Rabu, 21 Desember 2011

Al-Anfaal

Dalam bahasa Indonesia, Al-Anfaal berarti Rampasan Perang. Dari namanya saja kita sudah dapat menduga bahwa isi surat Al-Anfaal secara mayoritas terkait dengan peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Musyrikin. Perang yang disebutkan secara eksplisit di dalam surat ke-8 dalam Al-Qur'an ini adalah Perang Badar.

Ayat-ayat seputar perang Badar ini menjelaskan bagaimana kondisi kaum Muslimin dan kondisi kaum Musyrikin saat berperang. Selain itu, Allah menyampaikan pula bagaimana Allah telah memungkinkan kaum Muslimin untuk memenangkan perang Badar ini, baik secara fisik maupun mental. Kemenangan kaum Muslimin di perang Badar ini pun menjadi salah satu tanda kekuasaan Allah.

Satu hal yang perlu diperhatikan di antara rangkaian ayat-ayat tentang peperangan ini adalah bahwasanya kaum Muslimin diperintahkan untuk memilih perdamaian. Alasan kaum Muslimin berperang hanyalah untuk melawan kaum Musyrikin yang memang berniat memerangi kaum Muslimin. Bila kaum Musyrikin memilih untuk berdamai, maka kaum Muslimin pun harus mengutamakan perdamaian. Hal ini tertuang di dalam ayat 61 (saya cantumkan di bagian bawah).

Yang menarik dari surat Al-Anfaal ini adalah kobaran semangat yang dimiliki kaum Muslimin (dengan ijin Allah) saat maju untuk berperang demi mempertahankan agama Islam. Semangat kaum Muslimin ini ikut membakar semangat di dalam diri saya. Tentu saja bukan semangat untuk berperang, tapi semangat untuk menjadi seorang Muslim yang lebih baik demi mengabdi kepada Allah.

Itu saja yang bisa saya sampaikan terkait pelajaran yang saya ambil dari membaca terjemah surat Al-Anfaal. Berikut ini adalah kumpulan ayat-ayat yang saya kutip dari surat tersebut:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfaal:2)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). {*} Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. (QS. Al-Anfaal:15-16)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfaal:28)
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfaal:46)
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. Al-Anfaal:48)
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfaal:61)
--
[1]Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[2]Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar