Senin, 19 Maret 2012

Kenapa Pakai Rok Mini, Kakak?

Seandainya saya bertanya, "Kenapa pakai rok mini, Kakak?" Saya rasa jawaban dari pertanyaan ini akan bervariasi. Akan tetapi saya yakin salah satu jawaban yang akan saya dengar adalah demi kebebasan berekspresi, yaitu bahwa setiap wanita sudah selayaknya memiliki kebebasan untuk memakai pakaian yang dia inginkan. Yang paling penting adalah pakaian yang dipilihnya tidak dianggap mengganggu kenyamanan publik. Jadi, kalaupun seorang memakai bikini di tengah keramaian atau bahkan telanjang dada sekalipun, semua itu tidak masalah apabila publik menyetujuinya.

Baiklah. Saya tidak akan mempermasalahkan keinginan setiap wanita untuk bebas berekspresi, tapi apakah kebebasan berekspresi ini harus dibuktikan lewat rok mini? Ini yang sebenarnya ingin saya tanyakan pada para wanita yang mengenakan rok mini. Ini pula yang saya ingin tanyakan kepada para pria yang mendukung para wanita untuk mengenakan rok mini.

Kita ini hidup di dunia para pria, Kakak. Para pria ini memiliki syahwat yang tidak terbatas. Bagi para pria normal, wanita seksi yang mengenakan rok mini adalah pemandangan yang membangkitkan gairah. Kalau memang ada pria normal yang tidak "terangsang" melihat wanita seksi yang mengenakan rok mini, kemungkinan pria ini sudah terlalu sering melihatnya sehingga wanita dengan rok mini tidak lagi menarik.

Dalam dunia pria ini, para wanita adalah anggota masyarakat kelas dua. Kalau saja tidak ada yang turun tangan dan membela hak para wanita, maka sampai saat ini pun para wanita akan tetap tertindas. Bahkan saat pembelaan hak terhadap para wanita ini sudah sebegitu gencarnya, para wanita ini tetap saja dianggap anggota masyarakat kelas dua. Pelecehan seksual, pemerkosaan, dan berbagai perampasan hak para wanita masih terus berjalan. Dan tebak siapa yang menjadi mayoritas bintang utama dalam film-film porno? Pria atau wanita? Saya rasa cukup jelas untuk dikatakan bahwa kita ini memang hidup di dunia para pria, Kakak.

Satu hal yang tidak luput dari "peran" para wanita ini adalah sebagai objek syahwat pria, Kakak. Entah itu secara eksplisit lewat pornografi dan prostitusi atau secara implisit lewat siulan-siulan lelaki hidung hitam putih (baca: belang). Kalau seorang wanita mengenakan rok mini, bukankah itu sama saja menegaskan kalau wanita ini siap menjadi objek syahwat pria? Kalau seorang wanita mengenakan rok mini, bukankah itu sama saja membuka dirinya terhadap pelecehan para pria (baik implisit maupun eksplisit)?

Di tengah-tengah perjuangan para wanita untuk mendapatkan kesetaraan hak terhadap para pria, bukankah mengenakan rok mini justru bersifat kontraproduktif? Saat para wanita ingin dinilai dari kemampuannya, bukankah mengenakan rok mini justru membuat para pria menilai wanita dari banyaknya kulit yang diperlihatkan? Saat para wanita bersikeras untuk mendapatkan penghargaan yang sama dengan para pria, bukankah mengenakan rok mini jelas-jelas akan membuat wanita tetap dihargai dari sudut pandang syahwat semata?

Kenapa pakai rok mini, Kakak? Dengan penalaran yang saya lakukan di atas, sulit bagi saya untuk menerima alasan Kakak memakai rok mini. Dengan begitu, sulit pula bagi saya untuk mendukung Kakak saat Kakak ingin mengenakan rok mini. Walaupun Kakak bersikeras atas nama kebebasan, saya justru berpikir kebebasan yang Kakak inginkan ini salah arah.

Apakah Kakak hanya ingin mengikuti trend? Apakah Kakak terpengaruh opini para pembela kebebasan? Apakah Kakak terpengaruh media dengan berbagai iklan mode yang provokatif dan proaktif itu? Apakah Kakak rela menjadi objek syahwat pria demi trend, kebebasan, atau iklan mode itu?

Akhirnya saya harus bertanya kembali. Kenapa mau (dan masih) pakai rok mini, Kakak?

Update [29 Mei 2012]
Perihal otak kotor, jawaban saya selaras dengan apa yang saya kutip di bawah ini:
Otak kami yang kotor? Ayolah, jika saja para lelaki diciptakan tanpa nafsu, maka sudah lama manusia punah.. Sudah kodratnya laki-laki akan tergerak nafsunya jika melihat paha wanita.. Jika ada lelaki yang dengan gagah berani tepuk dada bilang: tidak tergerak nafsunya saat melihat paha wanita cantik, itu hanya omong kosong agar semakin banyak wanita yang memamerkan pahanya dengan senang hati.. Rok mini, memang diciptakan untuk memancing perhatian (dan nafsu) para lelaki.. Jika kami memang berfikiran kotor dan tak bisa menahan iman, tentu kami akan turun ke jalan mendukung semua wanita untuk memakai rok mini.. Agar makin banyak wanita yang bisa memuaskan nafsu kotor kami.. Jadi, siapakah yang berfikiran kotor dan tidak bisa menahan iman? Para lelaki yang menentang rok mini, atau pendukungnya? Para penentang seks bebas, atau pendukungnya?
Sumber kutipan di atas: http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/05/28/kata-kata-bijak-yang-koplak-dian-jatikusuma/

26 komentar:

  1. bagaimana kalau saya jawab, saya pakai rok mini demi kenyamanan saya pribadi. pakai rok atau celana panjang itu PANAS dan kadang malah berbahaya kalo sampe keserimpet atau nyantol di rantai motor. bukan demi kebebasan beride atau apalah, tapi demi kebebasan gerak dan aktivitas yang bisa menendang opini2 syahwat belaka itu PAS DI MUKA, dan menyatakan bahwa karya atau ide seseorang tidak pantas dinilai dari cara ia berpakaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan setiap orang berhak atas kebebasannya untuk memilih pakaian. Sayangnya saya lebih banyak melihat wanita yang menggunakan rok mini dianggap sebagai objek yang memanjakan mata dan tentu saja syahwat para pria. Kadang hal ini dilakukan secara eksplisit, kadang implisit. Kadang hal ini dilakukan secara langsung, kadang tidak langsung. Entah berapa kali saya melihat perlakuan yang berbeda terhadap para wanita hanya karena perbedaan kuantitas kain yang menutup kulit.

      Atas dasar itulah tulisan ini saya buat karena apa pun alasannya, mengenakan rok mini seolah memberi ikan ke kucing yang lapar. Ada kucing yang berani menyergap, ada pula yang sungkan. Akan tetapi jelas terlihat bahwa kucing-kucing yang lapar itu ingin memakan ikan tersebut.

      Saya hargai pilihan stroberiHITAM karena tulisan ini pun tidak bermaksud memaksakan sebuah opini. Saya hanya miris melihat para wanita diperlakukan sebagai objek pemuas nafsu pria. Dengan mengenakan rok mini, seolah-olah malah para wanita sendiri yang menjadikan dirinya objek pemuas nafsu ini.

      Hapus
    2. kalo geraknya bebas kenapa nggak pake celana training aja :D

      Hapus
    3. bukannya sengatan matahari tropis ini lebih bahaya ya. ya minimal bisa bikin kulit item. kelamaan kena ya bisa melepuh. eamng rok selutut atau dibawh lutut masih kena rantai ? ngesot naik motornya ya :D atau motor situ belum matic yang gak pakai rantai lagi. masih motor keluaran 80an ? ow ow gak tau lagi kalau itu. sudah tahu sejarah rok mini dan hotpant kah mbak ? baca dulu biar pinter. cari google sana banyak kok. apa dengan rok selutut atau celana pendek selutut gak bisa bebas gerak. oh itu cuma alasan aja.
      btw aku setiap hari pakai celana panjang gak gerah kok dibagian kaki malah tak akui nyaman gak kena panas matahari. makanya kalau pakai celana panjang jangan yang ketat juga

      Hapus
  2. Saya setuju dengan postingan ini, sebagai muslim kita sudah diberi rule oleh Sang Pencipta. Kata Sang Pencipta wanita disuruh menutup auratnya, bukan manusia looh yang bilang begitu melainkan yang menciptakan kita, yang jelas-jelas TAHU BANGET isi kepala kita. Lalu kalau yang menciptakan kita saja sudah bilang begitu mosok kita yang diciptakan masih membantah?. ex : yang menciptakan komputer, dia bilang jangan masukin kompi ke dalam air krn bakalan rusak. lalu tetap ngeyel dimasukin ke air. apa yang terjadi? rusak kan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas masukannya, Mbak NF. Senang ada yang melengkapi tulisan saya dari sudut pandang ajaran Islam. Terus terang dalam tulisan ini saya sengaja tidak menyebut ajaran agama apa pun. Tulisan ini hanya menggunakan logika saya pribadi dan logika saya mengatakan bahwa mengenakan rok mini adalah kontraproduktif seperi yang saya paparkan di atas.

      Hapus
    2. kalau dari sudut pandang saya sebagai wanita, yaa mungkin pikiran saya terlalu cetek, saya malah feel pity or sorry to women which wear short skirt, siapa yang lebih banyak melihat rok mini itu? orang2 yang kita berharga untuk kitakah? atau orang2 yang kita lewati seperti supir angkot, tukang asongan, OB, waitress, etc *imho *tdkbermaksudmerendahkanbutitsfact

      Hapus
    3. Kalau gitu pikiran kita sama-sama cetek, Mbak NF. Tulisan saya ini juga ke arah situ kok. :)

      Hapus
  3. setuju mas. yang lebih keblingernya, pameran celana/caw*t pendek di mall/plaza/ruangan publik yg jelas2 ber ac. Sy sndiri sbg laki2, klo disuruh pake begituan di tmpat ky gitu pasti ga nyaman. Eksistensi n aktualisasi diri yg kebablasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas masukannya. Fokus saya salah satunya memang pada kalimat terakhir itu: "Eksistensi n aktualisasi diri yg kebablasan." :-)

      Hapus
  4. makanya, harusnya pria yg ga beres pikirannya itulah yg berubah... utk yg blg itu "kebablasan", well kebablasan itu relatif, sama aja kaya orang yg pake atribut agama trus dibilang "berlebih", gue jg ga setuju, karena "berlebih" itu relatif... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rok mini terhadap pria itu ibarat ikan terhadap kucing. Setiap pria normal pasti akan tertarik melihat paha yang terpampang. Syahwat itu tetap ada, baik bagi pria dengan pikiran "beres" maupun dengan pikiran "tidak beres". Bedanya hanya pada reaksi dari masing-masing pria. Dan dari berbagai reaksi yang saya lihat, mayoritasnya cenderung melecehkan ketimbang menghargai, baik secara eksplisit maupun implisit.

      Hapus
  5. ah iya, dan menurut gue, bukan masalah aktualisasi doang, tapi memang mereka yang pakai rok mini merasa itu keren, itu statement fashion mereka. tidak akan para wanita itu pakai rok mini kalau menurut mereka itu buruk untuk dipandang. ingat, menurut MEREKA, bukan kita... krn setau gue, penampilan itu berarti banget buat cewe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan kepada "mereka" itulah saya bertanya. Demi trend "mereka" membuka diri untuk pelecehan seksual (implisit/eksplisit)? Untuk menjadi keren itu butuh menunjukan kulit paha (bahkan sampai setinggi selangkangan)? Memangnya trend perlu diikuti terus walaupun pada dasarnya trend ini justru merendahkan wanita?

      Hapus
    2. apparently, iya, menurut mereka. mereka juga sama aja, bisa juga mereka nanya ke kita, kenapa kalian mengatakan tren ini merendahkan, sementara gue sendiri ga berpikiran demikian? sama aja kan? ini masalah prinsip dan selera. kalau lo ngga suka dgn penampilan mereka yang mereka sendiri suka, bisa aja mereka ngga suka dengan penampilan lo yang menurut mereka (menurut mereka lho) ngga enak dipandang. tapi ngga suka beda sama ngelarang dan ngehakimi bahwa ini merendahkan itu tidak. ingat, every man to himself. kecuali kalo udah nyakitin orang lain.

      Hapus
    3. Gw pun sadar bahwa para pemakai rok mini itu gak  merasa direndahkan. Masa' iya ada orang yang secara sadar mau direndahkan orang lain? Tapi gw berani ngomong kalau rok mini itu merendahkan mengacu pada apa yang gw lihat sendiri. Entah berapa cewek dengan pakaian seksi yang gw lihat sedang direndahkan oleh cowok-cowok yang melihat dia. Entah itu dengan siul-siul, ledekan, atau sekedar komentar-komentar tak senonoh di belakang cewek berpakaian seksi itu.

      Pernyataan "merendahkan" itu bukan dari gw, tapi dari para penikmat paha wanita yang terpampang rapi disertai lekuk tubuh (dan mungkin bonus belahan dada). Apakah otak para penikmat paha ini ngeres bin kotor? Mungkin saja. Tapi cowok mana yang gak suka melihat cewek seksi dengan bahan pakaian pas-pasan? Cowok yang sudah dikebiri mungkin?

      As for every man for himself, gw setuju; partially. Gw sih setuju yang penting gak nyakitin orang lain. Tapi yang namanya nyakitin orang lain itu gak selalu langsung. Analogi sederhananya adalah membuang sampah sembarangan. Buang sampah sembarangan gak bisa dibilang nyakitin orang lain secara langsung. Dampak buruknya kerasa saat got mampet, sungai dangkal, dan "genangan" air pun mencapai tinggi puluhan cm.

      Rok mini? Mana ada yang bisa klaim rok mini itu nyakitin orang lain. Nyakitin perasaan sih mungkin aja ya, tapi itu lain cerita. Walaupun rok mini gak nyakitin orang lain, apa iya dampaknya terhadap kehidupan sosial itu gak ada sama sekali?

      Hapus
  6. Saya suka memakai rok mini! Nyaman rasanya, memaika celana atau rok panjang membuat alergi saya kambuh, bentol-bentol diseluruh kaki.
    Mengenai memancing nafsu? Ayolah pemerkosaan terjadi dimana-mana bukan karena pakaian yg kami kenakan tapi karena rasa superior lelaki yang merasa memiliki kontrol atas kami, dan tau kasus pemerkosaan terbanyak terjadi dimana? Arab Saudi dan negara-negara Islam lainnya yang mengharuskan seluruh perempuannya menutup tubuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alergi memakai rok panjang? Ribet juga ya. :)

      Menurut saya yang namanya "memancing nafsu" itu gak selalu berarti "memancing pemerkosaan". Dan mengaitkan pemakaian rok mini LANGSUNG ke pemerkosaan itu lebay. Menurut saya, pemerkosaan itu terjadi karena adanya pihak yang tidak mampu membendung nafsunya dan memilih menyalurkan nafsunya lewat cara yang salah. Kenapa seseorang bisa memiliki nafsu sebegitu besar hingga sulit dibendung? Kenapa seseorang bisa memilih menyalurkan nafsunya lewat cara yang salah? Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, rok mini BISA JADI SALAH SATU FAKTOR yang perlu diperhatikan. Ya, benar. Rok mini hanya salah satu faktor saja. Kalaupun seluruh wanita di dunia ini menutup seluruh bagian tubuhnya, belum tentu kasus pemerkosaan akan hilang begitu saja. Ya, kan?

      Tapi apa kita bisa mengatakan bahwa rok mini tidak memancing nafsu? Rok mini memang tidak secara langsung memancing pemerkosaan, tapi saya yakin rok mini itu secara langsung memancing nafsu. Tentu saja dengan memperhatikan siapa pemakai rok mini itu ya. :)

      Dalam kondisi ideal, yaitu bila pemakai rok mini ini memang wanita *uhuk* menarik bin cantik, rasanya sulit untuk mengatakan kalau rok mini ini tidak memancing nafsu para pria; kecuali untuk pria yang tidak memiliki nafsu terhadap wanita. Kalau kata teman saya yang suka nonton film porno, "cowok mana sih yang gak suka lihat paha?" Saya setuju dengan pernyataan ini. Saya pun yakin teman-teman pria saya yang alim suka melihat paha wanita. Hanya saja orang-orang yang alim ini memilih melihat paha wanita yang dihalalkan bagi mereka.

      Demikian. Terima kasih atas komentarnya. :)

      Hapus
  7. Yang juga tidak disadari oleh pemakai rok mini itu, seringkali korbannya bukan mereka sendiri. Jadi, si lelaki yang tidak mampu menahan hawa nafsunya gara-gara disuguhi pemandangan rok mini, akhirnya melampiaskannya ke orang lain yang lebih inferior dari dirinya, bisa jadi gadis berjilbab, atau anak kecil. Korban-korban perkosaan itu seringkali adalah korban dari perilaku perempuan-perempuan lain yang tidak mau menutup auratnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul juga ya, Bu Dina. Ini yang dimaksud dengan dampak negatif yang bersifat sosial itu ya? Kita dan keluarga kita mungkin saja selamat, tapi belum tentu orang lain selamat. Ibarat buang sampah sembarangan yang bikin banjir sekampung seperti yang dikutip oleh Bu Dina ya? :)

      Tiba-tiba terpikir efek pornografi. Kalau saja semua wanita di Indonesia berpakaian tertutup, tapi akses pornografi itu mudahnya bukan kepalang, angka pemerkosaan tetap saja tidak akan turun. Para konsumen pornografi yang kesulitan membendung nafsunya pun akhirnya mencari pelampiasan ke tempat yang salah. Na'udzubillahi min dzalik.

      Hapus
    2. Bener bangeet.. Karena nafsu yang udah naik, terus perlu dilampiaskan, beberapa orang cenderung malah lari ke pornografi. Dan akhirnya mereka (mungkin)selamanya berada di ketergantungan terhadap pornografi..
      Kami melihat, tertarik, gak ada tempat penyaluran, lari ke pornografi, dan semua berputar kembali.

      Hapus
    3. Masih "beruntung" kalau hanya berhenti di pornografi. Yang menjadi masalah adalah saat pornografi tidak lagi memadai sehingga perlu disalurkan lewat aksi. Aksi mesum ini yang pada akhirnya memiliki dampak sosial yang negatif; entah itu seks bebas atau bahkan pemerkosaan.

      Hapus
  8. begini saja, seandainya saja anda punya anak perempuan cantik, anak anda memakai rok mini, geyalgeyol dan sebagainya, yah mau ndak mau, suka ndak suka (di dunia yang nyata ini) dia dijadikan objek pemandangan mata banyak lelaki, bagaimanakah anda seorang ibu? saya rasa jika anda jawab pertanyaan saya ini akan mencerminkan seberapa sayang anda dengan keluarga anda , termasuk anda sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. "... mau ndak mau, suka ndak suka (di dunia yang nyata ini) dia dijadikan objek pemandangan mata banyak lelaki..."

      My point exactly. Dan saya rasa perlu ditekankan juga bahwa terlalu naif bila kita berharap para pria itu tidak berpikiran ngeres. Lha wong cowok normal... Masa' iya gak boleh "seneng" lihat paha cewek cantik bin seksi.

      Hapus
  9. perlu diketahui oleh kaum wanita, salah satu penyebab pria bejad, adalah wanita tak bermoral.

    aurat wanita ibarat suatu benda yg berharga. wanita jalan dengan rok mini, topless, seksoy. Sama aja kyk org jalan sambil pamer duit seabreg, pake mobil ber-cat emas 24 karat. anak kecil main kelereng dari mutiara.
    Semua itu bikin org "pengen megang, pengen nyentuh, pengen ngeraba, atau sampai nyuri".

    laki2 dilarang ngeres? ini bukan ngeres, pria langsung melotot liat paha mulus, itu alami.

    BalasHapus
  10. Kalau ditelusuri ide dasar memakai rok mini adalah Pamer, Pamer merupakan salah satu bentuk kesombongan. Sifat sombong tergolong perilaku yang tidak baik. Sesuatu yang tidak akan mendatangkan hal yang tidak baik pula.

    BalasHapus