Minggu, 27 Desember 2009

Berperilaku Baik di Twitter

Hal-hal yang perlu saya ingat ketika nge-tweet di Twitter:
  1. Jangan gunakan RT (Retweet) jika saya bermaksud Reply. Bila dianalogikan dengan email, RT berarti forward; bukan reply. Gunakan tombol reply ketika saya ingin membalas tweet. Saya mungkin perlu menambahkan sedikit petunjuk mengenai reply saya. Contohnya saya dapat menambahkan "re: Dopod 838" saat saya membalas tweet yang terkait dengan Dopod 838.
  2. Jangan berharap orang RT tweet saya. Ini seperti mengharapkan orang-orang untuk mem-forward email saya. Followers saya cukup pintar untuk memutuskan apakah tweet saya layak untuk di-RT atau tidak.
  3. Jangan mengharapkan orang menjawab reply saya atau memberikan respon ketika saya menyebut mereka dalam tweet saya; terutama ketika kondisi ini terkait dengan tweep (pengguna twitter) dengan jumlah followers yang banyak. Jika saya benar-benar ingin mereka memberikan respon, saya bisa mencoba mengirim mereka DM (Direct Message) sebagai gantinya.
  4. Jangan mengeluh jika timeline saya HANYA dipenuhi tweet dari beberapa tweep saja. Beberapa orang mengatakan bahwa itu berarti saya perlu follow lebih banyak tweep. Jika saya tidak bisa melakukan itu, saya bisa menggunakan fitur lists untuk memisahkan tweep yang "terlalu" sering nge-tweet. Alternatif lain adalah dengan menggunakan Brizzly (brizzly.com) untuk menyembunyikan tweet dari tweep terkait.
  5. Gunakan tag jika saya ingin bergabung dengan tweep lain. Dengan cara ini saya bisa membuka diri pada para tweep dengan minat serupa. Menemukan tweep lain dengan minat yang sama adalah tujuan utama bersosialisasi lewat Twitter.
  6. Gunakan fitur pencarian untuk menemukan tweet yang sesuai minat saya. Yang perlu diingat adalah fungsi pencarian ini hanya mencari tweet untuk kurun waktu tertentu. Seorang tweep pernah mengatakan kepada saya bahwa fungsi pencarian hanya mencari tweet untuk kurun waktu dua minggu ke belakang.
  7. Twitter bukanlah kehidupan kita yang sebenarnya. Tidak peduli berapa banyak hal yang ingin saya bagi melalui Twitter, itu masih tidak lebih penting daripada menghabiskan waktu Anda dalam kehidupan nyata. Saya teringat sebuah artikel berita tentang seorang ibu yang tidak bisa berhenti mengakses Twitter ketika anaknya sedang sekarat. Mungkin dia hanya ingin mendapatkan dukungan selama masa-masa sulitnya. Sayangnya hal ini dapat menjadi masalah jika tweet dia menjadi lebih penting daripada anaknya.
Saya rasa saya perlu mengikuti lebih banyak lagi. : D

1 komentar:

  1. Informasi yang bagus.. :)
    menambah pengetahuan saya di twitter..

    BalasHapus