Kamis, 31 Desember 2009

Tutup Tahun Blogging

0 opini
Akhirnya hari terakhir di tahun 2009 pun tiba. Iseng ingin melihat performa blogging pribadi untuk tahun ini. Saya pribadi ingin tahu berapa tulisan yang berhasil saya publikasikan, berapa pengunjung yang berkenan mampir ke blog-blog saya, dan berbagai statistik lain.

Terhitung 1 Januari 2009, saya mengelola lima blog. Kelima blog itu adalah:
  • sikluskehidupan.blogspot.com
  • asyafrudin.blogspot.com
  • islam-awam.blogspot.com
  • bagaimana-cara.blogspot.com
  • stochasticmanga.wordpress.com
Pada tanggal 16 Mei 2009, koleksi blog saya bertambah satu, yaitu bicarapajak.blogspot.com. Jadi di akhir tahun ini saya mengelola enam blog.

Walaupun begitu, tidak semuanya bertahan hidup sampai akhir tahun 2009. sikluskehidupan dinyatakan mati suri pada tanggal 28 September 2009. Blog yang berfungsi sebagai aggregator untuk blog-blog yang lain ini tidak lagi saya gunakan sejak tanggal tersebut. bagaimana-cara dinyatakan mati suri pada tanggal 5 Oktober 2009. Blog yang berisi tips dan trik buatan sendiri ini tidak saya teruskan. Tulisan terbaru yang seharusnya masuk ke bagaimana-cara akhirnya saya alihkan ke asyafrudin.blogspot.com di kategori Bagaimana Cara ....

asyafrudin.blogspot.com merupakan blog utama yang menjadi corong aspirasi saya di Internet. Di sini saya menulis tentang banyak hal mulai dari pernikahan, mendidik anak, pekerjaan, dan berbagai hal yang saya minati. islam-awam adalah tempat saya bercerita mengenai hal-hal yang perlu saya garis bawahi dalam Islam. Sifat tulisannya tentu sangat subjektif, namun saya berusaha untuk selalu mencantumkan referensi yang absah dalam setiap tulisan di islam-awam.

stochasticmanga adalah tempat saya mencurahkan minat saya terhadap manga. Sudah bertahun-tahun saya membaca manga dan kadang saya berbagi opini saya tentang sebuah manga lewat stochasticmanga. bicarapajak adalah blog yang saya dedikasikan untuk berbagi informasi yang saya miliki tentang perpajakan. Sayangnya masih belum banyak yang bisa saya tuangkan dalam bicarapajak itu.

Jumlah pengunjung yang berhasil dikumpulkan oleh blog-blog tersebut lumayan banyak. Buat saya pribadi, pencapaian itu cukup luar biasa walaupun tidak akan sebanding dengan blog-blog yang sudah tenar. Pencapaian "page loads" -supaya terlihat banyak- untuk blog-blog saya sampai saat tulisan ini dibuat adalah sebagai berikut:
  • sikluskehidupan berhasil menembus angka 1.700. Saya tidak berharap banyak karena memang situs ini berfungsi meringkas dan mengumpulkan tulisan-tulisan saya yang sebenarnya.
  • asyafrudin berhasil menembus angka 7.500. Angka yang cukup baik melihat isinya lebih banyak berkutat pada kehidupan pribadi saya. Terus terang saya punya kecenderungan untuk menulis lebih banyak tentang pernikahan dan keluarga dalam blog ini. Sayangnya kedua topik itu bukan sesuatu yang diminati banyak orang.
  • islam-awam berhasil menembus angka 2.700. Ternyata ada banyak orang yang tersandung blog ini. Semoga informasi tentang Islam yang saya sampaikan lewat blog ini tidak menyimpang dari kebenaran. Kalau sampai menyimpang, dosa saya akan terus bertambah seiring bertambahnya pengunjung.
  • bagaimana-cara berhasil menembus angka 18.800. Sebuah angka yang fenomenal. Terus terang saya tidak menyangka pertumbuhan pengunjung blog ini akan sebegitu cepat. Tulisan tentang STNK, SIM, dan Kartu Kuning sepertinya menarik banyak orang untuk mampir ke blog ini.
  • stochasticmanga berhasil menembus angka 28.600. Ternyata tidak sedikit penggemar manga yang tertarik untuk melihat opini saya dan rekan-rekan saya tentang manga yang sudah kami baca.
  • bicarapajak berhasil menembus angka 1.400. Angka yang wajar mengingat blog itu belum lama hidup dan juga belum mempublikasikan banyak tulisan.
Angka-angka di atas bisa jadi tidak ada artinya sama sekali. Yang paling penting bagi diri saya adalah jumlah orang yang mendapatkan manfaat dari tulisan-tulisan saya. Kemudian orang-orang itu akan menyebarkannya dan menambah jumlah orang yang mendapatkan manfaat dari tulisan-tulisan tersebut. Dengan begitu niat saya untuk mengais rejeki amal baik untuk bekal di hari hisab nanti dapat tercapai.

Blogging merupakan alternatif yang "sehat" saat saya memiliki waktu luang yang cukup. Ketimbang saya nge-game, menonton film, dan membaca manga, nge-blog jelas lebih sehat. Sayangnya saya sering kehilangan ide untuk menulis. Akhirnya waktu luang saya tetap saja dihabiskan untuk game, film, dan manga.

Sekian ringkasan perjalanan blog saya sampai akhir tahun 2009 ini. Saya berharap kiprah saya sebagai blogger kawakan kacangan ini bisa terus bertahan hingga akhir tahun 2010 nanti. Satu hal yang saya syukuri untuk tahun ini adalah saya tidak lagi menghapus blog yang tidak ingin saya lanjutkan. Entah sudah berapa blog yang saya hapus sejak saya mulai membuat blog. Mulai tahun ini kebiasaan itu, insya Allah, akan saya hentikan. Kalau pun blog saya harus mati, biarkan dia menjadi bagian dari arsip-arsip yang bertebaran di dunia maya.

Saya yakin blog tidak akan sekedar menjadi trend sesaat. Hal ini akan terbukti selama orang-orang berkenan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, kisah nyata, cerita fiksi, atau apa pun juga di Internet lewat tangan mereka sendiri. Salam nge-blog.

Minggu, 27 Desember 2009

Berperilaku Baik di Twitter

1 opini
Hal-hal yang perlu saya ingat ketika nge-tweet di Twitter:
  1. Jangan gunakan RT (Retweet) jika saya bermaksud Reply. Bila dianalogikan dengan email, RT berarti forward; bukan reply. Gunakan tombol reply ketika saya ingin membalas tweet. Saya mungkin perlu menambahkan sedikit petunjuk mengenai reply saya. Contohnya saya dapat menambahkan "re: Dopod 838" saat saya membalas tweet yang terkait dengan Dopod 838.
  2. Jangan berharap orang RT tweet saya. Ini seperti mengharapkan orang-orang untuk mem-forward email saya. Followers saya cukup pintar untuk memutuskan apakah tweet saya layak untuk di-RT atau tidak.
  3. Jangan mengharapkan orang menjawab reply saya atau memberikan respon ketika saya menyebut mereka dalam tweet saya; terutama ketika kondisi ini terkait dengan tweep (pengguna twitter) dengan jumlah followers yang banyak. Jika saya benar-benar ingin mereka memberikan respon, saya bisa mencoba mengirim mereka DM (Direct Message) sebagai gantinya.
  4. Jangan mengeluh jika timeline saya HANYA dipenuhi tweet dari beberapa tweep saja. Beberapa orang mengatakan bahwa itu berarti saya perlu follow lebih banyak tweep. Jika saya tidak bisa melakukan itu, saya bisa menggunakan fitur lists untuk memisahkan tweep yang "terlalu" sering nge-tweet. Alternatif lain adalah dengan menggunakan Brizzly (brizzly.com) untuk menyembunyikan tweet dari tweep terkait.
  5. Gunakan tag jika saya ingin bergabung dengan tweep lain. Dengan cara ini saya bisa membuka diri pada para tweep dengan minat serupa. Menemukan tweep lain dengan minat yang sama adalah tujuan utama bersosialisasi lewat Twitter.
  6. Gunakan fitur pencarian untuk menemukan tweet yang sesuai minat saya. Yang perlu diingat adalah fungsi pencarian ini hanya mencari tweet untuk kurun waktu tertentu. Seorang tweep pernah mengatakan kepada saya bahwa fungsi pencarian hanya mencari tweet untuk kurun waktu dua minggu ke belakang.
  7. Twitter bukanlah kehidupan kita yang sebenarnya. Tidak peduli berapa banyak hal yang ingin saya bagi melalui Twitter, itu masih tidak lebih penting daripada menghabiskan waktu Anda dalam kehidupan nyata. Saya teringat sebuah artikel berita tentang seorang ibu yang tidak bisa berhenti mengakses Twitter ketika anaknya sedang sekarat. Mungkin dia hanya ingin mendapatkan dukungan selama masa-masa sulitnya. Sayangnya hal ini dapat menjadi masalah jika tweet dia menjadi lebih penting daripada anaknya.
Saya rasa saya perlu mengikuti lebih banyak lagi. : D

Minggu, 20 Desember 2009

Karir dalam Keluarga

0 opini
Jenjang karir yang kerap kali terlupakan oleh banyak orang adalah jenjang karir dalam keluarga. Padahal untuk mewujudkan keluarga yang tentram dan penuh kasih sayang pun dibutuhkan dedikasi dan kuantitas waktu yang tidak asal-asalan. Pengorbanan yang perlu dilakukan dalam hal ini pun seharusnya tidak kalah dengan pengorbanan untuk mencapai kesuksesan di jenjang karir lain pada umumnya.

Sayangnya banyak orang tidak menyadari hal ini. Banyak orang yang tidak memberikan waktu dan energi yang cukup untuk membentuk keluarga mereka. Sebagian dari mereka mungkin hanya memberikan sedikit waktu untuk keluarga. Sebagian yang lain bahkan dapat dikatakan tidak memiliki waktu sama sekali untuk keluarga.

Kurangnya waktu yang diberikan untuk keluarga ini seringkali disebabkan karena mereka sibuk dengan pekerjaan (karir). Ada yang melakukannya karena pilihan, ada yang melakukannya karena keterpaksaan. Mereka adalah orang-orang yang pergi bekerja pagi hari, pulang bekerja malam hari, dan menghabiskan akhir pekan untuk tidur atau bahkan bekerja lembur; baik karena pilihan atau keterpaksaan.

Quality time (waktu yang berkualitas) justru dijadikan dalih untuk menutupi kekurangan waktu yang diluangkan untuk keluarga. Padahal kenyataannya kualitas saja tidak akan cukup untuk membentuk keluarga yang tentram dan penuh kasih sayang. Kuantitas waktu yang diluangkan pun memiliki andil yang signifikan. Kuantitas waktu yang memadai (tidak berlebihan) dan interaksi yang berkualitas merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan untuk mencapai kesuksesan dalam keluarga.

Menjadi pribadi yang sukses dalam membentuk keluarga memang bukan hal mudah. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merubah persepsi kita mengenai pentingnya keluarga. Kita tidak akan berhasil mencapai kombinasi kuantitas dan kualitas yang diperlukan bila derajat kepentingan meluangkan waktu untuk keluarga itu rendah.

Mereka yang terlalu banyak meluangkan waktu untuk pekerjaan sering beralasan kalau mereka mencari uang justru untuk menghidupi keluarga. Padahal keluarga kita, yaitu istri dan anak kita, tidak hanya butuh uang. Kebutuhan keluarga tidak terbatas pada hal-hal fisiologis (seperti makan dan minum), tapi juga meluas pada kebutuhan-kebutuhan yang bersifat psikologis. Kebutuhan psikologis ini tidak kalah penting dan tidak kalah banyak dengan kebutuhan fisiologis.

Pembantu rumah tangga atau baby-sitter juga tidak luput dijadikan alasan. Keberadaan para ajudan rumah tangga ini seolah-olah sudah cukup untuk menjaga perkembangan keluarga, terutama perkembangan anak-anak. Hal ini kerap menimbulkan krisis identitas bagi anak karena orang yang menyayangi mereka sejak kecil ternyata bukan orang yang seharusnya mereka hormati sepenuh hati (yaitu ayah dan ibu mereka). Anak-anak yang sudah terlanjur besar akhirnya kesulitan menentukan panutan. Orang yang dekat dengan mereka ternyata hanya pembantu/baby-sitter, sementara ayah dan ibu mereka tidak dekat sama sekali.

Masih banyak alasan lain yang bisa kita kemukakan, tapi contoh-contoh di atas cukup menggambarkan persepsi umum bahwa meluangkan waktu untuk keluarga itu bukan prioritas. Derajat kepentingan meluangkan waktu untuk keluarga tidak sepenting pekerjaan, bahkan kadang jauh tidak penting ketimbang pekerjaan yang digeluti setiap hari kerja.

Perubahan persepsi ini adalah langkah yang krusial untuk mencapai kesuksesan dalam berkeluarga. Prioritas mengurus keluarga harus ditingkatkan agar keinginan untuk meluangkan waktu bagi keluarga dapat terbentuk. Dengan begitu peluang untuk membentuk kombinasi kuantitas dan kualitas dalam berinteraksi dengan anggota keluarga akan meningkat. Peningkatan ini pada akhirnya akan mengarah kepada kesuksesan dalam membentuk keluarga yang tentram dan penuh kasih sayang.

Membentuk keluarga dengan sukses tidak hanya dengan modal uang. Kesuksesan ini pun tidak mungkin dicapai dengan menyerahkannya kepada ajudan rumah tangga. Untuk mencapai kesuksesan dalam keluarga itu diperlukan dedikasi dan waktu yang memadai agar kita dapat terlibat dalam setiap perkembangan yang dialami oleh keluarga kita. Kesuksesan yang berhasil kita raih dalam profesi yang kita geluti sehari-hari tidak akan ada artinya jika keluarga yang kita miliki berantakan.

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/179404363/852565bd/KarirdalamKeluarga.html

Review: Samsung Corby Touch Screen

5 opini
Sudah lima hari saya menggunakan Samsung Corby Touch (Touch Screen) dan kesimpulannya adalah saya tidak kecewa. Kalau saya bisa memberi nilai dalam skala 10, Corby Touch akan saya beri nilai 8. Ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang saya bisa paparkan di bawah ini.

Ada 3 kelemahan yang saya ingin garis bawahi pada Corby Touch, yaitu navigasi saat edit teks, kecepatan aplikasi Java, dan blitz kamera. Navigasi saat edit teks benar-benar menyebalkan. Kalau ada kesalahan ketik di tengah-tengah teks Anda, misalnya saat mengetik SMS, Anda akan kesulitan memindahkan kursor ke karakter yang salah. Akurasi touch screen untuk memindahkan kursor ke karakter tertentu di tengah-tengah teks benar-benar tidak bisa diandalkan.

Kecepatan aplikasi Java sebenarnya tidak mengecewakan. Sayangnya kemampuan Corby Touch untuk menjalankan ebuddy terbilang mengecewakan. Kecepatan respon ebuddy terhadap klik termasuk lambat. Oleh karena itu saya masih menganggap kecepatan aplikasi Java di Corby Touch ini sebagai kelemahan. Kelemahan terakhirnya adalah tidak ada blitz kamera. Foto di tempat tanpa cahaya memadai bukanlah pilihan.

Sementara untuk kelebihan, saya menggarisbawahi 4 kelebihan pada Corby Touch. Kelebihan-kelebihan ini adalah baterai, kamus, widget, dan smart unlock. Daya tahan baterai Corby Touch lebih dari 2 hari. Kamus (Inggris-Inggris) cukup handal untuk dijadikan referensi. Widget untuk Twitter dan Facebook mempermudah melakukan update dan melihat update terbaru dari jaringan sosial kita.

Kelebihan yang terakhir dan jarang saya temukan adalah smart (gesture) unlock. Dengan fitur ini, unlock dapat dilakukan dengan menggambar alfabet tertentu pada touch screen. Saya rasa Zorro akan menyukai fitur ini karena dia dapat memilih huruf Z untuk melakukan unlock pada Corby Touch ini.

Hanya itu review singkat yang bisa saya berikan untuk melengkapi berbagai review lain yang bertebaran di Internet. Terus terang kelemahan yang paling utama adalah masalah navigasi pada teks. Saya terpaksa berhati-hati saat mengetikan teks. Mengetik pun menjadi lebih lambat. Bagi beberapa orang kelemahan ini bisa jadi krusial dan akan membuat mereka beralih ke versi qwerty.

--
* Gambar diambil dari http://warungponsel.blogspot.com/2009/11/samsung-corby-dengan-touchscreen.html

Jumat, 11 Desember 2009

Undang-undang tentang Pembantu Rumah Tangga

19 opini
Usaha untuk membentuk Undang-undang (UU) tentang Pembantu Rumah Tangga (PRT) terus bergulir. Berita mengenai proses pembentukan UU ini tidak mendapat liputan yang banyak. Jadi wajar kalau banyak orang yang tidak mengetahui adanya UU ini. Sebenarnya hal ini sangat disayangkan karena akan ada banyak anggota masyarakat yang akan merasakan dampaknya; baik sebagai pihak pengguna jasa maupun penyedia jasa PRT.

Sekitar satu tahun yang lalu saya sudah sampaikan pendapat pribadi saya mengenai pembentukan UU ini lewat tulisan "Pembantu Rumah Tangga Dilindungi Undang-undang?" Tulisan tersebut secara umum menyampaikan persepsi saya mengenai isi UU PRT tersebut yang sepertinya justru akan menyulitkan para pengguna jasa PRT. Mulai dari jaminan kesehatan, upah bulanan, jam kerja, dan berbagai hak lainnya yang umum didapatkan karyawan sepertinya harus disiapkan untuk para PRT. Saya rasa banyak pengguna jasa PRT yang akan kesulitan beradaptasi seandainya PRT dipekerjakan layaknya karyawan swasta.

Perubahan yang signifikan dalam bentuk kerja PRT bukan tidak mungkin akan terjadi. Alasan umum adanya UU PRT ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada PRT layaknya tenaga kerja di bidang lain. Saya khawatir "perlindungan" ini akan diberikan secara berlebihan demi alasan sosial tersebut. Perubahan ini tentu memiliki dampak yang tidak sedikit terhadap cara kerja dan cara mempekerjakan PRT.

Bukan berarti saya tidak mendukung keberadaan UU PRT ini, tapi saya rasa perlu ada langkah untuk mempersiapkan para PRT untuk bersikap lebih profesional. Jadi para PRT itu tidak akan kesulitan beradaptasi dengan kewajiban yang diatur dengan ketat. UU PRT tidak dapat berfungsi hanya untuk melindungi PRT. UU PRT juga harus mampu melindungi para penyewa jasa PRT. Jadi kedua pihak yang terkait, yaitu penyedia dan penyewa jasa PRT, sama-sama diuntungkan.

PRT kadang seenaknya minta dipulangkan tanpa mencarikan pengganti atau memberi waktu agar penyewa jasa dapat mencari penggati. PRT kadang bekerja tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan dan penyewa jasa PRT tidak bisa menuntut lebih jauh lagi. PRT kadang menggunakan fasilitas rumah tanpa seijin pemilik rumah. Masih banyak lagi tingkah laku yang merugikan penyewa jasa PRT. Semua itu kadang tetap terjadi walaupun para PRT itu diperlakukan dengan baik.

Kalau memang UU PRT ini benar-benar diberlakukan, maka kualitas PRT juga harus ditingkatkan dan sosialisasi kepada para penyewa jasa PRT pun harus gencar disampaikan. Kalau tidak begitu, maka peluang penolakan terselubung terhadap keberadaan UU PRT itu akan menjadi besar. Bahkan bukan tidak mungkin sengketa yang terkait dengan PRT akan terus meningkat.

Selasa, 08 Desember 2009

Tips Aman Berselancar di Internet

0 opini
Penipuan lewat berbagai media di Internet bukanlah hal yang baru. Sayangnya tidak semua orang memahami seluk-beluk penipuan di Internet ini. Di bawah ini ada beberapa tips yang dapat digunakan untuk menjaga diri kita selama kita berselancar di Internet.

Jangan Klik Sembarang Link
Link ada di banyak tempat. Kadang lewat email, kadang lewat instant messenger, kadang muncul lewat pop-up di sebuah situs. Anda harus benar-benar jeli jika Anda berniat mengklik link-link tersebut. Perhatikan URL yang dituju oleh link tersebut -hal ini bisa dilihat lewat status bar pada browser Anda.

Jangan Berikan Alamat Email dan Password Anda
Memberikan alamat email dan password sepertinya sudah menjadi hal yang cukup lumrah. Contohnya di situs jejaring sosial yang meminta alamat email dan password Anda untuk mengirim undangan untuk bergabung lewat email Anda. Yang perlu diingat adalah sekali Anda menyerahkan alamat email dan password itu kepada pihak ketiga, maka Anda membuka resiko menerima email spam. Hal yang sama berlaku juga untuk daftar kontak yang tersimpan dalam akun email Anda.

Pilih Password yang Tidak Mudah Ditebak
Umumnya orang memilih password yang mudah diingat. Kecenderungan ini sebenarnya lumrah. Sebegitu lumrahnya sampai password seperti ini begitu mudah ditebak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Anda membuat password agar akses ke sebuah situs atau layanan email itu terbatas bagi diri Anda sendiri. Tidak ada gunanya bila password Anda mudah ditebak. Kaidah dasar dalam memilih password yang kuat adalah menggunakan kombinasi simbol, angka, huruf besar, dan huruf kecil dengan panjang yang memadai (umumnya minimal 14 karakter).

Jangan Membeli Barang lewat Email
Hal ini terkait dengan tips pertama. Penawaran barang yang datang lewat email umumnya disertai link kepada barang yang ditawarkan. Jangan sembarangan klik link tersebut tanpa memperhatikan URL yang dituju. Apalagi kalau alamat email pengirim penawaran barang itu tidak Anda kenali, hal ini memperbesar kemungkinan email itu datang dari penipu. Alamat email pengirim itu merupakan identitas dasar. Apapun isi email itu, apapun klaim yang membuat email itu bisa dipercaya, alamat email pengirim yang "aneh" akan langsung menguak usaha penipuan.

Jangan Klik Pop-up
Pop-up adalah cara umum untuk menampilkan iklan. Jika Anda mengunjungi sebuah situs yang menampilkan pop-up tanpa keinginan Anda, yakinlah bahwa itu adalah iklan. Walaupun isi pop-up itu adalah peringatan bahwa komputer Anda terserang virus, saran untuk upgrade salah satu software dalam komputer Anda, atau apa pun yang terlihat berguna, tetap yakinkan hati Anda bahwa itu semua hanya kedok. Anda harus benar-benar selektif saat Anda ingin klik pop-up yang muncul tersebut.

Di atas adalah beberapa tips dasar untuk meningkatkan keamanan Anda saat berselancar di Internet. Saya yakin ada banyak langkah sejenis yang dapat kita lakukan selain yang disampaikan di atas. Penipu tidak akan berhenti mencari cara untuk menipu kita, kita pun tidak boleh berhenti mencari cara untuk mengalahkan tipuan itu.

Tulisan terkait:
Menghindari Penipuan Bisnis Internet: http://bagaimana-cara.blogspot.com/2009/06/menghindari-penipuan-bisnis-internet.html
Money Game Berkedok Bisnis Internet: http://asyafrudin.blogspot.com/2009/07/money-game-premanisme-berkedok-bisnis.html

Referensi:
--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/179271070/54d67420/TipsAmanBerselancardiInternet.html

Rabu, 25 November 2009

Urus Pajak Motor (Samsat Ciledug)

6 opini
Sabtu yang lalu saya menyempatkan diri untuk membayar pajak kendaraan bermotor untuk motor saya. Jatuh tempo pembayaran pajaknya ternyata sudah lewat dua bulan yang lalu. Dengan dana yang lebih untuk mengantisipasi denda, saya menuju Samsat Ciledug untuk mengurus STNK saya.

Prosedur mengurus pajak kendaraan bermotor ini telah saya paparkan sebelumnya di http://bagaimana-cara.blogspot.com/2008/11/urus-pajak-kendaraan.html. Untuk persyaratan dan prosedur pengurusan pajak kendaraan belum mengalami perubahan dari tulisan tersebut.

Untuk persyaratan kita tetap perlu menyediakan fotokopi BPKB, STNK, dan KTP pemilik kendaraan. Berdasarkan pengalaman saya di dua Samsat berbeda, sebaiknya kita mempersiapkan fotokopi yang dimaksud di Samsat tersebut. Samsat menyediakan jasa fotokopi yang sudah mengerti apa saja fotokopi yang perlu disiapkan serta bagaimana menyusun fotokopi dan berkas-berkas aslinya agar mudah diteliti oleh petugas Samsat. Biaya yang perlu saya keluarkan untuk urusan fotokopi ini hanya Rp. 4.000.

Prosedurnya sama seperti yang saya jelaskan dalam tulisan sebelumnya. Kita mulai dari pendaftaran, dilanjutkan dengan pemeriksaan, dilanjutkan dengan pembayaran di kasir, dan diakhiri dengan pengambilan berkas STNK kita. Setelah itu kita bisa melanjutkan urusan kita masing-masing.

Prosedurnya tidak dipersulit. Saat saya mengurus pajak motor saya ini, saya melihat sendiri banyak orang lain yang mengurus sendiri pembayaran pajak kendaraan mereka. Tidak hanya dari kalangan pria, tapi tidak sedikit wanita yang ikut mengantri untuk mengurus pajak mereka tanpa bantuan calo.

Waktu pengurusan hanya 1 (satu) jam. Biaya yang perlu dikeluarkan oleh kita sesuai dengan ketentuan perpajakan daerah tanpa ada biaya tambahan lainnya. Khusus untuk saya tentunya harus membayar lebih karena saya dikenakan denda karena membayar pajak melewati batas jatuh tempo.

Jumat, 20 November 2009

Bakti Seorang Ibu

0 opini
Khutbah Jumat hari ini mengingatkan saya pada besarnya pengorbanan seorang ibu dalam merawat anak-anaknya. Sejak Raito dan Aidan hadir di dunia ini, topik-topik yang terkait dengan keluarga menjadi topik yang menarik bagi saya. Mendengarkan penjelasan Sang Khatib, saya teringat akan segala hal yang sudah dicurahkan oleh istri saya demi menjaga Raito dan Aidan.

Sebenarnya topik utama khutbah hari ini tidak spesifik tentang ibu dan segala pengorbanannya. Beliau memulai khutbahnya dari kata silaturahmi. Pembahasan seputar isu keibuan masuk saat beliau menjelaskan bahwa kata silaturahmi itu dibentuk dari dua kata dan salah satunya adalah rahim.

Rahim adalah tempat yang sangat kokoh sehingga mampu menampung awal sebuah kehidupan. Lebih dari sebuah seandainya rahim tersebut menyimpan janin-janin kembar seperti Raito dan Aidan. Tempat yang kokoh ini dititipkan Allah kepada para wanita. Jelas tergambar peran besar wanita di dunia ini. Sayangnya peran besar ini sering dikalahkan oleh peran-peran yang ditawarkan dunia kerja.

Saat seorang ibu mengandung, dia memberikan segala yang bisa dia berikan demi pertumbuhan anaknya; sadar atau tidak sadar. Misalnya saat si Ibu makan, maka si Anak pun ikut makan. Bahkan kadang porsi yang diserap si Anak jauh lebih besar dari yang dimanfaatkan oleh si Ibu.

Bila terjadi benturan pada kandungannya, si Ibu lebih mengkhawatirkan nasib si Anak ketimbang rasa sakit yang dia rasakan. Seluruh badan terasa sakit pun tidak masalah asalkan tidak terjadi apa-apa pada si Anak. Begitu besar pengorbanan seorang ibu demi kenyamanan dan keamanan anak yang dikandungnya.

Kedekatan hubungan antara si Ibu dan si Anak begitu kuat. Ikatan emosional yang terbentuk antara si Ibu dengan anak di rahimnya begitu erat seolah-olah si Anak dapat merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang dialami si Ibu. Interaksi yang terjadi antara si Ibu dan si Anak pun terlihat erat. Tidak ada yang bisa mengetahui gerak-gerik anak di dalam rahim lebih baik dari ibu yang mengandungnya.

Masih banyak lagi hal yang dipaparkan dalam khutbah tersebut mengenai makna rahim. Pada intinya Sang Khatib ingin menggambarkan betapa kuatnya arti kasih sayang yang secara implisit dijelaskan lewat kata rahim. Oleh karena itu mereka yang memahami makna sebenarnya dari rahim tentu mampu membayangkan betapa kuatnya ikatan yang diharapkan dalam sebuah silaturahmi.

Dalam hati saya berpikir betapa besarnya jasa seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya. Sang Khatib menegaskan bahwa seorang ibu itu merawat anaknya di dalam rahim tanpa banyak perhitungan. Entah nanti si Anak akan berbakti, akan tumbuh menjadi orang hebat, atau tumbuh menjadi apa pun juga, si Ibu akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Semoga saja setiap anak menyadari jasa-jasa orang tuanya saat mereka besar nanti sehingga timbul keinginan untuk berbakti. Kenyataan yang ada sekarang ini memang berbanding terbalik dengan harapan ini, tapi hasil yang baik harus dimulai dari harapan -bukan sekedar mimpi- yang baik.

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/179281740/f8e4a6b7/BaktiSeorangIbu.html

Minggu, 15 November 2009

Konfigurasi GPRS AXIS untuk Nokia 6151

0 opini
Konfigurasi GPRS AXIS di Nokia 6151 agar handphone ini dapat terhubung ke Internet dapat dilakukan secara otomatis. Situs AXIS menyediakan mekanisme konfigurasi otomatis yang mudah dilakukan di http://webconfig.axisworld.co.id/index.php.

Di halaman tersebut kita cukup memilih tipe handphone yang tepat, kemudian pilih Layanan GPRS, dan terakhir memasukan nomor AXIS kita yang sudah aktif di handphone Nokia 6151 kita. Setelah kita kirim data tersebut, AXIS akan segera mengirim SMS notifikasi dan konfigurasi GPRS ke nomor AXIS kita. Selanjutnya kita hanya perlu konfirmasi agar konfigurasi GPRS tersebut dapat langsung digunakan. Dengan langkah-langkah ini kita sudah dapat menggunakan WAP Browser di handphone Nokia 6151 kita untuk berselancar di Internet.

Akan tetapi konfigurasi ini tidak cukup jika kita ingin menggunakan aplikasi lain untuk mengakses Internet, misalnya jika kita ingin menggunakan Opera Mini atau aplikasi Gmail berbasis Java. Kita perlu melakukan konfigurasi access point Nokia 6151 agar aplikasi-aplikasi selain WAP Browser pun dapat mengakses Internet lewat AXIS.

Cara konfigurasi access point itu adalah sebagai berikut:
  1. Masuk ke dalam menu, kemudian pilih "Settings".
  2. Pilih "Configuration".
  3. Pilih "Personal Configuration Settings".
  4. Pilih "Add New".
  5. Pilih "Access Point".
  6. Pilih "Access Point Settings".
  7. Pilih "Bearer Settings".
  8. Pilih "Packet Data Access Point".
  9. Masukan data berikut,
    Access Point Name: AXIS,
    Username: AXIS,
    Password: 123456,
    kemudian pilih "OK".
  10. Kita akan melihat pilihan Access Point yang sudah kita konfigurasi.
  11. Pilih "Options", kemudian pilih "Activate".
Perlu diperhatikan bahwa data konfigurasi di atas saya dapatkan dari http://webconfig.axisworld.co.id/manual.php pada tanggal 21 Oktober 2009. Untuk mendapatkan konfigurasi yang terbaru, silakan akses kembali link tersebut. Bila konfigurasi access point sudah benar, kita sudah dapat menggunakan aplikasi-aplikasi dalam handphone Nokia 6151 untuk mengakses Internet, baik yang berbasis Java maupun yang tidak. Singkat kata, Opera Mini sudah dapat digunakan untuk mengakses Internet.

Selamat berselancar!

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/179327281/811a8f1e/KonfigurasiGPRSAXISuntukNokia6.html

Konfigurasi GPRS AXIS untuk Dopod 838Pro

0 opini
Pada umumnya konfigurasi GPRS AXIS dapat dilakukan secara otomatis. AXIS pun menyediakan mekanisme konfigurasi GPRS AXIS secara otomatis untuk Dopod 838Pro. Bila cara otomatis ini tidak berhasil, kita dapat melakukan konfigurasi ini secara manual.

Untuk melakukan konfigurasi GPRS AXIS di Dopod 838Pro secara manual, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
  1. Klik "Start".
  2. Klik "Settings".
  3. Klik tab "Connections" dan klik "Connections".
  4. Klik "Add a new modem connection".
  5. Masukan nama koneksi baru, misalnya AXISwap.
  6. Pada pilihan "Select a modem:" pilih "Cellular Line (GPRS, 3G)".
  7. Klik "Next".
  8. Masukan AXIS pada isian "Access point name". Klik "Next".
  9. Masukan axis pada isian "User name" dan 123456 pada isian "Password". Klik "Finish".
  10. Pastikan nama koneksi yang baru dibuat ini dipilih (aktif).
  11. Klik "OK".
  12. Kembali ke tampilan utama ("Today Screen").
Konfigurasi GPRS AXIS telah selesai dilakukan. Kini Dopod 838Pro kita sudah dapat digunakan untuk mengakses Internet. Kita dapat mencoba mengakses Internet menggunakan Mobile Internet Explorer.

Selamat berselancar!

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/179327753/dc715294/KonfigurasiGPRSAXISuntukDopod8.html

Senin, 26 Oktober 2009

Terlalu Jujur

2 opini
Bohong adalah salah satu ciri orang munafik. Bohong bukanlah bagian dari kepribadian seorang Muslim. Bohong dapat dilakukan dalam keadaan terpaksa, tapi bukan berarti bohong seperti ini dibenarkan. Bohong dalam keadaan terpaksa adalah perbuatan dosa yang diampuni (dimaafkan). Itu artinya bohong dalam keadaan apa pun tetap berdosa. Hanya saja dalam beberapa kondisi tertentu, dosa tersebut dapat (bukan pasti) diampuni.

Saat kita memandang kebohongan sebagai sesuatu yang dibenarkan, peluang kita akan memandang remeh kebohongan itu akan meningkat. Namun apabila kita menegaskan bahwa bohong dalam kondisi apa pun adalah perbuatan dosa, kita akan lebih berhati-hati dalam berbohong. Kita pun akan lebih berhati-hati dalam menentukan kondisi terpaksa yang mengharuskan kita berbohong.

Garis batas keterpaksaan ini sayangnya bersifat subjektif. Sulit sekali menemukan panduan yang objektif untuk menentukan apakah sebuah kebohongan itu dilakukan karena terpaksa atau sekedar cari selamat. Perbedaan garis batas keterpaksaan ini yang menjadi dasar adanya istilah "terlalu jujur".

Saya ambil contoh pengalaman pribadi saja. Saya pernah beberapa kali terlambat tiba di kantor. Absensi di kantor masih dilakukan secara manual. Setiap pegawai cukup mengisi buku absen sesuai keyakinan masing-masing; bukan sesuai kenyataan. Menyikapi keterlambatan saya, saya tetap saja mengisi absen sesuai jam kedatangan. Terlambat berapa menit pun, saya isi sesuai kenyataan walaupun saya sadar bahwa pada setiap keterlambatan ada potongan gaji 1,25%.

Suatu kali saya mendengar celetukan seorang rekan kerja. Dengan nada bercanda, rekan saya mengatakan bahwa saya terlalu jujur. Pada saat itu saya hanya tersenyum. Saya tidak terlalu ingat bagaimana saya meresponnya. Satu hal yang pasti, istilah "terlalu jujur" itu menyangkut dalam pikiran saya. Hal itu mungkin candaan, tapi bagi saya kejujuran adalah topik yang harus disikapi dengan serius; asalkan tidak terlalu serius.

Saya berpikir saat celetukan terlalu jujur itu terlontar, saya merasa bahwa kejujuran saya itu dianggap berlebihan atau tidak pada tempatnya. Hal ini jelas membuat saya bingung. Bagian mana dari kejujuran saya yang tidak pada tempatnya? Bagian mana dari kejujuran saya yang berlebihan?

Walaupun begitu, saya sadar bahwa perbedaan pemikiran ini terjadi karena adanya perbedaan garis batas keterpaksaan yang membolehkan kejujuran. Bagi diri saya, memanipulasi jam kedatangan saat terlambat masuk kantor bukanlah sebuah kebohongan yang dapat diampuni. Bagi orang lain mungkin berlaku sebaliknya.

Alasan saya untuk tidak pernah berbohong saat terlambat karena saya tidak pernah menemukan alasan keterpaksaan tersebut. Walaupun alasannya untuk menghindari rapor merah kehadiran atau mencegah terjadinya pemotongan gaji, tetap saja saya tidak merasa terpaksa. Apalagi bila hal ini dikaitkan dengan menghindari pemotongan gaji 1,25%. Itu artinya untuk setiap manipulasi jam kedatangan, saya berhasil menyelamatkan 1,25% potongan gaji. Hal ini sama saja dengan mengatakan bahwa 1,25% tersebut merupakan hasil kebohongan. Na'udzubillaahi min dzaalik.

Contoh yang saya berikan di atas memang contoh kecil. Namun saya rasa justru contoh kecil tersebut menjadi fundamental. Orang pada umumnya lebih peduli pada kebohongan-kebohongan yang besar. Akhirnya orang pun terbiasa melakukan kebohongan-kebohongan yang kecil. Padahal dosa pada hakikatnya adalah dosa. Menghitung besar atau kecilnya dosa sama saja dengan mempertaruhkan nasib kita di akhirat kelak.

Referensi:

Rabu, 21 Oktober 2009

6 Langkah Menuju Bank Indonesia

221 opini
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman saya mengikuti seleksi penerimaan pegawai Bank Indonesia (BI). Yang saya ingat, seleksi tersebut melibatkan 6 (enam) tahap seleksi mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara. Beberapa hal yang bisa saya ceritakan mengenai masing-masing tahap seleksi tersebut akan saya paparkan di bawah.

Perlu saya ingatkan bahwa apa yang saya paparkan di sini mengacu pada pengalaman saya saat mengikuti seleksi penerimaan pegawai BI pada tahun 2007.

Seleksi Administrasi
Pertama, Seleksi Administrasi. Tahap seleksi ini dilakukan setelah para pelamar melakukan registrasi yang bersifat online. Kriteria kelulusan tentunya mengacu pada kriteria kelulusan dasar yang terkait dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal, latar belakang pendidikan, dan umur untuk masing-masing jenjang pendidikan.

General Aptitude Test
Kedua, General Aptitude Test. Tes ini mencakup pengetahuan akademik dan pengetahuan umum. Isi tesnya mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, dan soal-soal pengetahuan umum. Sebelum tes dimulai, panitia akan melakukan pemeriksaan terhadap berkas-berkas pelamar untuk melihat apakah data yang dimasukan saat registrasi online sama itu sesuai kenyataan atau tidak.

Ada beberapa pelamar yang harus meninggalkan ruangan tes karena berkas-berkasnya dianggap tidak valid. Saat itu, salah satu pelamar yang meninggalkan ruangan itu duduk di depan saya saat tes tersebut. Pengalaman yang cukup menegangkan mengingat itu adalah tahap seleksi pertama.

Tes Pengetahuan Tertulis
Ketiga, Tes Pengetahuan Tertulis. Tes ini merupakan Tes Pengetahuan Umum Perbankan dan Tes Disiplin Ilmu. Berhubung latar belakang pendidikan saya adalah Ilmu Komputer, soal-soal tentang algoritma pemrograman pun keluar. Selain algoritma pemrograman, ada juga beberapa soal yang menyinggung sisi bisnis dalam pengembangan aplikasi komputer; bahkan perangkat keras pun tidak luput ditanyakan.

Untuk Pengetahuan Umum Perbankan sangat sulit ditebak. Sepertinya lebih banyak pengetahuan ekonomi yang ditanyakan ketimbang pengetahuan perbankan itu sendiri. Untuk orang yang jarang bersentuhan dengan dunia perbankan seperti saya tentu sulit untuk menjawab soal-soal dalam tes ini.

Tes Bahasa Inggris dan Psikotes
Keempat, Tes Bahasa Inggris dan Psikotes. Tes Bahasa Inggris merupakan tes yang wajib diikuti oleh para pelamar bila tidak sanggup menyediakan sertifikat TOEFL dengan batas nilai yang sudah ditentukan. Saya terpaksa mengikuti tes ini karena saya memang tidak pernah mengambil ujian TOEFL atau sejenisnya.

Tes Psikotesnya sendiri sebenarnya cukup sederhana. Saya sudah beberapa kali mengikuti tes psikotes di beberapa seleksi. Kalau saya bandingkan dengan tes psikotes yang pernah saya lakukan, Tes Psikotes dalam seleksi penerimaan pegawai BI ini terbilang mudah dan tidak terlalu melelahkan.

Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri
Kelima, Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri. Untuk tes ini pelamar harus siap jasmani dan rohani. Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelamar itu berbadan sehat dan berpikiran waras. Rangkaian pemeriksaan kesehatan dilakukan di RSPAD Gatot Subroto sementara tes Psikiatri dilakukan di tempat (dan juga hari) yang terpisah.

Wawancara
Keenam, Wawancara. Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses seleksi. Yang diuji tidak hanya kompetensi pelamar tapi juga kemampuan mempresentasikan diri masing-masing. Wawancara dilakukan oleh satu tim pewawancara berjumlah 4 orang.

Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai tahap proses seleksi penerimaan calon pegawai BI yang pernah saya lewati. Saya tegaskan kembali bahwa semua yang saya paparkan di atas mengacu pada pengalaman pertama saya mengikuti seleksi tersebut. Semoga yang saya paparkan di atas dapat membantu para pelamar untuk lebih bersiap diri.

Update (16 September 2012)
Berhubung tulisan ini terkait erat dengan pengalaman saya mengikuti seleksi penerimaan pegawai Bank Indonesia di tahun 2007, saya tidak lagi merasa kompeten menjawab pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu, bagian komentar untuk blog post ini saya tutup. Harap maklum.

Senin, 19 Oktober 2009

Mengejar Lowongan Bank Indonesia

20 opini
Bank Indonesia (BI) kembali membuka lowongan. Seleksi penerimaan calon pegawai melalui PCPM XXIX sudah dibuka. Pelamar yang berminat dapat masuk ke situs http://www.rekrutmenbi.com/ dan melakukan pendaftaran online.

Terus terang kesempatan untuk bergabung di BI merupakan kesempatan yang menarik. 2 (dua) tahun yang lalu, tahun 2007, saya mencoba melamar. Saat itu untuk pertama kalinya saya mencoba melamar ke BI. Lowongan yang dibuka saat saya melamar itu tidak hanya untuk PCPM, tapi juga untuk MLE. Saya memutuskan untuk tidak tanggung-tanggung dan memilih MLE. Peluang diterima di MLE memang lebih kecil karena seingat saya posisi yang ditawarkan hanya untuk 12 orang saja.

Proses seleksi BI saat itu membutuhkan waktu yang lama. Untuk menunggu hasil seleksi per tahap saja kadang butuh waktu bulanan. Jadi wajar saja untuk mengikuti proses seleksi sampai selesai itu setiap pelamar perlu bersabar menanti kabar selama berbulan-bulan.

Tahap dalam seleksi penerimaan pegawai yang saya ikuti di tahun 2007 adalah sebagai berikut:
  1. Registrasi: 54.000 lebih pelamar terdaftar.
  2. Seleksi Administrasi: 17.574 pelamar bertahan.
  3. General Aptitude Test: 2.592 pelamar bertahan (untuk daerah Jakarta).
  4. Tes Pengetahuan Tertulis.
  5. Tes Bahasa Inggris dan Psikotes.
  6. Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri.
  7. Wawancara.
Tahap dalam seleksi penerimaan pegawai berdasarkan FAQ di situs registrasi online di atas (http://www.rekrutmenbi.com/FAQ.html#17) adalah sebagai berikut:
  1. Aplikasi Online.
  2. Tes Bahasa Inggris.
  3. Tes Psikometri.
  4. Tes Pengetahuan Umum.
  5. Diskusi Grup.
  6. Wawancara.
Perbedaan terbesar ada pada urutan tes yang dilakukan. Itu pun kalau memang urutannya seperti di atas. Tahap-tahap proses seleksinya sendiri tidak jauh berbeda. Di tahun 2007 juga ada bagian diskusi grup. Seingat saya diskusi grup itu dilakukan pada rentang waktu yang sama dengan Tes Pengetahuan Tertulis.

Persiapan untuk menjalani proses seleksi ini sebaiknya tidak setengah-setengah. Saya sendiri menyesali kegagalan saya karena saya merasa persiapan saya tidak maksimal. Saya bermaksud membeberkan kembali pengalaman proses seleksi yang sudah saya jalani untuk membantu persiapan seleksi. Sayangnya pengalaman ini akan saya beberkan dalam tulisan yang terpisah. Bagi yang berminat silakan menunggu tulisan selanjutnya.

Update (16 September 2012)
Berhubung tulisan ini terkait erat dengan pengalaman saya mengikuti seleksi penerimaan pegawai Bank Indonesia di tahun 2007, saya tidak lagi merasa kompeten menjawab pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu, bagian komentar untuk blog post ini saya tutup. Harap maklum.

Rabu, 14 Oktober 2009

Saat Anak Tumbuh dan Berkembang

0 opini
Salah satu kebahagiaan menjadi seorang ayah adalah melihat anaknya (atau dalam kasus saya berarti kedua anaknya) tumbuh dan berkembang. Saat belajar membalikan badan, saat belajar merangkak, saat belajar duduk, saat belajar berdiri, saat belajar berjalan, saat belajar bergoyang mengikuti irama musik, semuanya adalah peristiwa-peristiwa yang menarik dan indah untuk dikenang.

Itu hanya melihat dari satu sisi perkembangan anak. Masih banyak lagi perkembangan anak yang dapat diperhatikan, seperti kemampuan untuk menggenggam, respon terhadap suara (atau lebih spesifik ke respon terhadap panggilan), respon terhadap warna atau gambar, kemampuan untuk meniru, dan berbagai perkembangan anak lainnya.

Itu pun hanya melihat dari perkembangan seorang anak. Kalau kita diberkahi dengan lebih dari satu anak (baca: kembar), maka perkembangan anak-anak kita akan menjadi lebih menarik untuk diperhatikan. Mulai dari perkembangan masing-masing anak sampai bagaimana anak-anak kita berinteraksi antara satu dengan yang lain adalah kesempatan berharga untuk mendapatkan pengalaman yang menarik.

Dalam keluarga saya, Raito dan Aidan telah berbagi banyak pengalaman dengan ayah dan ibunya. Tingkah laku mereka saat tumbuh dan berkembang hingga berumur hampir 15 bulan benar-benar sesuatu yang patut dikenang. Saya dan istri senantiasa tertawa geli saat kami melihat foto atau video mereka yang sempat kami abadikan.

Hal yang paling segar dalam ingatan saya adalah kemampuan respon mereka. Aidan dan Raito sudah mulai mengerti maksud dari ucapan saya dan istri saya. Saya pernah meminta tolong Aidan mengambilkan kunci mobil yang tergeletak di lantai. Kunci mobil itu memang tergeletak di sana karena dilempar Aidan sendiri. Setelah beberapa kali mengulang permintaan itu, Aidan akhirnya mengambil kunci itu kemudian menyerahkannya kepada saya. Kejadian ini benar-benar membekas dalam pikiran saya.

Raito sebenarnya mampu memberikan respon yang sama. Saat diminta mengambilkan sesuatu, Raito akan berjalan mengambil barang yang diminta. Kemudian dia berjalan menghampiri orang yang meminta sambil menyodorkan barang itu ke orang tersebut. Akan tetapi, saat orang itu hendak mengambil barang itu dari tangan Raito, Raito akan menarik tangannya kemudian ngeloyor sambil tersenyum. Sepertinya dia meledek. Kalau saya yang menjadi korban ledekan Raito, saya akan kejar, tangkap, dan kelitiki Raito sekuat tenaga.

Kemampuan berbicara Raito dan Aidan pun sudah mencapai tahap yang lucu. Raito dan Aidan sering mengajak saya, istri saya, atau orang lain di rumah untuk berbicara. Mereka akan mengatakan sesuatu yang tidak mungkin kita mengerti, tapi cara mereka berbicara benar-benar serius seolah-olah kita mengerti maksud mereka. Pada saat-saat seperti ini seringkali terjadi miskomunikasi akut, yaitu miskomunikasi tanpa ada peluang memperjelas kesalahpahaman yang timbul.

Masih banyak lagi hal-hal baru yang Raito dan Aidan dapat lakukan, seperti meniru irama lagu, menaiki tangga, mencium pipi orang tuanya, atau melompat dari kepala tempat tidur. Semua hal baru ini adalah pengalaman yang berharga bagi saya dan istri saya. Saya rasa semua orang tua pun akan merasakan kebahagiaan yang sama seperti saya saat melihat anak mereka tumbuh besar. Saya merekomendasikan agar para orang tua tidak melewatkan kesempatan berharga seperti ini.

Senin, 12 Oktober 2009

Tidak Ada Larangan Pacaran dalam Islam

63 opini
Yang saya tahu, Islam tidak pernah melarang pacaran. Baik secara langsung melalui Al Quran atau melalui hadits Rasulullah Muhammad SAW, Allah tidak pernah secara eksplisit melarang umat Islam untuk berpacaran. Kenapa akhirnya pacaran menjadi sesuatu yang dilarang dalam Islam? Alasannya adalah karena pacaran ini mendekati hal-hal yang benar-benar dilarang dalam Islam.

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisaa':110)
Mulai dari berduaan dengan lawan jenis, bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, atau bahkan bergerak lebih jauh sampai melakukan hubungan seksual. Semua itu pada dasarnya tidak dapat dibenarkan dalam Islam. Setiap aktifitas yang terkait dengan pacaran pada akhirnya bertentangan dengan ajaran Islam. Ini yang menyebabkan kenapa pacaran itu menjadi sesuatu yang dilarang dalam Islam.

Jadi larangan itu ada pada aktifitas dalam pacaran, pacaran itu sendiri tidak dilarang. Kalau aktifitas dalam pacaran itu halal, maka larangan untuk pacaran akan hilang sama sekali. Contoh yang paling mudah adalah pacaran setelah menikah. Dengan menikah, hubungan dengan pasangan Anda menjadi halal dalam Islam, kecuali jika pasangan Anda bukan lawan jenis. Jadi mudah untuk mengatakan bahwa pacaran setelah menikah adalah halal karena aktifitas dalam pacaran setelah menikah itu halal.

Contoh tersebut sepertinya adalah satu-satunya bentuk pacaran yang dihalalkan dalam Islam. Saat kita berduaan dengan lawan jenis, berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, atau bahkan melakukan aktifitas yang sangat intim, hanya pernikahan yang jelas-jelas menghalalkannya. Saya tidak pernah menemukan contoh lain yang benar-benar menghalalkan hubungan asmara antara lawan jenis yang bukan muhrim selain pernikahan.

Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa pacaran sebelum menikah itu bisa dilakukan sesuai koridor Islam. Istilahnya adalah "pacaran Islami". Sayangnya definisi pacaran Islami itu ada di daerah abu-abu. Daerah yang tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam. Saya pribadi tidak ingin mempersoalkan masalah pacaran Islami ini karena kemungkinan besar akan berujung pada debat kusir. Lebih baik kita memilih mengelola pernikahan yang dibentuk tanpa pacaran ketimbang senantiasa ribut mempersoalkan definisi pacaran Islami itu sendiri.

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/180803681/55ce4449/TidakAdaLaranganPacarandalamIs.html

Jumat, 09 Oktober 2009

Collaborative Twitter (Part 2)

4 opini
I never thought I'll be publishing two posts in a row about Twitter collaboration. I guess I learned one thing. If you have a new idea, Google it. That would help you determined whether your idea is actually new or not. If your idea is old then at least you'll acquire more information on the subject to further expand it.

Back to collaborative Twitter. At the time being I have found two sites offering just that. These sites are cotweet.com and tweetfunnel.com. There is a good chance there are more sites offering similar service. I'll let Google tell you more.

I've done a small research on both sites said to offer collaboration in Twitter. In general, both sites does offer similar functionality. I refrain from going into details because Twitter collaboration only involves two major function which is enabling one Twitter user to update multiple Twitter accounts and enabling one Twitter account to be updated by multiple users. It's a many-to-many relationship.

I decided to test one of the mentioned sites; that is cotweet.com. I spent some time browsing through its features. Going from one interface to another. Clicking from one link to another. Then I signed out. My conclusion is if people want to have other Twitter users updating their account, they can use these services.

However, from my point of view, the service is not complete. Actually, it lacks one single feature that I hope would show up in such services. That is the ability for a single Twitter user to choose which Twitter accounts are available for collaboration.

Based on my experience in cotweet.com, the trigger came from the account owners. Each account owner chooses Twitter users that is eligible to update his/her account. It doesn't go the other way around. I might be mistaken but I didn't find anything close to this functionality in cotweet.com.

My idea of having a collaborative Twitter service is to enable social accounts to be updated by infinite number of Twitter users. Hence, if an account wants to have collaboration, it simply published itself as being "open". Next, other Twitter users could sign-up to collaborate in that account.

From a social point of view, collaboration means from you to you. So there is no sense of having only the owner picking other users one by one. Anyone could collaborate. Though I have to admit, if we see this from a business point of view then I agree that the owner should have a complete control of whoever is updating his/her account. If we're talking weather or traffic, anyone could collaborate. If we're talking brand images, only selected people could collaborate.

Will there ever be such social collaborative Twitter service or am I missing something?

Rabu, 07 Oktober 2009

Collaborative Twitter

0 opini
I wonder what it would be like if Twitter support multiple authors in one account. That way more than one user could update the status of one user. Wait! That last sentence isn't right. What good will it brings to have multiple users update the status of a single user?

In terms of status, the idea would be hilarious; or even absurd. Status updates should reflect the status of the user itself instead of the status coming from an infinite number of users. Celebs on Twitter might need this, but why the additional functionality? They can simply hand their credentials to someone they trusted (read: hired) to update their Twitter status on their behalf. It's that simple. No need for additional feature in Twitter.

However, users on Twitter are obviously not limited to people. Twitter users might as well be something that someone wants to enroll in Twitter so that the whole world -wide web- knows the status of that something. Twitter users could be anything from people, companies, organizations, traffic reports, weather reports, situations in a conflicted area, or anything. Yes, anything.

With multiple users updating a single Twitter account, we can have the updates coming from multiple sources into a single stream. Let's say there is exist a Twitter account named @jakartadamned. Through that account, Twitter users from Jakarta could collaborate just by sending updates on the traffics in each location. Others could easily follow that account to get updates on Jakarta's latest traffic. So at this point, I simply want to point out that with one Twitter account and multiple users, we can extend the use of Twitter.

Some might say, "why not simply follow every users with updates on Jakarta traffic?" The point of having this kind of feature is to have a Twitter account dedicated on a single topic with as many source as possible. Instead of following a bunch of Twitter users, we only have to follow one. Instead having the updates come from a single user or a limited number of users, we can have the updates coming from as many users as possible.

Of course there is a small change of updating and following habit from this ...
to this ...
I'm sure nobody will notice the difference.

I've managed to make a simple web application where I enable more than one user to update a single Twitter account. The process flow should be something like this:
  1. Twitter user @acbs -this is a sample- enrolls his/her account so that other Twitter users can send updates to this account.
  2. Other Twitter users sign-up. In this phase, these Twitter users will acquire a key to enable authentication when they perform updates.
  3. @acbs validates and give permissions.
  4. Validated Twitter users can update @acbs.
Easy! Will be easier if supported natively by Twitter. :)

There's all there is to it. Unfortunately I can't publish my experiment. I'm lacking the fund, the time, and any other required resources to test it in public. That being said, I'm really looking forward to see how people would respond to this.

Senin, 05 Oktober 2009

Mengakali Blokir URL (Bagian 2)

3 opini
Tulisan saya sebelumnya tentang Mengakali Blokir URL berisi penjelasan yang cukup sederhana untuk mengatasi blokir dengan cara memanipulasi URL (Uniform Resource Locator) situs tujuan. Intinya kita dapat menembus blokir URL dengan cara mengakses salah satu bentuk IP Address dari URL yang kita tuju.

Walau terlihat sederhana, cara seperti itu sebenarnya tidak mudah. Umumnya kita akan mengalami kesulitan bila sebuah situs ternyata memiliki lebih dari satu IP Address yang diakses lewat 1 (satu) URL. Untuk kasus seperti ini kadang situs yang kita tuju tidak memperbolehkan akses langsung lewat IP Address.

Cara blokir URL yang paling sederhana sebenarnya adalah dengan menggunakan situs online proxy. Situs ini memiliki karakter yang sama seperti proxy server pada umumnya, yaitu untuk menyembunyikan identitas (terutama IP Address) user/klien yang ada di belakangnya.

Akan tetapi dalam konteks mengatasi blokir URL, online proxy ini justru berfungsi untuk menyembunyikan URL tujuan kita. Contohnya www.indowebproxy.com. Di halaman utama situs tersebut langsung tersedia sebuah isian untuk memasukan URL situs tujuan kita. Masukan URL yang kita tuju pada isian "Enter a Url To Browse Anonymously" kemudian klik tombol "Surf Anonymously". Anda akan diarahkan pada URL tujuan Anda, tapi URL yang terlihat pada browser Anda adalah "http://cgi.embedproxies.com/index.php/...".

Mudah, bukan?

Informasi ini sebenarnya bukan hal yang baru karena situs seperti www.indowebproxy.com itu bertebaran di Internet. Kalau ternyata www.indowebproxy.com juga diblokir, cukup akses Google Search dan masukan kata kunci "online proxy". Dari situ Anda akan punya akses ke banyak online proxy lainnya. Untuk saat ini saya sendiri lebih sering menggunakan www.zend2.com. Alternatif lain pilihan saya untuk saat ini adalah www.indowebproxy.com dan www.vtunnel.com.

YANG PERLU DIINGAT dalam penggunaan situs seperti ini username dan password. Mungkin kita merasa perlu mengakses situs yang mengharuskan kita memasukan username dan password seperti www.facebook.com. Kalau kita menggunakan online proxy, kita perlu ingat bahwa username dan password kita melewati online proxy tersebut terlebih dahulu untuk kemudian diteruskan ke situs tujuan kita. Oleh karena itu, saya sarankan para pengguna Internet untuk tidak sembarangan dalam menggunakan online proxy.

Semoga bermanfaat!

Tulisan terkait:
Mengakali Blokir URL

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: T/A (Tidak Ada)

Kamis, 01 Oktober 2009

500 Rupiah

2 opini
Saat ini uang sejumlah 500 Rupiah mungkin tidak terlalu berarti. Sebuah gorengan yang mungkin hanya sebesar telapak tangan dihargai 500 Rupiah. 500 Rupiah hanya dapat dibelikan 3 butir permen. Aqua kemasan gelas pun harganya 500 Rupiah. Kecil sekali arti uang 500 Rupiah itu.

Tapi tidak semua orang menganggap kecil uang 500 Rupiah itu. Kondektur bus tidak mungkin membiarkan penumpangnya membayar ongkos kurang 500 Rupiah. Penumpang bus pun sebaliknya tidak akan rela bila uang kembalian yang diterima kurang 500 Rupiah. Sekecil apa pun nilai 500 Rupiah itu, 1 juta Rupiah tetap tidak akan menjadi 1 juta Rupiah tanpa kehadiran 500 Rupiah.

Kenaikan tarif tol sebesar 500 Rupiah yang diberlakukan sejak tanggal 28 September 2009 pun disikapi dengan cara yang berbeda. Untuk para pemilik kendaraan pribadi (roda empat atau lebih) tentu tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan ini. Pengeluaran transportasi hariannya mungkin bertambah sebesar beberapa ribu Rupiah saja. Pengaruhnya terhadap pengeluaran bulanan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali yang bersangkutan cukup sering menggunakan tol.

Untuk pengelola kendaraan umum hal ini mungkin merupakan kenaikan yang signifikan. Walau bagaimana pun, mereka tidak akan mau rugi sepeser pun. Mereka akan mencari solusi agar setoran tetap jalan tapi penghasilan tetap tidak berkurang. Mungkin akan terjadi penyesuaian tarif untuk beberapa angkutan umum. Sayangnya saya belum menemukan informasi apa pun mengenai kenaikan tarif ini.

Akan tetapi ada satu bus yang saya tahu pasti mengalami kenaikan tarif. Kebetulan saya adalah pengguna setia bus tersebut. Bus yang saya maksud adalah bus ekonomi P100 jurusan Cikokol (Tangerang)-Senen. Bus ini sehari-hari menggunakan tol Jakarta-Merak. Bus ini melewati 2 (dua) gerbang tol dalam rutenya, yaitu gerbang tol Karang Tengah dan Kebon Jeruk. Tarif tol untuk kendaraan tipe bus P100 mengalami kenaikan 500 Rupiah di kedua gerbang tersebut. Dengan alasan kenaikan tarif tol ini, tarif bus itu pun dinaikan 500 Rupiah dari 2.500 Rupiah menjadi 3.000 Rupiah.

Pertama kali saya mengetahui kenaikan tarif ini, saya langsung curiga ini adalah alasan yang dibuat-buat. Walaupun begitu, saya tidak mau ribut dan membayar tarif 3.000 Rupiah itu. Kenyataannya tidak semua orang menyimpan kekecewaannya. Ada seorang penumpang yang mempertanyakan kenaikan tarif ini, "Masa' tol naek 500 terus semua penumpang juga nambah 500?" Kira-kira begitu celetuk penumpang tersebut.

Argumentasinya masuk akal. Memang sebesar apa kerugian yang ditanggung pengelola bus P100 itu akibat kenaikan tarif tol. 1 kali jalan, 2 kali gerbang tol. Itu artinya bus P100 harus membayar 1.000 Rupiah lebih banyak untuk tol. Dengan hanya membawa 30 penumpang, bus itu sudah mendapatkan tambahan pemasukan 15.000 Rupiah (30 x 50 Rupiah). Itu artinya bus itu mendapat untung 14.000 Rupiah.

Dari kenyataan ini saja penumpang bus sudah merasa dirugikan. Wajar saja kalau orang merasa alasan kenaikan tarif tol itu dibuat-buat. Apalagi di bus itu sama sekali tidak terlihat pengumuman resmi -dalam bentuk apa pun- mengenai perubahan tarif. Sungguh memprihatinkan melihat usaha mencari uang tanpa peduli perasaan orang lain seperti ini.

Seperti inilah kondisi Jakarta. Nilai uang 500 Rupiah mungkin kecil. Sebagian orang mungkin menganggapnya tidak berharga. Akan tetapi tidak sedikit orang yang mau perang urat syaraf hanya untuk mendapatkan uang 500 Rupiah ini. Kondisi sosial di Jakarta memang timpang.

Senin, 28 September 2009

Buat Hidup Menjadi Tidak Membosankan

2 opini
Sepertinya saya cukup terpengaruh oleh alur cerita dalam film "Yes Man". Tokoh utama dalam film tersebut adalah Carl Allen. Dia digambarkan sebagai orang yang senantiasa menutup dirinya terhadap hal-hal baru. Dia lebih memilih menjalani hidupnya dalam dunianya sendiri. Lebih tepat dikatakan bahwa dia memilih untuk mengatakan tidak kepada hampir semua hal dalam hidupnya. Kehidupan Carl berubah setelah dia mendapatkan kesempatan mengikuti sebuah seminar "Yes Man". Isi seminar itu mengajarkan pesertanya untuk senantiasa mengiyakan setiap kesempatan yang datang dalam hidup mereka. Carl pun mencoba mengikuti program tersebut. Ceritanya berlanjut dan sebaiknya Anda tonton sendiri kelanjutannya.

Saya menyukai konsep cerita dalam film ini. Film ini seolah ingin menegaskan bahwa perubahan dalam hidup itu datang saat kita mau merubah sikap kita dalam menjalani hidup. Carl yang sebelumnya tertutup akhirnya mau membuka diri pada hal-hal yang baru. Hidup Carl menjadi penuh warna dan -tentunya- menyenangkan. Hidupnya tidak lagi identik dengan kata "membosankan".

Kalau saya melihat hidup saya sendiri, kata "bosan" memang kerap terbersit. Itulah kenapa saya merasa alur cerita dalam film ini benar-benar mengena; khususnya untuk diri saya sendiri. Hidup saya dipenuhi dengan rutinitas yang memang pada dasarnya membosankan. Seringkali saya tidak bisa menemukan cara yang tepat untuk mengalahkan rutinitas ini.

Kemungkinan besar saya sedang hidup dalam zona nyaman. Nyaman berada di kantor yang sejuk. Nyaman berada di depan komputer yang dilengkapi koneksi Internet. Nyaman ini, nyaman itu, dan nyaman-nyaman yang lain. Begitu juga saat saya berada di rumah. Sepertinya saya pun dikekang oleh jerat kenyamanan. Nyaman berada di rumah ketimbang harus repot membawa jalan-jalan Raito dan Aidan. Nyaman berada di depan komputer dengan koneksi Internet yang lebih cepat ketimbang di kantor. Nyaman ini, nyaman itu, dan nyaman-nyaman yang lain.

Konsep "Yes" ini dapat saya manfaatkan untuk merubah hidup saya. Selama saya bisa menemukan sebuah kegiatan yang di luar rutinitas saya, saya cukup berkata "Ya!", "Yuk!", atau "Mari!!!" untuk mulai merombak siklus hidup saya. Selama saya memiliki determinasi yang cukup untuk berkata "Ya", saya jelas butuh ide-ide segar untuk menjadikan hidup saya lebih menyenangkan; atau minimal tidak membosankan.

Saya teringat satu perubahan kecil yang saya lakukan. Kemarin (Minggu, 27 September 2009) saya mengajak istri dan kedua anak saya ke taman kota di daerah BSD (Tangerang). Para pembantu masih menikmati liburan mereka sehingga saya harus menemani istri saya menyuapi Raito dan Aidan. Saya menyuapi Raito, istri saya menyuapi Aidan. Urusan suap-menyuap sudah biasa, tapi kenyataan bahwa kami melakukannya di taman kota adalah luar biasa. Saya baru sadar bahwa kegiatan itu "merusak" siklus hidup saya. Tapi saya bersyukur karena waktu yang saya gunakan bersama keluarga saya di taman kota itu lebih bermanfaat dan lebih menyenangkan ketimbang saya habiskan untuk berselancar di Internet.

Hal yang baru, walaupun terkesan kecil dan tidak signifikan, memang dapat memberikan warna yang cemerlang pada hidup kita. Alhamdulilllah saya masih mendapat kesempatan untuk langsung turun tangan membantu istri saya mengurus Raito dan Aidan. Semoga saya masih dapat menemukan kesempatan lain untuk hal-hal yang baru dan menyenangkan dalam kehidupan saya di masa depan. Dalam kasus saya, semoga kesempatan-kesempatan itu selaras dengan tanggung jawab saya sebagai seorang suami dan seorang ayah.

--
* Gambar diambil dari http://sarah-shabrina.blogspot.com/

Rabu, 16 September 2009

Bocah Misterius (Hikmah Ramadhan)

0 opini
"Hey kamu... mari sini!" sapa Luqman halus kepada seorang bocah yang dengan sengaja mengganggu anak kecil lain yang sedang berpuasa.

"Siapa nama kamu...? Dari mana kamu asalnya ...?" tanya Luqman sambil memegang lengan bocah itu. Sebetulnya Luqman gemas, tapi ia tahan kegemasan itu.

Meski ditanya dengan sopan, bocah itu malah balik mendelik ke arah Luqman dan tertawa menyeringai! Tawa bocah itu membuat Luqman melepaskan pegangannya seketika.

Luqman merasa bocah ini bukanlah anak sembarangan. Sungguh pun penampilannya kayak bocah biasa. Kaos plus celana pendek. Agak lusuh, tapi bersih.

Luqman melihat mata bocah itu. Mata itu bukanlah mata anak manusia pada umumnya. Ditambah lagi, sebelumnya Luqman tidak pernah melihat bocah itu di kampungnya. Luqman sudah bertanya ke sana kemari, adakah tetangga kampungnya atau orang di kampungnya yang mengenali siapa bocah itu dan siapa keluarganya. Semua orang yang ditanya Luqman menggelengkan kepala, tanda tidak tahu....

Bocah itu menjadi pembicaraan di Kampung. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja di atasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini, bagi orang kampung, menyebalkan.

Bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan ke sana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat di plastik es tersebut. Pemandangan tersebut menjadi pemandangan biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa.

Pemandangan tak mengenakkan ini justru terjadi di tengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.

Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari di kampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang di kampungnya mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memeragakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.

Pernah ada yang melarangnya, tapi kemudian orang itu dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.

Luqman memutuskan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap ba’da dzuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!

Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu hadir. Benar, ia menari-nari sambil menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas mengundang orang lain untuk menelan ludah tanda ingin meminum es itu juga. Luqman menegurnya. Cuma ya itu tadi. bukannya takut, bocah itu malahan mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar menelan Luqman.

"Bismillah..." Luqman kembali mencengkram tangan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir kalau memang bocah itu adalah bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan, apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia akan mencari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.

Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman menyentakkan tangannya, menyeret halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan mata penuh tanya orang-orang yang melihatnya.

" Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukannya ini adalah kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman seakan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.

"Maaf ya... Itu karena kamu melakukannya di bulan puasa...," jawab Luqman dengan halus, "apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa... Lalu bukannya ikut menahan lapar dan haus, kamu malah menggoda orang dengan tingkahmu itu...."

Sebenarnya Luqman masih mau mengeluarkan unek-uneknya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap mata Luqman lebih tajam lagi...

"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal itu ketimbang saya...? Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup di bawah garis kemiskinan pada sebelas bulan di luar bulan puasa?

Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?

Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal? Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja kalian menahan rasa lapar dan haus? Ketika beduk magrib bertalu, ketika azan magrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...?"

Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi Luqman kesempatan menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata demikian tegas dan terdengar sangat "menusuk", kini ia bersuara lirih, mengiba.

"Ketahuilah Tuan.... Kami berpuasa tanpa ujung ... Kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa lantaran memang tidak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah Tuan, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuanlah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan Idul Fitri?

Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian juga menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan Idul Fitri?

Tuan... sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya.

Tuan... kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan Ramadhan ini. Apa yang saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...

Tuan, sadarkah Tuan akan ketidakabadian harta? Lalu mengapakah masih saja mendekap harta secara berlebih?

Tuan... sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?

Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat. Tahukah Tuan, akan adanya azab Tuhan yang menimpa...?

Tuan... jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan... jangan merasa perut ' kan kenyang esok lantaran tersimpan pangan 'tuk setahun. Tuan... jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi, kelak..."

Wuah... entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Perkataan demi perkataan meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman bahwa bocah ini bukan bocah sembarangan.

Habis berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong. Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.

Di tengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran di depan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman! Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!

Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, kembali ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa betullah adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.

Bocah tadi juga memberi Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada di atas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.

Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.

Sekarang yang ada di pikirannya, mau dipercaya atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang. Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki kebercahayaan hati.

Pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.


Kami terus berpuasa meski bukan saatnya berpuasa,

lantaran ketiadaan makanan,

lantaran ketiadaan minuman.

Kami berpuasa tanpa ujung!

kami lapar... sementara perut kalian kenyang.

Kami sakit, tanpa ada obat, apalagi biaya berobat...

sementara kalian menambah terus kesakitan kami

dengan mempertontonkan kemewahan dunia di hadapan kami...

di depan mata kami....

yang sedang berpakaian kemiskinan.

Kami menangis, kami merintih,

adakah di antara kalian yang peduli ...?


Sumber: smunitra@yahoogroups.com

--
* Gambar diambil dari http://rwidagdo.wordpress.com/2008/03/27/fenomena-es-kelapa-muda/

Selasa, 15 September 2009

Suara 1263 CPNS

4 opini
Awal September ini 1263 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tersenyum. Mereka bahagia karena secara resmi telah MULAI menerima 80% dari gaji pokok mereka yang dimulai di bulan September ini. Nominal yang memang tidak besar, tapi bila dibandingkan dengan Uang Tunggu tentu akan terasa jauh berbeda.

Kabar baiknya masih berlanjut. Ternyata selain menerima 80% dari gaji pokok tersebut di atas, para CPNS itu masih tetap menerima Uang Tunggu seperti biasa. Itu artinya mulai bulan September para CPNS itu akan menerima 80% dari gaji pokok ditambah Uang Tunggu. Hal ini seharusnya akan berlaku sampai diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Penempatan Definitif atau SK Pengangkatan PNS.

Kabar baiknya belum berhenti. Rapelan 80% dari gaji pokok yang seharusnya diterima sejak awal bekerja (antara Januari atau Februari 2009) hingga Agustus 2009 pun akan cair. Yang lebih menyenangkan lagi adalah cairnya rapelan ini diharapkan akan tuntas sebelum hari raya Idul Fitri 1430 Hijriyah. Saat tulisan ini dibuat, tanggal 1 Syawal 1430 Hijriyah masih berkisar antara tanggal 20 atau 21 September 2009.

Kondisi finansial memang menjadi polemik di antara 1263 CPNS itu. Masing-masing memiliki kebutuhan sendiri-sendiri. Kalau pun kebutuhannya sama, derajatnya mungkin berbeda. Ada yang sudah terlanjur malu berhutang, ada yang menganggap hutang itu bagai batu loncatan. Ada yang memiliki 2 orang anak, ada yang memiliki 2 orang balita berumur 1 tahun. Variasi kebutuhan seperti ini tentu terlalu banyak untuk dibeberkan satu per satu. Yang jelas kondisi ini sebenarnya wajar apalagi dalam sebuah kelompok yang beranggotakan lebih dari 1000 orang. Sayangnya ada pihak-pihak yang kerap kali melihat masalahnya dari satu sisi saja sehingga konflik yang terjadi sering berkepanjangan.

Intinya tiga paragraf di atas adalah angin segar bagi 1263 CPNS DJP. Kondisi finansial yang gersang itu akan disiram oleh hujan yang sangat lebat. Saat tanah kembali basah dan gembur, rencana-rencana penanaman pun kembali digelontorkan. Saat rekening tabungan kembali terisi, rencana-rencana hidup pun kembali disiapkan.

Sayangnya kabar baik itu masih tidak berhenti bergulir. Walaupun penerimaan di bulan September sudah sesuai harapan, rapelan -hujan lebat- itu tidak kunjung turun. Bahkan sudah dipastikan bahwa "prakiraan cuaca" tersebut meleset cukup jauh dari kenyataan. Rapelan diundur hingga bulan Oktober (baca: hingga batas waktu yang ditentukan kemudian).

Dampak yang dibawa oleh kabar tersebut cukup mengganggu. Sebagian dari CPNS DJP itu menerimanya dengan baik, sebagian lagi menerimanya dengan cukup baik, sebagian dengan agak baik, sebagian dengan cara yang "terlihat" tidak baik. Seperti yang saya paparkan di atas. Masing-masing punya kebutuhan dengan derajat kebutuhan yang berbeda. Jadi wajar saja bila cara masing-masing orang menerima kabar itu pun sangat berbeda.

Saat ada aksi pasti ada reaksi. Sebagian orang memilih bereaksi dengan menyuarakan kekecewaannya. Sayangnya harapan untuk mencoba mengatasi mundurnya rapelan itu sudah tertutup. Suara-suara lantang tersebut pun pada akhirnya hilang ditelan pembelaan-pembelaaan dan berbagai topik lainnya -yang sering sengaja dibuat untuk meredam suasana yang panas.

Di sela-sela protes-protes, baik secara halus maupun keras, yang diajukan itu, nama sebuah instansi lain pun disebut sebagai kunci dari kemunduran rapelan itu. Instansi tersebut dikatakan harus mengutamakan pekerjaan lain sehingga kehilangan waktu untuk mengurus rapelan para CPNS ini. Intinya usaha keras yang telah dikeluarkan berbagai pihak, baik dari pihak CPNS maupun dari DJP sendiri, menemui jalan buntu.

Tidak semua orang bisa menerima kondisi ini. Opini-opini yang disuarakan mencoba memberikan berbagai usul (sampai ke tahap yang terkesan memaksa) untuk mengatasi jalan buntu itu. Kalau pun kondisi ini tidak bisa diatasi, pihak-pihak yang menyuarakan opini mereka berharap agar kemunduran ini tidak terjadi lagi.

Apalagi jadwal Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Prajabatan untuk para CPNS itu sudah dekat. Gelombang I Diklat Prajabatan dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 29 September 2009. Sungguh menenangkan bila rapelan gaji yang diharapkan dapat turun sebelum tanggal tersebut. Sayangnya melihat kondisi saat ini, kemungkinan tercepat turunnya rapelan itu adalah pada bulan Oktober.

Kondisi yang dipaparkan di atas hanya sekelumit masalah yang timbul dalam kehidupan 1263 CPNS DJP itu. Saya yakin masalahnya tidak sesederhana yang saya paparkan. Paparan saya tentu terbatas pada pengalaman dan pengamatan yang saya lakukan. Kalau dibeberkan satu per satu, 1263 CPNS itu dapat menerbitkan sebuah kumpulan cerita pendek yang berisi curahan hati masing-masing.

Satu hal yang pasti, saya berharap mekanisme penerimaan pegawai negeri tidak terus-menerus seperti ini. Mulai dari pembuatan Nomor Induk Pegawai (NIP), SK CPNS, SK Penempatan, Diklat Prajabatan, SK PNS, dan persyaratan lainnya, semua perlu dioptimalkan. Dengan demikian setiap calon pegawai negeri dapat langsung menerima hak-haknya dan segera melaksanakan kewajibannya secara maksimal.

Terlepas dari semua itu, tulisan ini bukan representasi keluhan. Tulisan ini pun tidak diharapkan untuk mencemarkan nama baik instansi mana pun. Tulisan ini ditujukan untuk berbagi sedikit fakta tentang kesulitan yang dialami oleh CPNS DJP (yang setahu saya juga dialami oleh CPNS secara umum). Harapannya tentu saja agar para CPNS di kemudian hari dapat lebih siap menerima pahitnya perjalanan hidup yang harus mereka lalui sebelum resmi menjadi PNS.

--
* Gambar diambil dari http://treest.wordpress.com/2009/03/18/uang-bahagia/ dan http://coffeeoriental.wordpress.com/2007/08/16/apa-kamu-lihat-uang/

Rabu, 26 Agustus 2009

Menjelajahi Internet dengan OpenID

2 opini
OpenID menyediakan fasilitas untuk mengelola satu identitas yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai situs di Internet. Dengan OpenID, kita dapat login ke berbagai situs Internet tanpa perlu melakukan registrasi berulang-ulang. Bagi mereka yang mengenal istilah "Single Sign-on", OpenID dapat diibaratkan sebagai fasilitas Single Sign-On di Internet.

Sayangnya kondisi ideal itu, yang memungkinkan kita untuk login ke SEMUA situs tanpa registrasi, hanya dapat tercapai bila SEMUA situs mendukung fitur OpenID ini. Sayangnya belum semua situs menyediakan fasilitas untuk login menggunakan OpenID dan masih menggunakan mekanisme login yang umum.

Seandainya dukungan terhadap OpenID ini disediakan oleh semua situs di Internet, baik pengelola situs maupun pengguna Internet dapat merasakan manfaatnya. Contoh sederhananya seperti ini. Saat kita sedang berselancar di Internet, kita menemukan sebuah situs menarik. Kita ingin berinteraksi lebih lanjut lewat situs tersebut, seperti meninggalkan komentar, ikut serta dalam survei, atau aktifitas lainnya yang memerlukan login.

Kita pun wajib registrasi dengan mengisi sekumpulan form, memikirkan username, memilih password, dan embel-embel lainnya. Padahal kita belum tentu akan sering mengakses situs itu. Niat kita saat ini sebenarnya hanya sekedar meninggalkan komentar; bahkan mungkin hanya sekali ini saja. Pada akhirnya kita membatalkan niat kita dan urung melakukan registrasi.

Dengan OpenID, semua kesulitan itu dapat diatasi. Seandainya situs tersebut mendukung OpenID, kita dapat langsung login dan melakukan apa yang kita inginkan. Hal ini jauh lebih sederhana bagi kita ketimbang harus registrasi terlebih dahulu. Situs yang kita akses itu pun pada dasarnya mendapatkan manfaat karena interaksi pengguna Internet secara tidak langsung akan meningkat.

Kondisi di atas mungkin tidak terlihat signifikan bagi banyak orang, tapi saya melihatnya sebagai langkah strategis menuju kesederhanaan dan peningkatan kualitas penggunaan Internet. Jadi saya pribadi mendukung penuh penyediaan dukungan oleh semua situs di Internet; terutama situs-situs yang banyak diakses orang.

Beberapa contoh nyata yang mudah ditemukan saat ini antara lain:
  • Kita dapat meninggalkan komentar di semua blog yang ada di Blogger (blog dengan domain *.blogspot.com) menggunakan OpenID.
  • Kita dapat berbagi file lewat 4shared menggunakan OpenID.
Tentunya masih banyak situs lain yang juga mendukung OpenID. Daftar situs yang sudah mendukung OpenID dapat ditemukan di sini: www.myopenid.com/directory.

Informasi lebih lanjut mengenai OpenID dapat ditemukan lewat openid.net. Daftar situs penyedia jasa OpenID dapat ditemukan di openid.net/get-an-openid/. Bukan tidak mungkin Anda sebenarnya sudah memiliki OpenID tanpa Anda sadari.

Cara penggunaan OpenID dapat ditemukan di openid.net/get-an-openid/start-using-your-openid/. Pada dasarnya OpenID berbentuk URL yang menjadi penunjuk lokasi identitas Anda di Internet. URL itu yang akan digunakan untuk login di situs-situs yang mendukung fasilitas login dengan OpenID.

Selamat menggunakan OpenID!

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/file/135017557/5a462e13/MenjelajahiInternetDenganOpenID.html

Selasa, 25 Agustus 2009

Mengemis Bukan Sekedar Masalah Halal Haram

1 opini
Qabishah bin Mukhariq al Hilat ra berkata:

“Aku pernah memikul tanggungan berat (diluar kemampuan), lalu aku datang kepada Rasulullah saw untuk mengadukan hal itu. Kemudian beliau bersabda: Tunggulah sampai ada sedekah yang datang kepada kami lalu kami perintahkan agar sedekah itu diberikan kepadamu.

Setelah itu beliau bersabda: Hai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta itu tidak boleh kecuali bagi salah satu dari tiga golongan, yaitu:
  1. Orang yang memikul beban tanggungan yang berat (diluar kemampuannya), maka dia boleh meminta-minta sehingga setelah cukup lalu berhenti, tidak meminta-minta lagi.
  2. Orang yang yang tertimpa musibah yang menghabiskan hartanya, maka dia boleh meminta sampai dia mendapatkan sekadar kebutuhan hidupnya.
  3. Orang yang tertimpa kemiskinan sehingga tiga orang yang sehat pikirannya dari kaumnya menganggapnya benar-benar miskin, maka dia boleh meminta sampai dia memperoleh sekadar kebutuhan hidupnya.
Sedangkan selain dari tiga golongan tersebut hai Qabishah, maka meminta-minta itu haram yang hasilnya bila dimakan juga haram” (HR. Muslim).

Hadits yang saya cantumkan di atas terbilang mudah dimengerti. Inti hadits tersebut adalah penegasan dari Rasulullah bahwa mengemis itu haram kecuali untuk tiga golongan yang Rasulullah sebutkan di atas. Dari ciri-ciri tiga golongan itu, tersirat pesan bahwa mengemis menjadi tidak haram dalam keadaan terpaksa dengan kondisi keterpaksaan yang sangat ketat.

Sayangnya realita di masyarakat saat ini justru seperti mengacuhkan kondisi keterpaksaan itu. Tidak sulit bagi kita untuk menemukan pengemis di kota Jakarta ini. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi dan bukan lagi sebagai akibat dari keterpaksaan. Kalaupun ada orang-orang yang memang mengemis karena terpaksa, mungkin orang-orang ini termasuk minoritas dalam kelompok besar pengemis Ibukota.

MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sumenep sudah mengeluarkan fatwa mengharamkan aktifitas mengemis. MUI Pusat pun sudah menyetujui fatwa tersebut walau ditegaskan bahwa pemberlakuan fatwa hanya pada daerah setempat. Orang-orang yang tidak perlu mengemis, atau muak-benci-jijik melihat pengemis, sepertinya akan dengan mudah mengiyakan fatwa ini. Walaupun begitu, apakah para pengemis peduli akan fatwa ini? Kalaupun ada, saya rasa tidak akan banyak pengemis yang berhenti mengemis karena munculnya fatwa ini.

Faktanya kebutuhan paling dasar manusia hampir sama dengan hewan. Kebutuhan untuk bertahan hidup tentu lebih mendasar ketimbang kebutuhan untuk mematuhi aturan Allah; apalagi aturan MUI. Ini alasannya kenapa saya pesimis terhadap efek baik yang akan ditimbulkan fatwa haram mengemis ini.

Kita semua tahu mengemis memang bukan sekedar masalah halal atau haram. Mengemis pada dasarnya adalah bagian dari masalah kemiskinan. Mengemis adalah masalah sosial yang hanya dapat diberantas lewat kerja sama dari berbagai pihak yang terkait; termasuk saya dan Anda yang sedang membaca tulisan ini.

Pemerintah atau instansi non-pemerintah punya andil untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, mengelola arus transmigrasi, dan berbagai hal lain yang dapat membantu menekan angka pengangguran. Kita yang berkecukupan punya andil untuk membantu mewujudkan langkah-langkah tersebut dengan membayar pajak atau menyalurkan zakat. Selain itu kita semua juga perlu menahan diri dari memberi uang -sekecil apa pun nominalnya- kepada pengemis.

Kalau memang kondisi tersebut dapat diwujudkan, para pengemis tidak punya lagi alasan untuk mengemis. Mereka dapat menemukan tempat-tempat untuk mengasah keahlian mereka. Mereka pun memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau pun semua itu tidak berujung pada pekerjaan, paling tidak mereka tidak akan lagi turun ke jalan karena mereka tahu tidak akan ada lagi orang yang akan memberi mereka uang sepeser pun.

Saya masih ingat keputusan saya untuk berhenti mengasihani pengemis beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu saya baru menyadari keberadaan orang-orang yang mengemis walau tidak terpaksa; bahkan ada juga yang berani menipu untuk mengeluarkan rasa iba dari orang lain. Ada pengemis yang badannya jauh lebih gemuk dari diri saya. Ada pengemis yang sebenarnya sehat, tapi saat mengemis tiba-tiba penuh dengan luka dan perban. Ada pengemis yang sangat kurang ajar sampai berani merokok saat mengemis.

Sejak saat itu saya tidak pernah lagi memberikan uang kepada pengemis. Entah itu pengemis di pinggir jalan, di jembatan penyeberangan, di angkutan umum, atau di mana pun, saya tetap katakan tidak. Saya lebih memilih menyalurkan zakat dan shadaqah saya kepada lembaga-lembaga sosial yang berwenang dengan harapan zakat dan shadaqah saya akan sampai pada orang-orang yang benar-benar membutuhkan.

Referensi:

Kamis, 20 Agustus 2009

Mawar

0 opini
Terlepas dari banyaknya duri di tangkainya, mawar akan tetap terlihat indah. Begitu juga dengan pernikahan. Terlepas dari banyaknya masalah yang timbul, hubungan pernikahan pun akan tetap terlihat indah. Ini hal yang saya rasakan sendiri, tapi bukan berarti hal ini berlaku umum.

Setelah 4 (empat) tahun mengarungi bahtera pernikahan bersama seorang wanita cantik bernama Ratna Aditia, saya masih dapat merasakan nikmatnya memiliki seorang pendamping. Kami masih bisa tertawa bersama, masih bisa menikmati hobi kami bersama, masih bisa saling memperhatikan satu sama lain, masih bisa bertukar canda romantis bersama, dan banyak hal lain yang kami harap dapat senantiasa kami pertahankan.

Walaupun Raito dan Aidan sudah semakin sering mengambil waktu kami, hal itu tidak mengurangi kuantitas dan kualitas hubungan kami secara signifikan. Terlalu naif kalau saya katakan kehadiran Raito dan Aidan sama sekali tidak mempengaruhi hubungan kami. Apalagi melihat fakta mereka berdua termasuk anak lelaki yang tidak mau diam di tempat dan senantiasa mencari perhatian Abi dan Bunda mereka.

Menjaga hubungan yang baik dalam pernikahan memang tidak mudah. Baik suami maupun istri pasti harus berjuang dan berkorban untuk menjaga keutuhan hubungan mereka. Tanpa perjuangan dan pengorbanan itu, sepertinya keindahan pernikahan itu tidak akan tercapai.

maafkanlah bila ku selalu
membuatmu marah dan benci padaku
ku lakukan itu semua
hanya tuk buatmu bahagia

mungkin ku cuma tak bisa pahami
bagaimana cara tunjukkan maksudku
aku cuma ingin jadi terbaik untukmu

- Terbaik Untukmu - Tangga

Selamat ulang tahun pernikahan yang ke-4, Cinta.

--
* Image downloaded from http://www.fundraw.com/clipart/clip-art/00002141/Rose/