Ocean Heaven (http://hkmdbnews.com/) |
Ada dua alasan yang membuat saya tertarik menonton film ini. Pertama, Jet Li di sebuah film drama. Aktor film action kawakan seperti Jet Li mengambil peran utama dalam sebuah film drama keluarga adalah adalah sesuatu yang menarik. Tentu saja saya penasaran melihat bagaimana Jet Li memerankan karakter seorang ayah (dan jauh dari unsur "keras"). Alasan kedua film ini menarik bagi saya tentu saja untuk melihat bagaimana perkembangan cerita perjuangan Wang untuk menyelamatkan masa depan Dafu sebelum akhirnya pergi meninggalkan Dafu.
Saya tidak bisa mengatakan bahwa film ini adalah film yang hebat. Saya sendiri bahkan beranggapan bahwa ceritanya sendiri terlalu "mulus" untuk dapat terjadi di dunia nyata. Akan tetapi, sebagai seorang ayah, saya pribadi menganggap cerita di film ini begitu nyambung dengan kehidupan saya sendiri. Saya merasa dapat memahami perasaan dan beban Wang hampir di setiap adegan dalam film ini. Benar-benar sebuah film yang sangat mengena.
Ulasan saya mengenai film ini tentu saja bias. Hal ini jelas terlihat dari pengakuan saya di paragraf sebelumnya. Untungnya tulisan saya ini tidak dimaksudkan untuk mengulas film Ocean Heaven ini. Saya justru ingin menekankan pada pelajaran menarik (dan mengharukan) yang dapat saya ambil dari film ini.
Pelajaran utama yang saya dapatkan adalah betapa pentingnya menjadi seorang ayah yang memiliki dedikasi yang besar dalam merawat anaknya. Kehidupan sehari-hari Wang itu sebenarnya tidak istimewa. Wang hanyalah seorang pekerja biasa di sebuah Ocean Park; seseorang yang dapat kita temui setiap hari dalam hidup kita. Akan tetapi, dedikasinya merawat Dafu menjadikan dia seseorang yang istimewa di mata orang-orang di sekitarnya. Wang pun hidup bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa.
Kasih sayang yang Wang berikan kepada anaknya sudah pasti luar biasa besarnya. Merawat Dafu sehari-hari saja sudah pasti membutuhkan kesabaran yang tinggi, apalagi saat Wang sadar bahwa dia akan segera meninggal. Kasih sayang Wang kepada Dafu justru memaksa dia untuk berusaha lebih keras lagi mengajarkan Dafu untuk bisa bertahan hidup sendirian. Kasih sayang Wang juga yang memaksa dia untuk terus mencari alternatif tempat yang mau menerima Dafu.
Yang membuat saya terharu adalah di balik "mulus"-nya cerita dalam film ini, masih ada adegan-adegan yang memperlihatkan bahwa Wang pun hanya manusia biasa. Adegan pertama adalah saat pertama kali Wang harus berpisah dengan Dafu setelah Wang berhasil mendapatkan tempat yang mau menerima Dafu. Saat itu Wang digambarkan terlihat kesepian; seolah-olah ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Yang tidak saya sangka adalah Dafu pun ternyata memiliki perasaan yang sama. Sangat mengharukan.
Adegan berikutnya adalah saat Wang sedang mengajarkan Dafu untuk mengepel. Berkali-kali Wang memberi contoh mengepel dengan gerakan ke kiri dan ke kanan sambil berjalan mundur, berkali-kali pula Dafu justru mengepel dengan berjalan ke depan. Berkali-kali hal itu terjadi sampai ke sebuah titik saat Wang pun membentak Dafu. Dafu hanya terdiam dan menangis. Akhirnya Wang menghampiri Dafu dan mengatakan kepada Dafu bahwa dia akan pelan-pelan mengajari Dafu. Lagi-lagi sebuah adegan yang mengharukan.
Adegan yang paling mengharukan dan berhasil membuat saya meneteskan air mata adalah ... adegan yang saya rasa perlu ditonton langsung. Semakin banyak saya menulis di sini, semakin banyak pula spoiler Ocean Heaven yang terbuka. Satu hal yang pasti, film ini mengingatkan saya untuk kembali bersabar dalam menyikapi Raito dan Aidan, yaitu bahwa sesungguhnya menjadi ayah yang penyabar dan penuh kasih sayang adalah sesuatu yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar