Saya yakin semua orang tahu pepatah, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya". Pepatah ini menggambarkan tingkat kemiripan karakter dan perilaku anak-anak terhadap karakter dan perilaku orang tuanya. Pepatah ini tidak sepenuhnya benar karena perkembangan karakter anak-anak itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti anggota keluarga lain selain orang tuanya, pengasuh anak, teman-teman, atau media seperti televisi. Seiring waktu, anak-anak akan membentuk kepribadian mereka sendiri yang mungkin saja jauh berbeda dengan kepribadian orang tua mereka.
Walaupun begitu, saya yakin orang tua memiliki pengaruh yang kuat terhadap anak-anak mereka; terutama saat anak-anak mereka masih belia. Terlepas dari faktor genetika, kecenderungan seorang anak untuk meniru berperan besar di sini. Setiap anak tentu akan meniru perilaku orang-orang yang dekat dengan dia. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa setiap anak akan -sedikit atau banyak- meniru perilaku orang tuanya. Semakin dekat seorang anak dengan orang tuanya, semakin banyak hal yang mungkin ditiru dari orang tuanya.
Saya mengambil contoh pengalaman saya sendiri. Saat saya membiasakan melafalkan doa sebelum makan, anak saya pun menirunya. Kedua anak saya (umur 2 tahun) sudah hafal doa sebelum makan, walaupun pengucapannya masih super cadel. Anak-anak saya pun kerap kali meniru gerakan shalat saya, walaupun seringkali mereka sudah duduk tahiyat pada raka'at pertama.
Bahkan kebiasaan-kebiasaan kecil pun mereka tiru. Posisi duduk, gerakan kaki, gerakan tangan, pola bercanda, dan berbagai kebiasaan lain dapat mereka tiru dari saya. Uniknya adalah kadang saya baru menyadari mereka meniru saya saat mereka melakukan gerakan yang tidak biasa mereka lakukan.
Yang disayangkan adalah kebiasaan-kebiasaan buruk pun tidak luput dari perhatian mereka. Untuk kebiasaan buruk saya tidak akan saya contohkan di sini. Yang jelas saya harus menjaga perkataan dan perilaku saya agar anak-anak saya tidak mewarisi kebiasaan-kebiasaan jelek saya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa menghilangkan kebiasaan itu lebih sulit ketimbang mencegahnya terbentuk. Dapat dipastikan bahwa membantu anak mengembangkan karakter yang baik itu perlu dilakukan sejak dini.
Jadi dengan eratnya relasi antara perilaku anak dan perilaku orang tua ini, setiap orang tua perlu berkaca saat melihat anak mereka "bertingkah". Bila anak kita menjadi pemarah, penyebabnya mungkin karena kita juga seringkali memarahi dia. Akan lebih baik bila teguran kepada anak dilakukan dengan pendekatan yang lebih halus. Bila anak kita sering mengumpat, penyebabnya mungkin karena kita -baik kita sadari atau tidak- sering mengumpat di depan anak kita. Akan lebih baik bila kita membiasakan mengucapkan kata-kata yang baik -sepertinya ini akan menjadi pekerjaan berat untuk para orang tua yang latah.
Bila anak kita ringan tangan (suka memukul), penyebabnya mungkin karena kontrol diri kita saat sedang emosi sangat rendah sehingga kita pun suka memukul; bahkan mungkin memukul anak kita itu. Akan lebih baik kalau kebiasaan memukul itu disalurkan ke tempat lain kalau memang tidak bisa dihilangkan. Dan masih banyak kebiasaan buruk lainnya pada anak-anak yang penyebabnya mungkin karena mereka meniru kita. Pendekatan yang paling baik untuk menghilangkan kebiasaan yang tidak baik seperti ini tentunya dengan menjadi contoh yang baik pula untuk anak kita.
Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang baik. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar