Dia yang nyelip, dia yang oleng, dia yang nyungsruk, dia yang marah. Berkendara tidak hati-hati tapi justru merasa orang lain yang harus lebih hati-hati. Jalanan seharusnya milik bersama tapi justru hanya orang lain yang harus mengalah. Sopan santun berkendara tertinggal di rumah. Yang dibawa dalam perjalanan hanya keegoisan semata. Bajingan!
Pengendara motor itu memang egois dan tidak tahu sopan santun. Mendahului dari berbagai sisi, melawan arus kendaraan seenak dengkulnya sendiri, menerobos lampu merah tanpa basa basi, memotong jalan orang tanpa permisi, dan berbagai bentuk keegoisan berkendara sudah menjadi citra para pengendara motor. Citra buruk ini yang membuat para pengendara kendaraan roda empat atau lebih (terutama mobil pribadi) memilih untuk mengalah dan membiarkan para pengendara motor itu semakin menggila. Bajingan!
Saya yakin tidak sedikit pengendara mobil yang lebih memilih mengalah dibandingkan harus berurusan dengan pengendara motor. Bagaimana tidak? Dalam sebuah kecelakaan antara mobil dan motor, kemungkinan besar pihak yang dinyatakan bersalah adalah pengendara mobil. Walaupun kecelakaan itu merupakan akibat dari kecerobohan pengendara motor, masyarakat pada umumnya tetap menyalahkan pengendara mobil. Ini pun salah satu faktor yang membuat para pengendara motor itu semakin menggila. Mereka dipenuhi kesombongan karena merasa dirinya akan dibela dalam kondisi apa pun. Bajingan!
Kombinasi dari sifat sombong dan egois itu yang membuat para pengendara motor itu terus tumbuh menjadi kumpulan bajingan. Hal ini berlaku benar terutama bagi mereka yang merasa dirinya hebat dan gemar tancap gas. Motor mereka modifikasi sedemikian rupa sehingga (mereka pikir) menyerupai motor balap. Jalan raya pun mereka jadikan arena balap. Setiap kendaraan mereka jadikan lawan tanding yang harus disalip walau harus mengorbankan nyawa. Sayangnya yang menjadi korban seringkali tidak hanya nyawa mereka sendiri, tapi juga nyawa orang lain. Bajingan!
Untunglah tidak semua pengendara motor itu bajingan. Masih ada pengendara motor yang mematuhi peraturan dan berkendara dengan penuh sopan santun. Masih ada pengendara motor yang memikirkan akibat dari cara berkendara yang sembrono sehingga mereka pun lebih berhati-hati.
Pada kenyataannya memang bukan pengendara motor yang merupakan bajingan. Bajingan-bajingan sombong dan egois ini ada di mana-mana. Ada yang berwujud pengendara motor, ada yang berwujud pengendara motor gede, ada yang berwujud pengendara mobil, ada yang berwujud pengendara angkutan umum, ada yang berwujud pengendara truk, dan berbagai wujud lain. Tidak semua pengendara motor itu bajingan, tapi sebagian bajingan itu ada dalam wujud pengendara motor.
Bajingan-bajingan itu mungkin akan terus ada sampai akhir dunia ini. Kalau Anda adalah salah satunya dan masih memiliki sedikit kesadaran akan sopan santun dan toleransi, maka berubahlah. Saya yakin dunia ini akan menjadi tempat yang lebih nyaman bila jumlah bajingan di dunia ini berkurang.
hoo.. setuju2 pak..
BalasHapusmohon izin untuk di bookmark..
cukup eye catching judulnya oom. saya yakin mastejo sependapat 125% dgn oom amir hehe
BalasHapusMbak Dewi ... Mbak Dewi. You always popped-up out of nowhere. :D Saya sampe mikir siapa itu "mastejo". :P
BalasHapusinget dulu juga ente bermotor khan, jangan2 dulu juga nyalahin "Bajingan Bernama Pengendara Mobil" :D
BalasHapusSaat ini saya masih mengendarai motor dan masih sering menemukan pengendara motor yang tidak tahu sopan santun. Saya pun sering mengendarai mobil dan tentunya sering menemukan pengendara mobil yang tidak tahu sopan santun berkendara. Tulisan ini bukan masalah motor atau mobil, tapi justru watak pengendaranya.
BalasHapusTulisan ini tidak pernah bermaksud menyalahkan siapa pun, tapi justru bermaksud untuk introspeksi. Sebagai penulis, saya adalah orang pertama yang membaca tulisan ini. Jadi saya yang menjadi orang pertama untuk melakukan introspeksi terhadap cara saya mengemudi. Saya berharap semua orang lebih tahu sopan santun saat mengemudi dan harapan itu saya wujudkan dari diri saya sendiri.
Pak, saya mohon izin meletakkan catatan ini di account facebook saya, boleh saya copy paste berikut nama Anda atau hanya boleh linknya saja? Thanks untuk responsnya.
BalasHapus@Gorga:
BalasHapusSilakan disebarkan ke mana saja. Saya tidak keberatan bila nama saya dicantumkan, tapi saya rasa mencantumkan link saja sudah cukup. Terima kasih.