Kamis, 28 Februari 2019

Merumuskan Prinsip-Prinsip #AgileParenting

Salah satu akar masalah dalam parenting adalah tidak adanya prinsip yang jelas. Tanpa prinsip, risiko terjadinya kekacauan akan semakin tinggi karena parenting dilakukan tanpa batas-batas yang jelas. Prinsip dalam parenting seharusnya menjadi hal yang penting karena hal itu akan menentukan metode yang kita pilih dalam  parenting. Tidak hanya itu, prinsip juga menjadi indikator bahwa parenting memiliki arah atau tujuan yang jelas, bukan sekadar mengikuti arus, sehingga hasilnya akan lebih baik.

Dalam Agile Parenting pun seharusnya prinsip itu ada. Kumpulan value dalam sebuah manifesto sungguh jauh dari cukup untuk bisa diterapkan dalam hidup. Sudah selayaknya manifesto tersebut diturunkan menjadi kumpulan prinsip-prinsip yang dapat membantu kita menentukan metode yang tepat untuk menerapkan value dalam manifesto tersebut. Permasalahannya adalah menemukan prinsip itu bukanlah hal yang mudah.

Saya sempat bertanya ke beberapa orang tua terkait prinsip mereka dalam parenting, tapi saya belum mendapatkan hasil yang memadai. Sebagian bahkan masih menyamakan prinsip dengan tujuan. Akhirnya saya kembali ke Agile Manifesto for Software Development dan mencoba menggali prinsip-prinsip yang relevan. Saya kembali dengan prinsip-prinsip di bawah ini:
  1. Happiness is the primary measure of success in raising children.
  2. Our highest priority is nurture self-efficacy within our children.
  3. Embrace changes in our children to help them reach their full potential.
  4. Make time to interact with our children as frequently as possible.
  5. Parents and children should work together as a team.
  6. Parenting is about motivating instead of directing. Support and trust our children to do what needs to be done.
  7. The most effective and efficient form of interaction is face-to-face conversation.
  8. Parenting should be consistent indefinitely.
  9. There is no one right way of parenting. Continuous attention to good parenting practices enhances agility.
  10. Simplicity, the art of parenting without draining all our energy, is essential.
  11. Both parents should actively involved in parenting.
  12. Even parents make mistakes. At regular intervals, reflect on how to be better and adjust accordingly.
Versi bahasa Indonesianya di bawah ini:
  1. Kebahagiaan adalah ukuran utama kesuksesan dalam membesarkan anak-anak.
  2. Prioritas utama kita adalah menumbuhkan kemandirian dalam diri anak-anak kita.
  3. Rangkul perubahan yang muncul dalam diri anak-anak kita untuk membantu memaksimalkan potensi mereka.
  4. Cari waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak kita sesering mungkin.
  5. Orang tua dan anak-anak harus bekerja sama sebagai tim.
  6. Mendidik anak berarti memotivasi, bukan memerintah. Dukung dan beri kepercayaan bagi anak-anak kita untuk melakukan apa yang perlu mereka lakukan.
  7. Bentuk interaksi paling efektif dan efisien adalah tatap muka.
  8. Mendidik anak harus konsisten tanpa batas waktu.
  9. Tidak ada satu cara yang benar dalam mendidik anak. Perhatian yang berkelanjutan terhadap metode parenting yang baik akan membuat kita lebih tangkas.
  10. Kesederhanaan, seni mendidik anak tanpa menghabiskan energi kita, adalah kunci.
  11. Kedua orang tua harus terlibat aktif dalam mendidik anak.
  12. Bahkan orang tua berbuat salah. Secara periodik, pikirkan bagaimana menjadi lebih baik dan lakukan perubahan yang dibutuhkan.
Ingin rasanya segera menjadikan prinsip-prinsip itu menjadi bagian dari Agile Parenting, tapi tentunya belum lengkap kalau belum mendengar pendapat dari orang tua yang lain terkait hal ini. Jadi, ada masukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar