tentang masalah ini. Tidak percaya? Tengok saja timeline di jejaring sosial kesayangan Anda.

Kembali ke topik pembicaraan: Neraka.

Ada banyak hal yang dapat mengubah rumah tangga tercinta kita menjadi neraka. Mulai dari yang paling muda sampai yang paling tua, tidak ada yang benar-benar bebas dari andil mereka membentuk neraka di rumah tangga kita. Kita sendiri pun termasuk di dalam daftar penyebab munculnya neraka itu. Akan tetapi, saya tidak akan mulai dari diri sendiri. Harap maklum. Manusia tidak pernah lepas dari ego yang membuat kita lebih mudah menyalahkan orang lain daripada menyalahkan diri kita sendiri.

Dari istri, anak-anak, orang tua, mertua, sampai pembantu; semua pihak memiliki cara mereka sendiri untuk mengubah rumah tangga kita menjadi neraka. Kadang kita bertengkar dengan istri, kadang anak-anak bertingkah tidak karuan dan menyebalkan, kadang orang tua kita terlalu mencampuri urusan kita, kadang mertua berbeda pendapat dengan kita, kadang pembantu kita membuat masalah yang tidak-tidak; sepertinya selalu saja ada masalah di rumah kita. Kadang masalahnya menumpuk begitu banyak dan membuat kita enggan tinggal di rumah.
Api
Dalam kondisi seperti di atas, kebaikan (kebahagiaan) yang muncul di tengah keluarga kita akan hilang seketika karena tertutup emosi kita. Senyum anak-anak menjadi hambar, kebaikan-kebaikan istri tidak lagi terasa manis, hal-hal baik yang dilakukan orang tua atau mertua pun tidak berarti, apalagi pembantu. Emosi kita senantiasa menghalangi semua kebaikan yang ada untuk mencapai hati kita. Sebegitu gelapnya hati kita sampai akhirnya kita pun merasa putus asa.

Saat rasa putus asa ini muncul, berbagai bentuk pelarian pun mulai terbayang. Mulai dari keinginan untuk pergi dari rumah sampai keingian untuk pergi dari dunia (alias bunuh diri). Pilihan bentuk pelarian ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan tingkat stres yang dialami orang terkait. Pelarian dari stres yang ringan mungkin cukup dengan "kabur" sebentar, sementara bunuh diri biasanya menjadi pilihan pelarian dari stres yang berat bin akut.

Empat paragraf di atas adalah gambaran neraka yang saya maksud. Dalam tulisan ini, gambaran neraka itu saya batasi di dalam rumah seseorang yang sudah menikah, memiliki anak, dan tinggal satu rumah dengan orang tua/mertua. Tentu saja gambaran neraka ini tidak sama bagi semua orang, tapi saya yakin banyak orang yang sudah mengalami neraka yang sama.

Lalu?

Di antara semua orang yang pernah (dan akan) hidup di dalam neraka seperti di atas, tidak semuanya memiliki sikap yang sama. Ada yang memutuskan untuk tetap lari, ada yang memutuskan untuk berbalik dan mencoba memadamkan api neraka itu. Seriously? Betul sekali. Api neraka di rumah tangga kita umumnya masih dapat dipadamkan. Hanya saja proses pemadamannya membutuhkan dedikasi dan komitmen dari semua pihak yang terkait.

Alasan seseorang untuk tetap berlari itu bervariasi. Mungkin saja masalah yang dihadapi terlalu berat untuk diatasi. Mungkin saja jalan keluar yang dicari tidak pernah ditemukan. Mungkin saja orang yang bersangkutan tidak menemukan bantuan yang dia butuhkan untuk memecahkan masalahnya. Mungkin saja orang yang bersangkutan tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk mengatasi masalahnya sendiri. Dan masih banyak kemungkinan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan. Intinya tetap satu: kabuuur.
Fight for Kisses
Yang lebih menarik untuk dibicarakan adalah alasan seseorang untuk berbalik dari pelariannya dan menghadapi masalahnya sampai tetes darah penghabisan. Kenapa? Karena bertarung itu lebih jantan. Sayangnya bukan itu alasan saya. Berhenti berlari dan menghadapi masalah adalah bukti keberanian seseorang. Berhasil atau tidaknya masalah diselesaikan itu urusan nanti.

Sebelum tulisan ini tambah melebar, kita kembali kepada topik tulisan ini: rumah yang menjadi neraka. Bagaimana cara kita memadamkan api yang membara di tengah-tengah rumah tangga (keluarga) kita? Bagaimana cara kita mengembalikan kesejukan dan kedamaian di dalam rumah kita? Haruskah kita mulai dari diri kita sendiri?

Rasanya tulisan ini akan menjadi panjang.

Bagi saya pribadi, setiap masalah itu hanya dapat diselesaikan bila kita memiliki determinasi yang cukup untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga kita, kita butuh alasan yang kuat untuk mempertahankan keutuhan keluarga kita. Tanpa alasan yang tepat (dan kuat), kita tidak akan pernah memiliki determinasi yang kuat saat menyelesaikan masalah kita. Jadi, layak atau tidak keluarga kita dipertahankan, itulah pertanyaannya.

Kalau jawaban dari pertanyaan itu adalah "layak", langkah selanjutnya adalah introspeksi diri. Betul sekali; introspeksi diri. Kita perlu menenangkan diri dan meredam emosi kita sehingga kita dapat berhenti menyalahkan orang lain dan memulai perbaikan dari diri kita sendiri. Dengan meredam emosi, mata hati kita akan menjadi lebih jernih untuk memahami inti masalah yang kita hadapi.

Anger Management
Meredam emosi memang bukan hal yang mudah. Salah satunya adalah lewat pelarian tadi. Jadi, intinya tetap lari dari masalah? Memang benar begitu. Perbedaannya adalah lari di sini hanya untuk sementara. Lari di sini hanya untuk menenangkan diri dan mengembalikan energi kita untuk kembali menghadapi masalah kita. Kita sama-sama tahu bahwa memaksakan diri menghadapi masalah hanya akan membuat kita lelah. Kita butuh istirahat, hati kita pun butuh istirahat. Kita butuh pengalihan dan melarikan diri untuk sementara adalah metode pengalihan yang cukup handal.

Cara yang lain untuk meredam emosi adalah dengan bercerita. Ada kalanya kita perlu berbagi masalah kita dengan orang lain untuk meredam emosi kita. Dengan menceritakan masalah kita kepada orang lain, kita sedang berbagi beban di pundak kita. Saat beban di pundak itu kita lepaskan, saat itu juga emosi kita ikut mereda dengan sendirinya.

Masih ada cara lain untuk meredam emosi ini. Saya bahkan sempat menuangkannya dalam tulisan Menyiasati Marah dalam Keluarga (bagian 1, bagian 2,  bagian 3, bagian 4). Saya pun pernah mendengar kicauan seorang teman, "gw sih biasanya push-up," saat sedang membicarakan cara-cara mengelola emosi. Rasanya setiap orang punya cara yang tepat guna untuk meredam emosi masing-masing.

Dengan emosi yang reda, kepala yang dingin, dan hati yang bersih, jalan keluar akan lebih mudah ditemukan. Introspeksi diri akan menjadi lebih mudah dilakukan. Kita akan menemukan kesalahan-kesalahan dalam diri kita sendiri. Kita akan melihat seberapa besar peran kita dalam menciptakan neraka di dalam rumah kita sendiri. Dengan begitu, kita pun akan lebih objektif menilai kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota rumah tangga kita (termasuk pembantu). Kita pun dapat memilah antara kesalahan yang kecil dan tidak perlu diperpanjang dengan kesalahan yang besar dan perlu ditindaklanjuti. Lalu sedikit demi sedikit, api neraka di rumah tangga kita pun akan segera padam.

Padamnya api neraka rumah tangga ini sebenarnya sudah mulai terjadi saat kita sedang meredam emosi. Kenapa? Karena neraka yang ada di dalam rumah tangga kita sebenarnya ada di dalam hati kita. Emosi kita yang membuat rumah tangga kita terasa panas. Emosi kita yang membuat kita ingin segera pergi dari rumah kita. Emosi kita yang membuat kita ingin terus berlari menjauh dari rumah kita. Emosi kita juga yang membuat kita kehilangan harapan. "Rumahku Nerakaku" itu adalah halusinasi yang dibentuk oleh emosi kita sendiri.

Walaupun begitu, masih banyak rumah tangga lain yang benar-benar menjadi neraka bagi penghuninya. Neraka-neraka ini tidak semuanya sebatas halusinasi yang mudah diatasi dengan meredam emosi dan introspeksi diri. Neraka-neraka ini benar-benar nyata dan terbentuk oleh berbagai masalah rumah tangga yang tidak ada habisnya (atau sulit ditemukan jalan keluarnya). Saya tidak akan berkomentar banyak mengenai neraka-neraka ini karena tulisan ini sendiri sudah sangat panjang. Untuk saat ini, saya hanya bisa mendo'akan agar setiap neraka dalam rumah tangga itu dapat dikembalikan ke fitrahnya sebagai surga atau sekalian dibubarkan sehingga tidak menelan lebih banyak korban jiwa.