Minggu, 21 Agustus 2011

6 Tahun Terlewati

20 Agustus 2011. 6 tahun sudah saya menikah dengan Ratna Aditia. Berbagai suka dan duka sudah kami lewati bersama. Roda pernikahan kami sudah berputar berkali-kali. Kebahagiaan pada puncaknya sudah kami rasakan, kesedihan pada puncaknya (atau lembahnya?) pun sudah kami rasakan; berkali-kali. Ada banyak pengalaman baru yang kami alami bersama, baik manis maupun pahit. Semua itu pada akhirnya membentuk hubungan yang kuat di antara kami.

Ucapan Selamat dengan Photo-tagging
Hubungan yang kuat? Betul sekali. Kekuatan hubungan antara saya dan istri saya setelah enam tahun menikah terasa sekali bedanya bila dibandingkan dengan waktu awal pernikahan. Kenapa begitu? Bukankah di awal pernikahan itu justru suami dan istri sedang on fire? Memang begitu. Hanya saja kemesraan di awal pernikahan itu tidak menandakan hubungan yang kuat. Justru pasangan pengantin baru itu lebih identik dengan kelabilan daripada kestabilan.

Setelah 6 tahun menikah, banyak hal yang berubah ke arah yang lebih baik. Kepentingan bersama senantiasa berada di posisi lebih tinggi dibandingkan kepentingan pribadi masing-masing. Mulai dari kepercayaan, keterbukaan, rasa saling mengerti, kemauan untuk mengalah, sampai kestabilan emosi, karakter saya dan istri saya berkembang menjadi lebih dewasa. 6 tahun adalah waktu yang signifikan untuk membentuk perubahan-perubahan yang baik ini.

Pernikahan justru membantu kita menjadi lebih dewasa ...
Menjadi dewasa setelah menikah? Benar sekali. Saya pernah menuangkan pendapat saya mengenai menjadi dewasa setelah menikah lewat tulisan Maturity Through Marriage. Kita memang memerlukan tingkat kedewasaan tertentu untuk menikah, namun proses menjadi dewasa itu tidak pernah berhenti; apalagi hanya dengan pernikahan. Pernikahan justru membantu kita menjadi lebih dewasa seiring waktu yang kita lalui untuk menyelaraskan kebutuhan dan kepribadian kita dengan pasangan kita.

Salah satu perubahan yang paling terasa adalah dari sisi keterbukaan dan kepercayaan. Kenapa "paling terasa"? Karena sebelum menikah saya adalah orang yang sangat tertutup; terutama saat ada masalah. Saya seringkali menyimpan masalah yang saya hadapi di dalam hati saya dan berusaha mengatasinya sendiri. Sifat tertutup saya ini menjadi sumber konflik dalam pernikahan saya. Namun semua itu berubah setelah saya belajar untuk lebih terbuka dan mulai banyak menceritakan masalah-masalah saya kepada istri saya.

Anger management pun jauh membaik. Rasanya di awal pernikahan itu konflik mudah sekali muncul. Selisih pendapat mudah sekali terpicu. Pertengkaran mudah sekali terjadi. Awal pernikahan itu benar-benar on fire. Bukan hanya dari sisi kemesraan, tapi juga dari sisi emosi. Betapa mudahnya emosi itu terpancing karena adanya ketidakcocokan di antara saya dan istri saya. Untungnya setelah bertahun-tahun menikah, kami menjadi lebih mampu mengendalikan emosi dan melangkah lebih jauh untuk saling memahami.

Masih banyak lagi perubahan baik yang dapat saya ceritakan, tapi saya rasa intinya sudah tersampaikan lewat beberapa contoh di atas. Yang pasti perjalanan saya bersama istri saya masih panjang. Masih banyak pengalaman baru yang akan kami temukan, masih banyak perubahan-perubahan baik yang dapat kami capai. Satu hal yang pasti, 6 tahun pernikahan saya adalah sesuatu yang patut saya syukuri.

Hubungan saya dan istri saya memang jauh lebih kuat setelah 6 tahun menikah, tapi itu bukan berarti hubungan kami 100% "aman". Pasangan-pasangan dengan usia pernikahan yang jauh lebih tua dari kami pun masih mungkin berpisah, apalagi kami yang baru menikah selama 6 tahun. Perjalanan kami memang benar-benar masih panjang.

Akan tetapi, kami tetap optimis (atau mungkin hanya saya yang optimis?) bahwa hubungan kami dapat bertahan sampai kehidupan akhirat. Berbagai masalah telah kami lewati, berbagai konflik telah kami atasi; baik kecil maupun besar. Ada banyak pelajaran yang tersirat dan tersurat saat menjalani berbagai masalah dan konflik tersebut. Dapat saya katakan bahwa amunisi kami cukup untuk membombardir setiap masalah yang akan datang di masa depan.

20 Agustus 2011. 6 tahun pernikahan sudah terlewati. Puluhan tahun pernikahan masih menanti. Semoga hubungan saya dan istri saya langgeng sampai di surga nanti. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar