Kamis, 03 Maret 2011

Memberi Makan Anak Tanpa Repot

Berikut adalah 6 kebiasaan makan anak-anak yang tidak menyenangkan dan tidak sehat dan cara-cara mengatasinya. Hal yang juga perlu diingat adalah makanan sebaiknya digunakan sebagai makanan, bukan sebagai hadiah atau hukuman. Dalam jangka panjang, makanan yang dijadikan imbalan atau suap biasanya menciptakan lebih banyak masalah ketimbang menjadi solusi.

Tantangan dalam Memberi Makan Anak dan Solusinya

Pilih-pilih Makanan: Hanya mau satu jenis makanan setiap kali makan

Solusi: Biarkan anak makan apa yang dia inginkan selama jenis makanan yang dia pilih itu sehat. Pastikan anak merasa lapar saat makan dan tawarkan makanan lain selain makanan pilihan dia. Tetap tawarkan makanan pilihan anak selama dia menginginkannya. Setelah beberapa hari, anak mungkin akan mencoba makanan lain. Pola makan seperti ini jarang berlangsung cukup lama untuk menyebabkan masalah lainnya.

Mogok Makan: Menolak makanan yang ada; dapat berakibat short-order cook syndrome*

Solusi: Pastikan anak lapar ketika waktu makan datang. Jangan tawarkan jus, minuman manis, atau makanan ringan terlalu dekat dengan waktu makan. Sediakan roti gandum atau roti lainnya serta buah saat anak-anak makan, sehingga ada berbagai pilihan yang mungkin anak suka. Kita harus bersikap mendukung pilihan anak, tapi juga menentukan batasan yang diperlukan. Jangan takut untuk membiarkan anak kelaparan jika ia tidak mau makan apa yang disajikan.

Kebiasaan Menonton TV: Ingin menonton TV pada waktu makan

Solusi: Matikan TV. Menonton TV saat makan akan mengganggu interaksi dalam keluarga dan pola makan anak. Hargai waktu yang dihabiskan bersama saat makan. Seringkali ini adalah satu-satunya waktu di siang hari saat keluarga bisa berkumpul bersama-sama.

Para Pengeluh: merengek atau mengeluh tentang makanan yang disajikan

Solusi: Pertama minta anak untuk makan makanan lain yang disajikan. Jika anak menolak, minta anak pergi ke kamarnya atau duduk tenang jauh dari meja makan sampai waktu makan selesai. Jangan biarkan dia membawa makanan, ikut makan makanan pencuci mulut, atau makan makanan apa pun sampai waktu makan berikutnya atau sampai waktu makan kudapan.

The Great American White Diet: Makan hanya roti, kentang, makaroni dan susu

Solusi: Hindari menekan anak untuk makan makanan lain. Memberi perhatian berlebihan pada kebiasaan makan seperti ini hanya memperkuat keinginan anak untuk membatasi makanan. Terus tawarkan berbagai jenis makanan dari semua kelompok makanan. Dorong anak untuk merasakan biji-bijian serta makanan merah, oranye, dan hijau. Pada akhirnya anak akan pindah ke makanan lain.**

Takut Makanan Baru: Menolak mencoba makanan baru

Solusi: Terus perkenalkan dan perkuat dorongan terhadap jenis makanan baru dari waktu ke waktu. Mungkin diperlukan banyak percobaan sebelum anak siap untuk mencicipi makanan baru ... dan banyak mencicipi sebelum anak benar-benar menyukainya. Sebuah titik awal yang baik adalah meminta anak untuk memperbolehkan sedikit jenis makanan baru untuk ditaruh di piringnya. Jangan paksa anak untuk mencoba makanan baru. Perlu juga diingat bahwa Anda (orang tua) adalah panutan. Jadi pastikan anak Anda melihat Anda menikmati makanan baru tersebut.

Catatan: Jangan memberi makan anak-anak yang masih kecil lebih dari 4 suapan makanan pada kecuali makanan tersebut dicincang sepenuhnya. Makanan berikut menimbulkan resiko tersedak: kacang-kacangan dan biji, potongan daging atau keju, hot dog, anggur utuh, potongan buah (seperti apel), popcorn, sayuran mentah, permen yang keras dan lengket, serta permen karet. Selai kacang bisa menimbulkan resiko tersedak untuk anak-anak di bawah umur 2 tahun.

--
Diterjemahkan dari Hassle-Free Meal Time, http://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/pages/Hassle-Free-Meal-Time.aspx, diakses tanggal 3 Maret 2011.

* Informasi lebih lanjut tentang short-order cook syndrome:
** Agak sulit menerjemahkan bagian The Great American White Diet. Pada dasarnya kebiasaan ini adalah kebiasaan makan makanan netral (tanpa rasa) seperti susu yang netral atau nasi. Solusinya adalah tetap membiarkan anak makan makanan netral tersebut sambil menawarkan jenis makanan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar