Selasa, 11 Mei 2010

Tiga Tahap Pertumbuhan Anak Laki-Laki

Steve Biddulph dalam bukunya Raising Boys membagi tahap pertumbuhan anak laki-laki menjadi 3 (tiga) yang dibagi berdasarkan usia. Ketiga tahap tersebut adalah:
  1. Dari kelahiran sampai enam tahun.
  2. Dari enam sampai tiga belas tahun.
  3. Dari tiga belas tahun sampai seterusnya.
Steve Biddulph membahas banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam masing-masing tahap tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain perbedaan jenis kelamin, peran ibu, peran ayah, peran anggota keluarga lainnya, dan berbagai dimensi lain dalam merawat dan mendidik anak laki-laki baik. Aspek-aspek itu dibahas dari sudut pandang eksternal (lingkungan sekitar anak laki-laki) dan sudut pandang internal (sudut pandang anak laki-laki itu sendiri).

Terlepas dari itu, tulisan saya ini justru lebih cenderung membahas peran orang tua (ayah dan ibu) dalam mendidik anak laki-laki menurut tahap-tahap yang dikemukakan oleh Steve Biddulph di atas. Tujuannya adalah untuk membandingkan paparan Steve Biddulph dalam bukunya itu dengan pengalaman pribadi saya mendidik 2 (dua) laki-laki luar biasa bersama istri saya.

Steve Biddulph menyebutkan bahwa sejak kelahiran sampai usia enam tahun, peran Ibu dalam mendidik anak laki-laki itu sangat besar. Pada enam tahun pertama hidup mereka, anak laki-laki belajar mengenai kelembutan dari ibunya. Hal ini harus saya akui kebenarannya karena selembut apa pun sikap saya, istri saya tetap terlihat lebih lembut dalam menyikapi anak-anaknya. Walaupun kenyataannya kedua anak laki-laki kami adalah orang-orang yang lumayan keras kepala.

Mengajarkan anak-anak mengenai kelembutan ini pada dasarnya bukan bermaksud untuk menjadikan anak laki-laki menjadi lembek. Justru sikap lembut itu menggambarkan apa arti kedekatan dan cinta bagi anak laki-laki. Seiring banyaknya interaksi antara ibu dan anak laki-laki, mereka semakin mengerti bagaimana cara mendekat dan mencintai. Hal ini merupakan dasar keterampilan sosial yang dibutuhkan anak laki-laki dalam berinteraksi dengan dunia luar saat mereka besar nanti.

Dalam hal kedekatan dan cinta, saya (sebagai ayah) mungkin tidak bisa berperan banyak. Selembut apa pun sikap saya, saya pribadi memilih untuk mengambil peran sebagai orang tua yang tegas. Saat anak-anak saya sudah mulai rewel dan tidak bisa lagi mendengarkan kata-kata ibunya, saya akan (dan harus) turun tangan. Walaupun begitu, sikap tegas saya sebagai ayah tetap harus dibatasi. Saya dan istri saya masih mengutamakan kelembutan dalam mendidik anak-anak saya. Dan saat ketegasan saya akan melewati batas toleransi itu, istri saya yang pasti mengingatkan saya agar saya mengendur.

Bersambung ...

--
Versi PDF: http://www.4shared.com/document/ez1IdbOm/TigaTahapPertumbuhanAnakLakiLa.html

2 komentar:

  1. bagus,tapi knp bersambung??

    BalasHapus
  2. Lanjutannya sudah saya publish: bagian 2 dan bagian 3. Tulisannya agak panjang jadi sengaja saya pecah menjadi 3 blog post.

    BalasHapus