Senin, 31 Mei 2010

How to Train Your (Viking) Son (2)

Sambungan dari: http://asyafrudin.blogspot.com/2010/05/how-to-train-your-viking-son.html

Walaupun semakin ditentang oleh ayahnya, sikap positif Hiccup tidak berhenti. Hiccup justru semakin bertekad untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa menjadi seorang Viking dengan caranya sendiri; tidak dengan cara dan budaya orang Viking pada umumnya. Perjuangannya membuahkan hasil karena akhirnya ayah Hiccup mau menerima Hiccup apa adanya; lebih tepatnya menerima dengan penuh kebanggaan.

Saya yakin banyak orang pernah mengalami hal yang serupa, baik sebagai Hiccup maupun sebagai Stoick. Akan tetapi tidak semua orang yang mengalami hal ini juga menemukan akhir yang bahagia seperti cerita Stoick dan Hiccup. Kadang perselisihan -atau lebih tepatnya kurangnya sikap saling mengerti- antara ayah dan anak itu berujung pada hubungan yang tidak harmonis.

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari film tersebut dan bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menjaga keharmonisan hubungan ayah-anak. Dalam hal ini, masing-masing ayah dan anak memiliki peran yang vital. Keharmonisan hubungan ayah dan anak hanya bisa terbentuk dengan rasa pengertian dan kepedulian dari ayah terhadap anak dan dari anak terhadap ayah; dua arah.

Seorang ayah yang sukses tentu berharap anaknya pun mengikuti jejak kesuksesannya. Ini adalah kesalahan umum yang dilakukan seorang ayah. Seorang ayah hendaknya menyadari bahwa anaknya tidak sama dengan dirinya. Seorang anak memiliki jalan hidup yang berbeda dengan ayahnya. Seorang dokter yang sukses bisa jadi memiliki anak dengan bakat seni yang hebat. Seorang pegawai negeri yang sukses bisa jadi memiliki anak dengan bakat wiraswasta yang kuat. Setiap ayah harus bisa berhenti meletakan beban "menjadi seperti ayah" di pundak anaknya.

Seorang ayah berperan penting dalam membantu menemukan potensi yang dimiliki oleh anaknya. Setelah potensi itu ditemukan, ayah berperan untuk membantu anaknya mengasah potensi tersebut. Dengan begitu, kolaborasi ayah dan anak ini akan membentuk seorang pemuda dengan kemampuan yang hebat sesuai bakat dan minatnya sendiri; bukan sesuai bakat dan minat ayahnya sendiri.

Seorang ayah perlu membiarkan anaknya mencoba banyak hal yang menarik minatnya. Kalaupun pilihan anak itu salah, biarkan mereka mengambil pilihan itu. Salah memilih itu dapat menjadi pelajaran yang berharga untuk anak-anak. Yang perlu dijaga oleh para ayah adalah jangan sampai kesalahan yang dilakukan itu adalah kesalahan yang fatal.

Bersambung ...

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/document/Vd7jfwYC/HowToTrainYourVikingSon.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar