Senin, 26 Desember 2011

Jalan-jalan Ke TMII - Hari 2

Kemarin adalah hari ke-2 kunjungan kami di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Selepas mengantri di kamar mandi (1 kamar mandi, sekian banyak pengguna) dan sarapan di restoran Hotel Desa Wisata, kami langsung melanjutkan wisata kami di seputar TMII. Antrian kamar mandi tidak kami antisipasi dengan baik. Alhasil kami baru mulai keliling TMII di atas jam 9 pagi.

Tujuan pertama adalah Sky Lift atau bahasa gaulnya Kereta Gantung. Tarif masuk Kereta Gantung ini Rp. 25.000 per orang termasuk anak-anak, kecuali anak-anak dengan tinggi 85 cm atau kurang. Ternyata antrian untuk Kereta Gantung ini sudah mulai ramai. Cukup lama juga kami mengantri untuk menaiki Kereta Gantung ini. Untungnya semua biaya dan energi yang dikeluarkan untuk menaiki Kereta Gantung ini tidak sia-sia.

Kereta Gantung Siap Meluncur
10 Detik Menuju Peluncuran
Hanya dari atas Kereta Gantung ini kita bisa melihat hampir seluruh wilayah TMII yang luas itu. Kenapa hampir? Karena wahana ini memiliki 2 (dua) rute yang berbeda. Kalau benar-benar ingin melihat seluruh wilayah TMII, kita perlu mencoba kedua rute tersebut. Satu hal yang pasti, setiap rute ini memungkinkan kita melintas di atas danau dengan pulau-pulau buatan yang menyerupai seluruh Indonesia.

Kalimantan
Sulawesi
Sumatera dan Jawa
Di rute yang sama, kami pun melintas di atas area Istana Anak-Anak. As the name implies, Istana Anak-Anak ini termasuk arena bermain skala besar yang menyediakan berbagai variasi hiburan untuk anak-anak. Otomatis Istana Anak-Anak ini masuk ke dalam wishlist atau bahkan to-do list kami selama kunjungan kami di TMII.

Istana Anak-Anak (Bagian Depan)
Istana Anak-Anak (Bagian Dalam)
Selepas dari Kereta Gantung, kami lanjutkan ke Kereta Mini. Kali ini kami benar-benar ingin mengelilingi TMII tanpa harus mengendarai kendaraan pribadi. Tarif Kereta Mini untuk 1 kali perjalanan adalah Rp. 10.000. Dapat dikatakan bahwa Kereta Mini ini adalah sarana transportasi murah meriah untuk 1 kali perjalanan keliling TMII. Sayangnya harapan kami terhadap Kereta Mini ini agak jauh panggang dari api.

Tiket Kereta Mini
Kereta Mini Siap Mengangkut Penumpang
Penumpang Mini dan Bangku Metro Mini
Yang menjadi alasan kekecewaan kami adalah kondisi keretanya yang "usang". Menaiki Kereta Mini ini seolah-olah sedang menaiki kereta api kelas ekonomi. Mulai dari berdesak-desakan saat masuk kereta, bangku dan interior kereta yang tidak terawat, kereta yang jalannya lambat (bahkan sempat berhenti dan membuat kami berpikir bahwa keretanya mogok), dan berbagai isu lain yang membuat kami merasa sedang melakukan simulasi mudik pulang kampung di waktu Lebaran.

Terlepas dari itu, lambatnya kereta ini memungkinkan saya untuk mengambil foto dari museum-museum, anjungan-anjungan, dan wahana-wahana lainnya yang kami lewati. Sangat berbeda dengan Kereta Keliling yang kami naiki saat berkunjung ke Ragunan beberapa hari yang lalu. Di atas Kereta Keliling Ragunan itu saya tidak sempat mengambil foto sama sekali.

Walaupun begitu, saya pribadi merasa bahwa Kereta Mini di TMII ini terlalu lambat. Setelah setengah perjalanan di atas Kereta Mini ini, rasa bosan pun mulai muncul. Tidak lama kemudian, saya pun tertidur dan kembali terbangun saat Kereta Mini ini sudah hampir tiba di lokasi awal tempat kami berangkat. Bored to the max ...

Satu hal yang terasa berbeda dari TMII pada hari ini adalah ... macetnya. Mungkin memang tanggal 25 Desember ini adalah puncaknya kunjungan ke TMII. Lalu-lintas di dalam lingkungan TMII pun ekstra padat merayap. Setelah kami 

Keong Emas
Menjelang sore, kami menyempatkan diri mengunjungi Keong Emas. Kami tiba di sana sekitar pukul 16.30. Tepat waktu untuk pemutaran film pukul 17.00, yaitu film berjudul T-Rex. Teater Imax di Keong Emas ini memiliki layar paling lebar yang pernah saya temukan. Menonton film di dalam bioskop ini merupakan pengalaman yang menyenangkan. Sayang durasi filmnya terlalu singkat untuk tiket masuk seharga Rp. 30.000 per orang.

Bergaya
Secara keseluruhan, hari ke-2 di TMII ini tetap layak dikenang. Mulai dari melayang di atas TMII dengan Kereta Gantung, bosan dan tertidur di Kereta Mini, terjebak macet di tengah-tengah berbagai rumah adat, sampai menonton dinosaurus di Keong Emas. Sebuah kumpulan kenangan yang luar biasa.

Di Depan (Poster) Keong Emas

4 komentar:

  1. nice inpoh,,, soalnya ada rencana pingin kesaana :D

    BalasHapus
  2. pingin kesana lagi naik kereta api mini TMII dulu aku juga pernah naik kereta mini ini

    BalasHapus
  3. teater keong mas juga blum pernah masuk seperti apa didalamnya,kereta gantung juga mau mencobanya lagi wah enak ternyata naik kereta gantung sambil melihat pemandangan miniatur kepulauan indonesia juga rumah2 adat di seluruh indonesia dari sabang sampai merauke

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya rekomendasikan Kereta Gantung. Sayangnya waktu itu saya hanya sempat mencoba salah satu rute saja. :-)

      Hapus